Nasib mujur diperoleh wakil Italia di Liga Europa. Ada potensi terjadi final sesama tim Italia.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
ROMA, JUMAT — Berbanding terbalik dengan Liga Champions Eropa, wakil Liga Italia menunjukkan dominasinya di Liga Europa. Musim ini, Italia menjalani musim semi dengan menempatkan dua wakilnya di semifinal. Kepastian itu diperoleh setelah Atalanta dan AS Roma melewati rintangan di perempat final, Jumat (19/4/2024) dini hari WIB. Potensi final sesama wakil Italia pun terbuka lebar.
Atalanta dan Roma menyelamatkan wajah sepak bola Italia di kancah Eropa. ”Sang Dewi”, julukan Atalanta, melaju ke semifinal setelah menghentikan Liverpool yang menjadi favorit juara dengan keunggulan agregat 3-1. Keunggulan agregat serupa ditorehkan Roma, yang memenangi duel sesama wakil Italia melawan AC Milan.
Hasil ini membuat Roma lolos ke semifinal dua musim beruntun. Tim besutan Pelatih Daniele De Rossi itu bakal menjalani laga sengit di semifinal dengan menantang Bayern Leverkusen yang tengah naik daun. Pada pertandingan lain di semifinal, Atalanta ditantang Olympique Marseille.
”Ini adalah pencapaian bersejarah. Kami bahagia untuk diri kami sendiri, untuk masyarakat Bergamo, dan untuk klub. Kami benar-benar berusaha memberikan yang terbaik dan itu terlihat. Kami memainkan dua pertandingan hebat dan pantas masuk semifinal,” ucap bek Atalanta, Davide Zappacosta, dikutip dari laman UEFA.
Kondisi yang terjadi bagi wakil Italia di Liga Europa amat kontras dengan di Liga Champions. Setelah mengirimkan satu wakil di final musim lalu, musim ini semua wakil Italia telah tersisih di babak 16 besar. Inter Milan, finalis musim lalu, yang diharapkan bisa mempertahankan marwah Italia, justru kalah dari Atletico Madrid yang kurang diperhitungkan.
Liga Europa seakan menjadi habitat favorit para wakil Italia dalam dua musim terakhir. Musim lalu, Italia juga mengirimkan dua wakilnya, yaitu Juventus dan Roma, di semifinal. Potensi wakil Italia juga terbuka musim lalu setelah Roma menang atas Leverkusen. Namun, Juventus gagal menaklukkan Sevilla sehingga hanya Roma yang tampil di final.
Walau gagal menampilkan final sesama Italia musim lalu, kebangkitan wakil-wakil Italia di kompetisi kasta kedua antarklub Eropa menarik dicermati. Keberhasilan meloloskan lebih dari satu wakil ke semifinal dalam dua musim beruntun tergolong istimewa.
Hal ini bisa disebabkan terlalu kuatnya dominasi Inter di Liga Italia. Inter adalah calon kuat juara liga musim ini dengan keunggulan poin yang teramat jauh. Inter bahkan sudah bisa mengklaim gelar juara di saat liga masih menyisakan lima laga tersisa. Kepastian trofi untuk Inter dipertaruhkan pada derbi Milan pekan depan.
Kuatnya dominasi Inter di liga membuat tim-tim di bawahnya tidak punya pilihan lain selain berjuang maksimal di Liga Europa. Sebab, kesempatan tim-tim seperti Roma, Milan, dan Atalanta untuk meraih gelar hanya tersedia di sana.
Karena itu, tidak heran Pelatih Milan Stefano Pioli mengutarakan betapa vitalnya laga pertemuan kedua melawan Roma di perempat final. Itu karena kepastian Milan bisa mengakhiri musim dengan raihan trofi ditentukan di sana.
Milan saat ini menempati peringkat kedua di liga. Namun, jarak mereka dengan Inter terlampau jauh, yaitu 14 poin. Dengan selisih poin seperti itu, gelar juara untuk Inter sudah seperti hanya tinggal menunggu waktu.
”Pertandingan ini sangat penting sehingga kami tidak memerlukan motivasi lain. Ini adalah pertandingan yang harus dimainkan dan dimenangi, tidak peduli bagaimana Anda memulainya,” kata Pioli, dikutip dari laman resmi Milan.
Fenomena serupa terjadi di Jerman. Musim ini Liga Jerman tengah menjadi buah bibir seiring keberhasilan Leverkusen mengakhiri hegemoni Bayern Muenchen selama 11 musim beruntun. Leverkusen sukses menjuarai Liga Jerman secara lebih dini seusai mengalahkan Werder Bremen 5-0. Leverkusen dipastikan menjadi juara pada saat liga masih menyisakan enam pertandingan.
Lebih hebat lagi, Leverkusen unggul 13 poin atas Muenchen di peringkat kedua. Dengan situasi seperti itu, wajar jika Muenchen begitu mati-matian berjuang di Liga Champions karena di sanalah harapan mereka meraih trofi masih ada.
Demikian pula dengan yang dialami Borussia Dortmund yang saat ini menempati peringkat kelima di liga. Selain dipastikan gagal menjadi juara Liga Jerman, Dortmund terancam tidak tampil di Liga Champions musim depan jika mengakhiri musim di peringkat saat ini.
Satu-satunya cara bagi Dortmund untuk tetap tampil di Liga Champions musim depan adalah dengan menjuarainya musim ini. Tidak heran jika pemain Dortmund mengerahkan seluruh kemampuan terbaik mereka saat memulangkan wakil Spanyol, Atletico Madrid, di perempat final.
Kekuatan motivasi yang sama menginspirasi Muenchen saat mengakhiri perlawanan Arsenal. Jerman pun mengirimkan dua wakil di semifinal Liga Champions.
Sebagaimana wakil Italia di Liga Europa, kans Jerman mempertemukan dua wakilnya itu di final sangat terbuka. Dortmund akan menghadapi Paris Saint-Germain di semifinal, sedangkan di laga lainnya Muenchen harus mengalahkan Real Madrid lebih dulu.