Dari Haaland sampai Ortega, Hero Manchester City Dekati Kampiun Liga Inggris
Berkat kalahkan Tottenham, Manchester City sepenuhnya memimpin perburuan gelar Liga Inggris.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LONDON, RABU – Erling Haaland dan Stefan Ortega muncul sebagai hero bagi Manchester City untuk akhiri kutukan sekaligus meraup kemenangan di kandang Tottenham Hotspur, Rabu (15/4/2024) dini hari WIB. Keunggulan 2-0 The Citizens atas Spurs membawa mereka memuncaki klasemen jelang hadapi pekan pamungkas Liga Inggris musim ini.
Haaland disambut nyanyian dari ribuan pendukung City di tribune tim tamu ketika ditarik keluar lapangan untuk diganti Julian Alvarez di menit 90+4. Ia mencetak brace atau dua gol penentu tiga poin City melalui sontekan di menit ke-51 dan eksekusi penalti nan bersih pada menit 90+1. Haaland mencetak gol melalui dua peluang terbaiknya.
Itu adalah gol ke-26 dan 27 bomber asal Norwegia itu di Liga Inggris 2023-2024. Jumlah itu mendekatkan Haaland untuk merebut trofi sepatu emas Liga Inggris dalam dua musim perdananya membela City. Torehan gol Haaland itu sulit dilampaui gelandang serang Chelsea, Cole Palmer, yang baru menciptakan 21 gol dengan sisa dua gim.
Haaland akan mengikuti jejak Alan Shearer, Michael Owen, Thierry Henry, Robin van Persie, Harry Kane, dan Mohamed Salah yang bisa menahbiskan diri sebagai pencetak gol terbanyak Liga Inggris dalam dua musim beruntun. Secara total, Haaland juga telah menghasilkan 38 gol untuk City di seluruh kompetisi musim ini.
Selain gol dari Haaland, kiper pengganti City, Ortega, menyajikan tiga penyelamatan yang berpotensi seharga trofi Liga Inggris. Meskipun masuk di menit ke-69 untuk menggantikan Ederson Moraes, Ortega tak menyia-nyiakan kepercayaan Manajer City Pep Guardiola untuk memasukkannya.
Keputusan Guardiola mengganti penjaga gawang dilakukan setelah Ederson mengalami benturan di kepala ketika berduel dengan bek Spurs, Cristian Romero, di menit ke-63. Setelah mendapatkan perawatan sekitar empat menit, Ederson sempat melanjutkan pertandingan selama dua menit.
Ederson menunjukkan kekecewaan akibat ditarik keluar. Ia tidak menatap Guardiola yang berusaha menjelaskan keputusan itu di sisi lapangan. Selanjutnya, kiper berkebangsaan Brasil itu menendang kotak botol air minum di area teknis City. Matheus Nunes, gelandang City yang berada di bangku cadangan, berusaha menenangkan Ederson.
“Ederson tidak mengalami cedera, tetapi ia memiliki masalah di matanya. Ia tidak bisa melihat secara jelas, jadi dokter berkata saya harus menggantinya,” ungkap Guardiola mengenai keputusannya itu kepada BBC. Usai benturan itu, ada pembengkakan di bawah mata kanan Ederson.
Tugas kami belum berakhir. Kami akan bersiap untuk menghadapi satu final lagi melawan West Ham demi membuat sejarah untuk klub hebat ini.
Di tengah kemarahan Ederson, Ortega menunjukkan dirinya pantas menjaga gawang City di laga-laga penting. Baru beberapa detik di lapangan, Ortega langsung melakukan penyelamatan dengan pahanya untuk menghalau tembakan pemain Spurs, Dejan Kulusevski. Pada menit ke-80, ia kembali menghalau tembakan Kulusevski dari sudut sempit di sisi kiri gawangnya.
Performa brilian Ortega ditegaskan dengan penyelamatan super pentingnya untuk menghadang peluang terbaik Spurs lewat sepakan sang kapten, Son Heung-min, di menit ke-86. Ortega dengan tenang menghadapi situasi satu lawan satu melawan Son yang memanfaatkan kesalahan bek City, Manuel Akanji. Ortega menghalau tembakan Son dengan merentangkan kaki kanannya.
Menyaksikan situasi itu, Guardiola pun sudah pasrah. Ia sampai duduk dan terjatuh di sisi lapangan. Juru taktik asal Spanyol itu bisa bangkit setelah melihat penyelamatan penting Ortega yang disambut tepuk tangan dari suporter City.
“Stefan Ortega benar-benar luar biasa. Kami memiliki kiper terbaik di dunia,” ujar gelandang City, Rodri, seusai laga kepada Sky Sports.
Kendali juara
Dengan kemenangan pertama di kandang Spurs dalam lima musim terakhir, City memegang kendali juara. City berada di puncak klasemen dengan 88 poin, sedangkan Arsenal di peringkat kedua memiliki 86 poin.
Kemenangan atas West Ham di Stadion Etihad, Minggu (19/5/2024) mendatang, akan membantu City merengkuh gelar Liga Inggris keempat beruntun. The Citizens bakal menorehkan tinta emas baru sebagai tim pertama menguasai Liga Inggris selama empat musim beruntun.
Di sisi lain, jika Arsenal gagal mengalahkan Everton pada laga pamungkas musim ini di Stadion Emirates, City bisa juara dengan apa pun hasil duel kontra West Ham. Adapun apabila City dan Arsenal menutup musim dengan koleksi poin setara, “Si Meriam” lebih berpeluang menjadi juara.
Hal itu disebabkan Arsenal unggul selisih gol yang menjadi penentu posisi akhir bagi tim-tim yang memiliki poin setara di Liga Inggris. Arsenal mengemas selisih gol +61. City bermodal selisih gol +60.
Kyle Walker, bek sayap kanan City, mengakui timnya tidak bermain dengan penampilan seperti biasanya di markas Spurs. City kalah penguasaan bola dan kreasi tembakan dari Spurs. Mereka hanya mengoleksi 43 persen penguasaan bola dan delapan tembakan, sedangkan tim tuan rumah menorehkan 57 persen penguasaan bola dan 10 tembakan.
“Laga ini sangat sulit karena besarnya emosi yang dirasakan, tetapi teman-teman melakukan pekerjaan dengan baik. Tugas kami belum berakhir. Kami akan bersiap untuk menghadapi satu final lagi melawan West Ham demi membuat sejarah untuk klub hebat ini,” tutur Walker dilansir BBC.
Sementara itu, kekalahan dari City membuat kans Spurs berlaga di Liga Champions musim depan dipastikan pupus. “Si Lili Putih” mengumpulkan 63 poin dari 37 gim, sehingga mereka sudah tidak bisa melewati koleksi 68 poin milik Aston Villa di peringkat keempat.
Sebaliknya, misi Spurs di pekan penutup musim adalah menjaga posisi kelima agar bisa merebut tiket partisipasi ke Liga Europa musim depan. Setidaknya Spurs butuh satu poin ketika bertandang ke markas Sheffield United, Minggu nanti.
“Kami kalah sehingga saya merasa kecewa. Kami masih memiliki satu gim melawan Sheffield dan kami pastikan harus menang,” kata Manajer Spurs Ange Postecoglou kepada Sky Sports.
“Saya pikir di posisi mana pun kami finis, itu adalah refleksi adil dari hasil penampilan kami selama musim ini,” tambahnya.