Tak ada yang bisa dibanggakan MU di Liga Inggris musim ini. Mereka di ambang ciptakan rekor-rekor buruk baru.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LONDON, SELASA — Menelan 13 kekalahan di Liga Inggris dan kebobolan 81 gol di seluruh kompetisi musim ini adalah dua rekor terburuk yang dicatatkan Manchester United seusai dihancurkan Crystal Palace, 0-4, Selasa (7/4/2024) WIB, di Stadion Selhurst Park, London. Dengan menyisakan tiga gim Liga Inggris, MU pun terancam akan keluar dari persaingan zona Eropa.
Sebagai penguasa kompetisi Inggris di era Liga Primer yang dimulai pada 1992-1993, mengalami 13 kali kalah dalam satu musim adalah catatan kekalahan terbanyak MU. Performa ”Setan Merah” di musim ini seakan meruntuhkan status ”raja” di Inggris yang telah meraih 13 trofi Liga Primer Inggris, lalu tujuh musim duduk sebagai peringkat kedua.
Jumlah kekalahan itu pun masih bisa bertambah. Pasalnya, MU masih ditunggu tiga pertandingan akhir yang sulit. Mereka akan menjamu Arsenal pada Minggu (12/5/2024) dan Newcastle United pada Kamis (16/5/2024) di Stadion Old Trafford. Bruno Fernandes dan kawan-kawan menutup musim dengan bertandang ke markas Brighton & Hove Albion pada 19 Mei 2024.
Arsenal dan Newcastle tentu memburu kemenangan dari stadion berjuluk ”Teater Impian” itu karena memiliki kepentingan masing-masing. ”Si Meriam” ingin mempertahankan posisi puncak klasemen, sedangkan Newcastle masih berjuang masuk ke posisi lima besar.
Tanda-tanda MU telah tenggelam ke titik nadir ialah kepayahan mereka meredam peluang lawan. Di musim ini, Setan Merah telah menghadapi 189 tembakan mengarah ke gawang. Hanya ada empat tim yang memiliki catatan lebih buruk, yaitu Sheffield United (248), Burnley (229), West Ham United (228), dan Luton Town (207).
Crystal Palace, yang duduk di peringkat ke-14, tampil seperti Manchester City yang bertubi-tubi melepaskan tembakan ke gawang MU yang dikawal Andre Onana. Sebanyak 10 tembakan tepat sasaran dihasilkan Palace dengan koleksi 1,75 expected goals (xG). Koleksi empat gol yang bersarang di gawang MU menunjukkan efektivitas gemilang Michael Olise dan kawan-kawan.
Brace dari Olise (menit ke-12 dan menit ke-66) dan satu gol dari Jean-Philippe Mateta (menit ke-40) dan Tyrick Mitchell (menit ke-58) juga membuat MU hanya berjarak tiga gol lagi untuk melampaui rekor kebobolan terburuk di era Liga Primer. Capaian negatif itu tercipta pada musim 2021-2022 ketika kemasukan 57 gol.
Palace pun membuat MU mencatatkan rekor buruk 81 gol di seluruh kompetisi. Catatan negatif itu terakhir kali dan pertama kali tercipta pada musim 1976-1977. 47 tahun silam.
Palace seperti membuat MU layaknya tim para bocah.
Bahkan, rekor yang bertahan nyaris setengah abad itu amat besar peluangnya pecah pada musim ini. MU sudah menjalani sembilan laga terakhir dengan selalu kebobolan. Mereka terakhir tidak kebobolan ketika mengalahkan Everton dengan skor 2-0, 9 Maret 2024.
MU juga berpeluang menciptakan rekor buruk anyar lainnya pada akhir musim 2023-2024. Hal itu bisa terjadi jika mereka mengakhiri catatan selisih gol dengan minus.
Hingga pekan ke-35, mereka mencatatkan selisih gol -3. Kali terakhir Setan Merah kebobolan lebih banyak daripada mencetak gol tercipta pada musim 1989-1990. Kala itu, mereka mencatatkan -1.
Manajer MU Erik Ten Hag menilai, performa buruk di kandang Palace adalah buah dari penampilan kolektif di bawah standar. Meskipun kehilangan pemain-pemain utama, seperti Bruno Fernandes dan Harry Maguire, Ten Hag menegaskan hal itu bukan alasan untuk membawa pulang kekalahan memalukan.
”Pemain-pemain yang tersedia seharusnya melakukan lebih baik. Ini adalah kekalahan yang pantas kami terima. Performa yang tidak kami inginkan,” ucap Ten Hag dilansir BBC.
Ten Hag bertekad membenahi kekurangan timnya di tiga gim tersisa. Ia berharap anak asuhannya bisa belajar dari parade blunder di Selhurst Park demi meningkatkan penampilan di akhir musim ini.
”Saya mengambil tanggung jawab dari performa kami selama ini, tetapi saya akan menemukan energi dan saya akan mempersiapkan mereka untuk gim hari Minggu (kontra Arsenal),” kata juru taktik asal Belanda itu.
Jamie Carragher, eks pemain Liverpool, menganggap MU saat ini adalah salah satu tim terburuk di Liga Inggris. ”Ini adalah salah satu tim yang paling buruk dilatih di Liga Inggris. MU amat kesulitan menang, tetapi saya hanya berpikir mereka kalah satu atau dua gol. Tidak satu pun tim Man United yang bisa dikalahkan 4-0 oleh Crystal Palace,” kata Carragher dalam ulasan laga di Sky Sports.
Ia menambahkan, ”Saya tidak pernah menjadi manajer atau pelatih, tetapi saya pernah menjadi pemain yang dilatih pelatih-pelatih top. Saya merasakan ada sesuatu yang salah.”
Selain di ambang menggoreskan rekor-rekor buruk baru, MU juga terancam keluar dari perebutan tiket ke kompetisi antarklub Eropa musim depan. Mereka berada di peringkat kedelapan yang artinya berada di luar zona Eropa.
MU hanya kalah selisih gol dari Chelsea yang duduk di peringkat ketujuh. Setan Merah minimal harus naik ke posisi ketujuh untuk menyegel tiket ke Liga Konferensi Eropa.
Jika gagal memperbaiki posisi di Liga Inggris, harapan mereka ke Eropa hanya tersisa di final Piala FA. Menghadapi Manchester City, 25 Mei, MU harus menang untuk meraih trofi pelipur lara sekaligus merebut tiket ke Liga Europa musim depan.
”Palace seperti membuat MU layaknya tim para bocah. Jika MU tetap menyajikan performa seperti (lawan Palace) ini di sisa musim ini, mereka tentu akan gagal tampil di Eropa musim depan,” ucap Ashley Young, eks pemain MU, kepada Sky Sports.