Jika dilema biasanya merisaukan, itu tak berlaku bagi Postecoglou. Ia justru memetik manis dari banyak opsi gelandang.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
NEWCASTLE, JUMAT — Seseorang dengan dilema biasanya terjerat nestapa. Namun, itu tidak berlaku bagi Manajer Tottenham Hotspur, Ange Postecoglou, jelang lawatan ke markas Newcastle United, Stadion St James Park, Sabtu (13/4/2024) pukul 18.30 WIB. Postecoglou justru merasakan manisnya dilema karena dihadapkan pada melimpahnya pilihan lini tengah.
Melimpahnya ketersediaan pemain tengah terlihat dari kecenderungan Postecoglou yang sering mengutak-atik susunan lini tengahnya. Sepanjang musim ini saja manajer asal Australia itu telah menurunkan 19 kombinasi pemain tengah berbeda. Selain sumber daya yang memadai, Postecoglou kerap merombak lini tengahnya karena cedera, terkena hukuman, dan dipanggil tim nasional.
Beberapa pekan belakangan, dampak cedera dan pemanggilan pemain ke timnas mulai mereda. Postecoglou pun perlahan mulai menemukan pakem dengan tiga pemain tengah, yaitu James Maddison, Yves Bissouma, dan Pape Matar Sarr.
Namun, dalam empat pertandingan terakhir Spurs, Postecoglou bereksperimen dengan mengganti mereka, baik di tengah maupun sejak awal pertandingan. Contohnya saat menghadapi West Ham, Postecoglou tidak begitu risau mengganti Sarr yang mengalami masalah di punggungnya karena ada Rodrigo Bentancur yang bisa bermain sama baiknya.
Kelihaian Postecoglou mengoptimalkan kedalaman lini tengahnya dilakukan pada laga sebelumnya melawan Nottingham Forest. Saat itu dia mengganti Sarr dan Bissouma di babak kedua dengan memasukkan Pierre-Emile Hojbjerg dan Bentancur. Dua pemain pengganti itu tampil impresif dengan berperan besar dalam dua gol Spurs di babak kedua yang mampu membalikkan keadaan 3-1 hingga akhir laga.
”Mereka diganti bukan karena bermasalah (penampilan jelek). Saya hanya berpikir, saya memiliki kemewahan skuad yang tidak saya miliki pada pertengahan tahun. Saya pikir kami memerlukan energi dan kekuatan di lini tengah untuk babak kedua karena saya bisa melihat Forest bekerja sangat keras untuk mempertahankan cengkeraman mereka dalam permainan,” ujar Postecoglou pascalaga melawan Forest.
Selain lima pemain tengah yang telah disebutkan tersebut, Spurs juga masih memiliki Dejan Kulusevski dan Giovani Lo Celso yang bisa diturunkan. Kulusevski merupakan salah satu gelandang yang nyaris turun di semua laga Spurs musim ini meski tidak selalu bermain sejak awal.
Dengan begitu, Postecoglou punya total tujuh gelandang yang bisa dipilih untuk mengisi pos tiga gelandang. Pilihan terbilang cukup mewah jelang menyiapkan tim melawan Newcastle. Kondisi ini berkebalikan dengan Newcastle yang tengah dilanda badai cedera pemain. The Magpies tidak akan bisa menurunkan Joelinton dan Joe Willock yang cedera.
Menilik Newcastle yang tanpa Joelinton dan Willock, Sarr berpeluang besar diturunkan Postecoglou. Newcastle tanpa kehadiran Joelinton dan Willock sangat rentan kalah dalam duel fisik dan kesulitan menemukan ruang antarlini.
Pergerakan dinamis dan kecerdasan Sarr seharusnya bisa menyulitkan Newcatle. Selain Sarr, Kulusevski juga punya kelebihan dalam mengeksploitasi ruang yang ditinggalkan para gelandang Newcastle.
Kenangan pahit
Memori luka mengiringi perjalanan Spurs. Di stadion tersebut, Spurs pernah dibantai dengan sangat telak, 1-6, oleh Newcastle. Meski begitu, St James Park justru jadi tempat yang sangat cocok bagi Postecoglou untuk melihat perkembangan timnya.
Sulit rasanya bagi Spurs melupakan salah satu momen pembantaian terkejam dalam sejarah Liga Inggris. Spurs kala itu masih dalam masa transisi seusai berpisah dengan mantan manajer Antonio Conte. Dalam kondisi masih labil, Spurs menantang Newcastle yang baru bertransformasi menjadi satu kekuatan hebat di tanah Inggris.
Saya hanya berpikir, saya memiliki kemewahan skuad yang tidak saya miliki pada pertengahan tahun.
Hasilnya, Spurs sudah tertinggal lima gol di saat babak pertama usai. Mereka kebobolan lima gol hanya dalam waktu 21 menit. Spurs pun menjadi tim kedua dalam sejarah Liga Inggris yang kebobolan lima gol di babak pertama dalam waktu yang relatif singkat. Sebelum Spurs, pada 2019 Watford telah lebih dulu menanggung malu saat dibobol lima gol oleh Manchester City hanya dalam waktu 18 menit di babak pertama.
Bayangan luka lama nan kelam itu yang kini masih membekas di dalam diri para pemain Spurs. Kekalahan telak tersebut menjadi salah satu faktor gagalnya Spurs lolos ke kompetisi antarklub Eropa. Kali ini mereka dihadapkan pada situasi yang nyaris serupa. Spurs yang menempati peringkat keempat butuh konsistensi dan kemenangan untuk tampil di Liga Champions Eropa musim depan.
Walau begitu, Manajer Newcastle Eddie Howe mengatakan, Spurs telah berkembang pesat setelah ditangani Postecoglou. Oleh sebab itu, mengalahkan Spurs bisa jadi hal yang sangat sulit, berbeda dengan di masa lalu.
”Itu adalah pertandingan yang mengesankan dan menjadi bagian pembuka pertandingan, tetapi Tottenham sekarang benar-benar berbeda. Mereka bermain sangat baik tahun ini dan saya mengagumi mereka secara taktik dan fisik. Ange (Postecoglou) layak mendapat pujian besar atas bagaimana filosofinya diterapkan dan kecepatan yang dimilikinya,” ujar Howe, dikutip dari laman Newcastle.
Tambahan tiga poin akan sangat dibutuhkan Newcastle dan Spurs untuk menjaga asa tampil di kompetisi antarklub Eropa musim depan. Newcastle harus berjuang lebih keras karena masih tertahan di peringkat kedelapan dengan koleksi 47 poin.
Adapun Spurs masih tergolong aman di peringkat keempat setelah mengumpulkan 60 poin. Perolehan poin Spurs setara dengan Aston Villa di peringkat lima. Namun, Spurs masih menyisakan satu laga sehingga masih berpeluang memperlebar jarak.