Lolos Olimpiade, Pedayung La Memo Mengulang Kisah Manis di Chungju
Atlet dayung disiplin ”rowing”, La Memo, mengulang kisah kelolosan Olimpiade delapan tahun lalu. Tradisi itu terjaga.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
CHUNGJU, MINGGU — Kombinasi La Memo dengan Chungju, Korea Selatan, seperti ditakdirkan untuk selalu menghasilkan kisah manis bagi rowing Indonesia. Delapan tahun lalu, di Chungju, La Memo mengakhiri penantian rowing Indonesia dengan lolos ke Rio de Janeiro 2016. Kali ini, di tempat yang sama, La Memo memastikan disiplin dayung ini menjaga tradisi lolos dengan melaju Olimpiade Paris 2024.
Hampir delapan tahun lalu, atau tepatnya pada 24 April 2016, La Memo merebut tiket ke Olimpiade Rio de Janeiro bersama Dewi Yuliawati. Kedua atlet ini sukses menembus final Kejuaraan Dayung Asia-Osenia di Chungju, Korsel, sebagai syarat lolos Olimpiade. Mereka mengakhiri penantian 12 tahun rowing Indonesia yang terakhir mengirim atletnya pada Olimpiade Athena 2004.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
Tapi, yang paling penting, Memo memang persiapannya matang dan punya banyak pengalaman. Dari hari ke hari, catatan waktunya juga terus meningkat.
Minggu (21/4/2024), di kejuaraan dan tempat yang sama, La Memo mengukir kisah serupa dengan lolos ke Olimpiade Paris 2024. Atlet rowing nomor single sculls putra (MX1) ini finis peringkat kedua dengan catatan waktu 6 menit 59,74 detik. Dia hanya terpaut 0,28 detik dari pemenang perlombaan, Vladislav Yakovlev.
Kendati tak berhasil keluar sebagai juara, hasil itu sudah lebih dari cukup untuk mengantarkan Memo kembali tampil di Olimpiade. Berdasarkan peraturan Rowing Dunia/World Rowing, agar bisa lolos ke Paris, atlet rowing Asia dan Osenia harus bisa menempati peringkat lima terbaik.
”Alhamdulillah, Memo bisa kembali tampil di Olimpiade setelah absen di Tokyo. Magisnya Memo mungkin memang di Korea, ya. Tapi, yang paling penting, Memo memang persiapannya matang dan punya banyak pengalaman. Dari hari ke hari, catatan waktunya juga terus meningkat,” tutur pelatih rowing Indonesia, Muhammad Hadris.
Setelah keberhasilan tampil di Olimpiade 2016 dan menembus 16 besar, Memo menorehkan beragam prestasi. Di SEA Games Singapura 2015, Memo meraih dua medali emas. Memo juga meraih medali perak di Asian Games Jakarta-Palembang 2018 dan perunggu di Asian Games Hangzhou 2022. Dia pun meraih medali emas di Kejuaraan Asia 2022 di Ban Chang, Thailand.
Rowing, bersama kano sprint dan kano slalom, merupakan disiplin cabang olahraga dayung yang dilombakan di Olimpiade Paris 2024. Semuanya sama-sama dilakukan dengan cara mengayuh perahu. Bedanya, rowing dikayuh mundur sehingga pedayung tidak dapat melihat finis, kecuali untuk nomor yang memiliki juru kemudi. Adapun perahu pada kano bergerak ke arah depan.
Nomor yang dilombakan dalam rowing dikategorikan berdasarkan jumlah kru, seperti men’s pair (pasangan) dan quadruple (empat pedayung). Ada pula pembagian nomor berdasarkan jumlah alat kayuh yang dipakai, seperti satu dayung tiap pedayung (sweep rowing) dan dua dayung tiap pedayung (scull).
Menurut Hadris, kelolosan Memo sebenarnya sudah diduga oleh tim pelatih. Sebab, atlet asal Pulau Osi, Maluku, itu mampu menunjukkan peningkatan catatan waktu setiap latihan. Dia bahkan mendekati target catatan waktu yang ditetapkan, yaitu 6 menit 55 detik.
Kelolosan Memo, lanjut Hadris, juga buah dari persiapan matang. Pemusatan latihan rowing tidak pernah terputus sejak Asian Games Hangzhou 2022. Bahkan, selama 20 hari sejak awal bulan, para atlet termasuk Memo menjalani pemusatan latihan di Chungju.
Berbeda ketika persiapan untuk kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020, para atlet menjalani latihan di tengah pandemi Covid-19. Menurut Hadris, sulit bagi rowing Indonesia untuk berlatih maksimal. Kendati demikian, saat itu, rowing Indonesia berhasil meloloskan dua atlet mudanya, yaitu Mutiara Rahma Putri dan Melani Putri.
Lantaran Melani cedera, Mutiara kini berpasangan dengan Chelsea Corputty. Pasangan rowing ganda putri kelas ringan (lightweight women‘s double sculls/LW2x) ini mempersembahkan medali pertama bagi Indonesia di Asian games Hangzhou 2022. Mereka meraih medali perunggu.
Mutiara dan Chelsea akan memperebutkan tiket ke Olimpiade Paris pada kualifikasi terakhir di Lucerne, Swiss, 19-21 Mei 2024. Atlet ganda putra kelas ringan (LM2x), Ardi Isadi dan Kakan Kusmana, juga akan berjuang di ajang tersebut. Mereka tidak berhasil meraih tiket ke Paris melalui Kejuaraan Asia-Osenia seperti Memo.
Di Kejuaraan Asia-Osenia, hanya ada dua kuota tersedia bagi nomor ganda kelas ringan putra dan putri. Mutiara dan Chelsea menempati urutan keenam, sedangkan Ardi dan Kakan finis pada peringkat kelima.
Selain nomor ganda kelas ringan, rowing Indonesia juga akan mengirimkan atlet nomor empat pedayung putra tanpa juru mudi (M4-) yang terdiri dari Ferdiansyah, Denri Maulidzar Alghifari, Ardi Isadi, dan Asuhan Pattiha. Pasangan ganda putra (men’s double sculls/M2X), Ihram dan Memo, juga akan mengikuti kualifikasi tersebut.
Memo menjadi atlet Indonesia kesepuluh yang memastikan tiket ke Olimpiade Paris 2024. Sebelumnya, Indonesia telah memiliki Arif Dwi Pangestu (panahan), Desak Made Rita Kusuma Dewi (panjat tebing), Rifda Irfanaluthfi (senam artistik), dan Diananda Choirunisa (panahan). Rahmad Adi Mulyono dari panjat tebing, Fathur Gustafian (menembak), dan Rio Waida (selancar ombak) juga akan berlaga di Olimpiade.
Lalu, ada lifter Eko Yuliawan yang memastikan tampil di Olimpiade kelimanya. Eko ditemani Rizki Juniansyah dari cabang angkat besi. Sembilan atlet bulu tangkis dari enam nomor menanti pengumuman resmi kelolosan mereka. Begitu pula dengan lifter putri, Nurul Akmal, dan pebalap sepeda, Bernard Van Aert.