Tantangan Terbuka Merebut Kembali Rekor Dunia Panjat Tebing
Pemanjat tebing Indonesia harus mengalahkan catatan waktu 4,79 detik jika ingin kembali menjadi pemegang rekor dunia.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·2 menit baca
WUJIANG, JUMAT — Keberhasilan pemanjat tebing Amerika Serikat, Samuel Watson, dua kali memecahkan rekor dunia menjadi tantangan terbuka bagi atlet Indonesia. Terutama Veddriq Leonardo dan Kiromal Katibin, pemanjat Indonesia yang berkali-kali memecahkan rekor dunia, dapat menjadikan kesuksesan Watson tambahan motivasi untuk terus menajamkan catatan waktu mereka.
Samuel Watson memecahkan rekor dunia panjat tebing nomor speed atau kecepatan dalam babak kualifikasi seri pertama Piala Dunia Panjat Tebing 2024 di Wujiang, China, Jumat (12/4/2024) malam. Pada percobaan pertamanya ketika memanjat jalur A, Watson mencapai puncak dinding panjat dalam waktu 4,85 detik. Catatan ini mengalahkan rekor dunia yang sebelumnya dipegang Veddriq Leonardo dengan 4,90 detik.
Tak cukup sekali memecahkan rekor dunia, Watson juga mengulanginya saat memanjat jalur B. Pemanjat berusia 18 tahun ini menajamkan catatan waktunya menjadi 4,79 detik. Selepas menekan tombol finis di puncak dan melihat pencatat waktu, dia merentangkan tangannya untuk merayakan keberhasilan tersebut.
”Saya sangat gembira. Memecahkan rekor dunia adalah tujuan yang saya bicarakan sebelumnya. Saya bilang saya ingin menjadi pemegang rekor dunia. Kenapa bukan saya? Mengapa saya tidak bisa melakukannya? Dan, Anda tahu apa yang saya bisa. Saya bisa melakukan itu,” kata Watson, dikutip dari laman resmi Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC).
Kesuksesan Watson menjadi tantangan terbuka bagi atlet panjat terbing Indonesia untuk ”merebut” kembali predikat sebagai pemegang rekor dunia. Indonesia memiliki Veddriq dan Kiromal Katibin yang kerap bergantian memecahkan rekor dunia sejak 2021.
Rentetan pemecahan rekor dunia itu diawali oleh Kiromal pada seri Piala Dunia 2021 di Salt Lake City, Amerika Serikat. Kiromal saat itu memecahkan rekor dunia milik pemanjat Iran, Reza Alipour (5,48 detik yang dicetak pada seri Piala Dunia 2017 di Nanjing, China).
Kiromal mencatatkan waktu 5,25 detik. Tak lama kemudian, masih dalam ajang yang sama, Veddriq mengalahkan Kiromal dengan catatan waktu 5,20 detik.
Selanjutnya, pada 2022, Kiromal mempertajam catatan waktunya hingga lima kali. Pemanjat berusia 23 tahun ini memulainya dengan 5,17 detik, lalu 5,10 detik, 5,09 detik, 5,04 detik, dan terakhir 5,009 detik.
Lalu, Veddriq dua kali mempertajam rekor itu mulai 4,984 detik saat babak kualifikasi dan 4,90 detik pada perempat final dalam seri kedua Piala Dunia 2023 di Seoul, Korea Selatan, April 2023. Veddriq pun menjadi manusia pertama yang mampu memanjat dinding setinggi 15 meter itu dengan waktu di bawah lima detik.
Saya bilang saya ingin menjadi pemegang rekor dunia. Kenapa bukan saya?
Baik Veddriq maupun Kiromal berkali-kali mengatakan, mereka memiliki ambisi untuk kembali memecahkan rekor dunia. Kiromal bahkan menyampaikan, tujuan utama berkompetisi di seri Piala Dunia adalah untuk memecahkan rekor dunia, selain pemanasan menjelang kualifikasi Olimpiade.
Hal serupa diutarakan pemanjat tebing putra lain yang telah lolos ke Olimpiade Paris 2024, Rahmad Adi Mulyono. Selepas memastikan tiket ke Paris pada November 2023, Adi menyampaikan tekadnya untuk melampaui batas sekaligus memecahkan rekor dunia milik Veddriq. Dia ingin mengejar catatan waktu 4,79 detik.
Dengan catatan waktu 4,79 detik yang kini berhasil dicapai lebih dulu oleh Watson, Adi harus lebih cepat dari target sebelumnya agar bisa memecahkan rekor dunia untuk pertama kalinya. Namun, berbeda dengan Veddriq dan Kiromal, Adi tidak bisa mengejar rekor dunia itu di Wujiang.
Adi tak berhasil lolos ke putaran final Piala Dunia di Wujiang setelah menempati peringkat ke-23 babak kualifikasi. Catatan waktu terbaik Adi dengan 5,315 detik tidak cukup mengantarnya menembus 16 besar sebagai syarat melaju ke putaran final.
Dari lima pemanjat putra Indonesia yang berlaga di Wujiang, hanya Veddriq dan Kiromal yang lolos ke babak selanjutnya. Kiromal menempati peringkat keempat dengan catatan waktu terbaik 5,086 detik. Sedangkan, Veddriq berada di urutan ketujuh dengan 5,143 detik. Mereka akan berlaga pada Sabtu (13/4/2024) pukul 18.30 WIB.
Adapun dari sektor putri, hanya Rajiah Sallsabillah yang menembus putaran final setelah menempati peringkat ke-12 dengan catatan waktu terbaik 7,174 detik. Desak Made Rita Kusuma Dewi, yang telah lolos ke Olimpiade Paris 2024, dianggap melakukan kesalahan start atau false start saat memanjat di jalur B.
Berdasarkan peraturan IFSC 2024, pemanjat yang melakukan false start pada percobaan pertama maupun kedua perlombaan babak kualifikasi akan ditempatkan di peringkat terakhir kualifikasi. Dengan aturan tersebut, Desak juga kehilangan catatan waktu 6,632 detik saat memanjat jalur A. Padahal, catatan waktu tersebut dapat mengantarnya menempati peringkat ketiga kualifikasi, di bawah Aleksandra Kalucka (Polandia) dengan 6,58 detik.