Tottenham seharusnya bisa mengimbangi agresivitas Newcastle andai tidak kebobolan 2 gol dalam 90 detik.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
NEWCASTLE, SABTU — Tottenham Hotspur belum mampu memecahkan teka-teki Stadion St James Park setelah kembali kalah telak 0-4 dari tuan rumah Newcastle United, Sabtu (13/4/2024) malam. Pertandingan awalnya berlangsung seimbang. Namun, dua gol Newcastle dalam waktu 90 detik meruntuhkan kepercayaan diri para pemain Spurs.
Setiap kali bertanding di Stadion St James Park, Spurs selalu kesulitan meraih hasil positif. Pada lawatan terakhir ke markas Newcastle tersebut, ”Si Lili Putih” takluk dengan skor mencolok 1-6. Kali ini, mereka kembali pulang dengan kepala tertunduk setelah diberondong gol dari Alexander Isak (dua gol), Anthony Gordon, dan Fabian Schar. Spurs kebobolan masing-masing dua gol di tiap babak.
Hasil ini menjadi antiklimaks bagi Spurs yang memulai laga dengan sangat percaya diri. Beberapa hari sebelum laga, Manajer Spurs Ange Postecoglou mengatakan, lebih fokus pada perkembangan timnya dibandingkan target lolos ke Liga Champions Eropa musim depan.
Pernyataan Postecoglou itu mengurangi tekanan bagi para pemain Spurs yang berada di ambang finis di posisi empat besar. Kepercayaan diri para pemain Spurs semakin bertambah manakala mereka baru saja meraih kemenangan atas Nottingham Forest di laga sebelumnya.
Spurs membuka laga dengan meneror gawang Newcastle lebih dulu melalui aksi Timo Werner yang menyambut umpan terukur dari Brennan Johnson. Namun, gagal berbuah gol akibat penyelesaian akhir yang buruk. Tidak berhenti sampai di sana, para pemain Spurs menerapkan garis pertahanan tinggi saat menyerang agar bisa segera kembali merebut bola jika kehilangan kontrol.
Dari pilihan taktik itu nestapa Spurs muncul. Lini belakang Spurs tidak begitu sigap saat kehilangan bola di area sepertiga akhir pertahanan Newcastle. Bruno Guimaraes langsung menghukum pertahanan Spurs yang terlambat bertransisi dengan melepaskan umpan panjang.
Bola lantas diterima Gordon yang kemudian memenangkan duel perebutan bola dengan Iyenoma Udogie. Pertahanan Spurs meninggalkan banyak lubang dengan hanya menyisakan dua pemain bertahan. Gordon segera menyerahkan bola kepada Isak yang tidak menyia-nyiakan momentum tersebut untuk mencetak gol.
Gol tersebut menjadikan Isak sebagai pemain keempat yang mencetak gol dalam enam pertandingan kandang Liga Inggris berturut-turut untuk Newcastle United. Isak menyejajarkan diri dengan Alan Shearer (15 gol pada 1996-97), Andrew Cole (8 gol pada 1993-1994), dan Les Ferdinand (6 gol pada 1995).
Anda menemukan diri Anda sendiri tertinggal 0-2. Dari sana ada gunung yang harus kami daki.
Belum habis keterkejutan pemain Spurs, Newcastle kembali menambah keunggulan 90 detik kemudian. Kepercayaan diri yang runtuh mempengaruhi organisasi pertahanan Spurs. Para pemain belakang seketika rentan saat ditekan dan mudah kehilangan bola. Situasi itu dimanfaatkan Gordon untuk membuat Newcastle unggul dua gol.
”Ini hari yang sangat buruk. Kami kebobolan gol pertama dan ketika Anda kebobolan gol kedua begitu cepat setelahnya di tempat seperti ini, sejak sepak mula kami dengan ceroboh memberikan bola kembali ke kiper karena mengetahui mereka akan menekan. Anda menemukan diri Anda sendiri tertinggal 0-2. Dari sana ada gunung yang harus kami daki,” kata kapten Spurs, James Maddison.
Hari buruk Micky van de Ven
Micky van de Ven merupakan salah satu bek tengah yang bersinar di Liga Inggris musim ini. Namun, pertandingan melawan Newcastle di Stadion St James Park kali ini barangkali akan dia ingat sebagai performa terburuk sepanjang kariernya.
Setelah gagal mengantisipasi gol Isak dan Gordon karena terpeleset, Van de Ven kembali kesulitan menghadang lari dari Isak yang ditugaskan Manajer Newcastle, Eddie Howe, untuk mengeksploitasi garis pertahanan tinggi Spurs dengan kecepatannya. Isak sukses membuat Newcastle unggul tiga gol berkat memenangi adu lari dengan Van de Ven.
Postecoglou dikenal sebagai manajer dengan filosofi menyerang di Liga Inggris. Untuk itu, dia kerap menginstruksikan Spurs tetap tampil menekan dengan garis pertahanan tinggi dalam kondisi unggul ataupun tertinggal. Hal inilah yang coba dimanfaatkan Howe melalui kemampuan Guimaraes dalam melepaskan umpan-umpan panjang. Dua gol Isak berawal dari kegeniusan Guimaraes dalam melepaskan umpan.
Tertinggal tiga gol, para pemain Spurs semakin kehilangan semangat bertanding. Mereka memang mendominasi penguasan bola sebesar 73 persen. Akan tetapi, ketika memasuki sepertiga akhir pertahanan lawan, para pemain Spurs minim kreativitas untuk membongkar formasi 5-4-1 yang digunakan Newcastle.
Di tengah upaya mengatasi ketertinggalan, Spurs kembali dibuat terpuruk dengan gol Schar memanfaatkan eksekusi sepak pojok Gordon. Hingga laga usai, Spurs tidak mampu melesakkan satu gol pun. Hasil ini membuat Spurs hanya mampu memenangi satu laga tandang sejak pertengahan Desember. Adapun Newcastle tidak terkalahkan dalam empat pertandingan terakhir.
Tambahan tiga poin juga membuat Newcastle merangsek ke peringkat enam klasemen sementara dengan koleksi 50 poin. Adapun Spurs harus turun ke peringkat kelima dari sebelumnya peringkat keempat dengan koleksi 60 poin. Perolehan poin Spurs setara dengan Aston Villa di peringkat empat. Namun, mereka kalah dalam hal selisih gol.