Persimpangan Nasib Liverpool
Skala prioritas Liverpool dari dua trofi tersisa musim ini akan terlihat ketika menjamu Crystal Palace, Minggu.
LIVERPOOL, SABTU — Dua hasil mengecewakan pada sepekan terakhir sepatutnya menjadi refleksi bagi Liverpool untuk menentukan gelar juara prioritas mereka di akhir musim ini. ”Si Merah” perlu memilih satu trofi buruan utama antara Liga Inggris atau Liga Europa. Jika memaksa mengejar keduanya, Manajer Juergen Klopp bakal menutup musim pamungkasnya di Stadion Anfield hanya dengan Piala Liga Inggris.
Hasil imbang 2-2 melawan Manchester United, Minggu (7/4/2024), lalu diikuti kekelahan telak 0-3 dari Atalanta di Anfield pada ajang Liga Europa, Jumat (12/4/2024) WIB, menunjukkan ada masalah yang mulai mendera skuad Liverpool jelang pengujung musim ini. Kesalahan individu, terutama dalam permainan bertahan, telah mengakhiri tren kemenangan Si Merah.
Dengan kondisi mental dan fisik yang tidak prima, Klopp wajib berpikir cermat untuk menurunkan pemain di laga melawan Crystal Palace, Minggu (14/4/2024) pukul 20.00 WIB, di Anfield. Pilihan susunan pemain utama di pertandingan itu akan menjadi potret dari skala prioritas Liverpool dalam memburu gelar musim ini.
Liga Inggris sejatinya adalah trofi juara yang paling besar probabilitasnya diraih Liverpool pada musim ini. Mereka hanya kalah selisih gol dari pemuncak klasemen Arsenal. Adapun di perempat final Liga Europa, meski kans belum memudar, sulit bagi Liverpool untuk bisa membalikkan ketertinggalan ketika bertandang ke markas Atalanta, Jumat (19/4/2024) WIB.
Baca juga: Liverpool Tergelincir, Persaingan Juara Kian Ketat
Klopp mengungkapkan, setelah kekalahan paling berat dan menyakitkan di musim ini dari Atalanta, skuadnya telah fokus mempersiapkan lanjutan gim Liga Inggris menghadapi Palace, Sabtu (13/4/2024). Meski kecewa, ia meminta anak asuhannya tidak larut dalam kekecewaan karena masih banyak laga tersisa di musim ini yang bisa menjadi kesempatan untuk bangkit dari titik terendah itu.
”Kami akan menunjukkan reaksi 100 persen (dari kekalahan kontra Atalanta), saya bisa janjikan itu. Saya memahami anak-anak karena ini bukan momen pertama kami merasakan kekalahan,” ujar Klopp dilansir laman klub, Sabtu.
Alih-alih memikirkan upaya membalikkan skor di Italia, Liverpool lebih baik bekerja untuk menjaga rekor positif mereka di Liga Inggris ketika menjamu Palace. Sudah delapan pertandingan mereka jalani tanpa kekalahan terdiri dari enam menang dan dua imbang.
Di sisi lain, Si Merah adalah tim dengan angka kebobolan terendah dibandingkan jumlah kemasukan yang diperkirakan di Liga Inggris edisi 2023-2024. Merujuk data Opta, Liverpool memiliki expected goals against (xGA) sebesar 36,5 gol, tetapi mereka baru kebobolan 30 gol dari 31 gim musim ini.
”Kami harus mengeliminasi kesalahan-kesalahan individu di lini pertahanan,” ujar bek tengah dan kapten Liverpool, Virgil van Dijk, merefleksikan evaluasi dari dua hasil nirmenang dilansir BBC.
Baca juga: ”Man to Man” Atalanta Istimewa, Liverpool Tersandera
Benahi efektivitas
Agar bisa kembali ke jalur hasil positif, Si Merah wajib membenahi efektivitas serangan. Liverpool adalah tim pertama dan satu-satunya—hingga pekan ke-32—yang sudah menyentuh lebih dari 600 tembakan di Liga Inggris musim ini. Tepatnya, Mohamed Salah dan kawan-kawan telah melepaskan 629 tembakan di zona pertahanan lawan.
Meski begitu, koleksi gol Liverpool (72) masih tertinggal dari milik Arsenal (75). Itu menandakan lini depan Liverpool belum terlalu maksimal memanfaatkan kreasi peluang yang mereka hasilkan.
Mereka memerlukan nyaris sembilan tembakan atau 8,74 tembakan untuk menghasilkan sebuah gol. Adapun dua pesaing juara lainnya, yaitu Arsenal dan Manchester City, memerlukan lebih sedikit tembakan untuk menjaringkan bola ke gawang lawan. Arsenal memerlukan 6,77 tembakan per gol, sedangkan City membutuhkan 7,8 tembakan per gol.
Salah satu beban untuk membenahi efektivitas itu berada di pundak penyerang tengah, Darwin Nunez. Pasalnya, Nunez adalah pemain pertama di Liga Inggris musim ini yang telah mencatatkan 100 tembakan.
Baca juga: Klopp Memantik Imajinasi Liverpool
Kami akan menunjukkan reaksi 100 persen (dari kekalahan kontra Atalanta), saya bisa janjikan itu.
Sayangnya, berdasarkan data Opta, pemain asal Uruguay itu baru bisa menghasilkan 11 gol dari 14,8 expected goal (xG). Selisih xG dengan jumlah gol riil itu amat besar dibandingkan penyerang Liverpool lainnya, misalnya Salah mencetak 17 gol dari 17,9 xG, Luiz Diaz dengan 8 gol dari 10,3 xG, serta Diogo Jota yang menorehkan 9 gol dari 4,4 xG.
Klopp pun enggan terlalu menitikberatkan tugas mencetak gol kepada para penyerang. Menurut Klopp, tugas dirinya dan staf pelatih adalah memastikan semua pemain bisa bahu-membahu untuk membantu kemenangan untuk tim.
”Saya membutuhkan semua pemain untuk agresif, fit, penuh semangat, dan tidak terlalu memikirkan kendala sendiri,” katanya.
Di tengah kebutuhan pencetak gol, Klopp berpeluang bisa memberikan menit bermain lebih banyak kepada Jota yang sudah pulih cedera. Penyerang kebangsaan Portugal itu pun telah diturunkan di 15 menit terakhir pada gim kontra Atalanta.
Misi bangkit juga dicanangkan tim tamu, Palace, yang ingin keluar dari ancaman zona degradasi. Meskipun masih berada di posisi ke-14, ”Si Elang” hanya unggul lima poin dari Luton Town yang berada di peringkat ke-18. Untuk itu, Palace perlu meraup poin sebanyak-banyaknya di tujuh laga tersisa musim ini.
Baca juga: Aral Final Ideal Leverkusen dan Liverpool
Pada dua pekan sebelumnya, Palace menderita kekalahan dari Bournemouth dan Manchester City. Terakhir kali kemenangan dicatat Palace ketika melibas Burnley, 3-0, 24 Februari lalu.
”Saya tidak tahu berapa banyak poin yang kami butuhkan (untuk bertahan di Liga Primer), bisa enam, bisa sembilan, bisa juga lima. Tetapi, yang pasti, posisi kami tergantung dari kami sendiri untuk mendapatkan poin sebanyak mungkin yang kami butuhkan,” tutur Manajer Palace Oliver Glasner seperti dikutip laman klub.