Arteta dipaksa memilih racun di sisi kiri pertahanan yang berpotensi lebih sedikit merugikan Arsenal dalam derbi London.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
LONDON, SENIN — Jika diibaratkan dalam mitologi Yunani, Arsenal bagai sosok pejuang perang yang nyaris tidak terkalahkan, yaitu Achilles. Namun, keturunan peri laut itu punya kelemahan kecil di tumit yang merupakan sumber petaka baginya. Kondisi tumit tersebut sama seperti sisi kiri dalam pertahanan Arsenal.
Jamie Carragher, mantan bek tim nasional Inggris, berkata pada Maret lalu, pertahanan Arsenal terbaik di seantero Eropa. Pernyataan itu tiba-tiba menjadi kurang valid dalam periode kejatuhan Arsenal di dua laga kandang terakhir saat kemasukan total empat gol versus Aston Villa (0-2) dan Bayern Muenchen (2-2).
Dua bek sayap kiri Arsenal yang bergantian tampil di laga itu, Jakub Kiwior dan Oleksandr Zinchenko, adalah penyebabnya. Zinchenko buruk dalam penempatan posisi dan kurang atletis. Kiwior, berposisi asli bek tengah, kurang lincah dan sering kewalahan mengontrol bola. Kelemahan itu selalu dieksploitasi tim lawan.
Masalah itu memuncak jelang derbi London. Arsenal akan menjamu Chelsea di Stadion Emirates pada Rabu (24/4/2024) dini hari WIB. Tim tamu datang bersama pencetak gol terbanyak sementara di liga, Cole Palmer. Adapun gelandang serang asal Inggris itu lebih sering beroperasi di sisi kiri pertahanan lawan.
Laga besar derbi London sudah menanti, lawan tim yang sedang dalam performa bagus.
Ketergantungan Chelsea terhadap Palmer begitu besar. Dengan koleksi 20 gol dan 9 asis, dia terlibat dalam 47 persen gol ”Si Biru” di Liga Inggris. Itu berpengaruh pada pendekatan strategi Manajer Mauricio Pochettino. Menurut Whoscored, tidak ada tim yang lebih banyak menyerang dari sisi kanan dibandingkan Chelsea, 41 persen.
Chelsea masih menempati peringkat ke-9, jauh dari pemuncak klasemen Arsenal. Namun, mereka terus membaik seiring dengan catatan tidak terkalahkan dalam delapan laga beruntun di liga. ”Laga besar derbi London sudah menanti, lawan tim yang sedang dalam performa bagus,” kata Manajer Arsenal Mikel Arteta.
Arteta dinanti pilihan sulit di sisi kiri. Dia harus memilih ”racun” yang lebih sedikit merugikan Arsenal. Pilihan terbaik adalah bek asal Jepang, Takehiro Tomiyasu. Namun, kebugaran menjadi masalah terbesarnya. Tomiyasu kembali absen di akhir pekan lalu usai menjadi starter pertama kali di tahun ini saat versus Bayern.
Dalam laga terakhir Arsenal yang berujung kemenangan atas Wolverhampton Wanderers, Kiwior dipercaya tampil sejak awal dan tampil cukup solid. Masalahnya, dia membuat kesalahan fatal yang nyaris berujung gol pembuka tim lawan. Kesalahan itu mirip dengan blunder di laga melawan Bayern.
Zinchenko bisa membantu Arsenal dalam membangun serangan dari bawah. Hal itu bisa berguna mengatasi tekanan intens para pemain Chelsea. Namun, konsistensinya saat bertahan bisa menjadi petaka. Dia sering kehilangan konsentrasi di tengah pertandingan, terutama salah posisi dalam perangkap offside.
Fakta lainnya, Arsenal justru bertahan lebih baik dalam pertandingan tandang. Mereka hanya kemasukan 11 kali dari 17 pertandingan liga di kandang lawan, termasuk mencatat nirbobol dalam enam laga terakhir. Di Stadion Emirates, mereka kecolongan 15 gol dari 16 laga. Nyaris kemasukan satu gol setiap pertandingan.
Itu merupakan pengaruh gaya bermain Arsenal yang lebih berani di depan publik sendiri. Juga, tim lawan yang lebih pragmatis dengan mengandalkan serangan balik. Kesalahan di lini pertahanan pun bisa berujung fatal. Arteta pun harus tepat memilih pendamping tiga bek lain, Ben White, William Saliba, dan Gabriel Magalhaes.
Arsenal bisa memuncaki klasemen sejauh ini berkat kualitas pertahanan terbaik di liga. Mereka baru kemasukan 26 gol, meninggalkan Manchester City dan Liverpool yang sama-sama kemasukan 32 gol. Menurut Arteta, pertahanan tangguh itu yang dibutuhkan lagi hingga akhir musim, termasuk di derbi London.
”Kredit untuk para pemain karena sangat baik dalam organisasi ketika bertahan (sepanjang musim ini). Mereka selalu menunjukkan gairah saat bertahan. Itu adalah faktor yang membuat tim ini bisa memenangi banyak pertandingan,” kata Arteta setelah kembali mencatatkan nirbobol versus Wolves.
Pelampiasan Chelsea dari Piala FA
Skuad Chelsea datang dengan motivasi berlipat seusai hasil akhir pekan lalu. Mereka dipastikan kembali tanpa gelar musim ini setelah ditaklukkan Manchester City di semifinal Piala FA. Padahal, jika dilihat dari penampilan, mereka lebih layak menang dalam laga tersebut. Palmer dan rekan-rekan hanya kurang klinis di depan gawang.
Berkaca dari semifinal itu, Arsenal patut waspada. Martin Odegaard dan rekan-rekan bisa terjebak dalam dominasi palsu, seperti City. City lebih banyak menguasai bola, tetapi Chelsea justru lebih mengancam. Serangan balik Chelsea sangat berbahaya. Kecepatan penyerang Nicolas Jackson sangat ampuh memecah jebakan offside.
Jackson mendapatkan tiga peluang emas di depan gawang City. Namun, dia tidak mampu mengubah satu pun jadi gol. Problem Jackson mencerminkan inefisiensi Chelsea sepanjang musim. Mereka andal menciptakan peluang, tetapi kesulitan mengonversinya. Jika mengulang kisah itu di derbi, Chelsea akan menyesal.
Bek Chelsea, Trevor Chalobah, mengatakan, masih ada tujuh laga untuk memperbaiki musim ini. Mereka masih bisa merebut tiket ke Liga Europa. Upaya itu akan dimulai dari derbi London. ”Kami harus fokus dan melakukan hal benar di tujuh laga final tersisa. Kami ingin menunjukkan posisi seharusnya di klasemen,” katanya. (AP/REUTERS)