Misteri 30 Detik Rahmat Erwin Abdullah
Rahmat Erwin hanya memakai 30 detik dari 2 menit waktu istirahat sebelum gagal ke Olimpiade Paris.
Lifter Indonesia, Rahmat Erwin Abdullah, hanya beristirahat selama 30 detik dari 2 menit waktu yang tersedia sebelum melakukan percobaan krusial. Rahmat gagal menuntaskan percobaan yang menjadi tiket ke Olimpiade Paris 2024 itu. Keputusan istirahat 30 detik pun menimbulkan tanya.
Semua mata tertuju pada Rahmat Erwin Abdullah dalam laga kelas 73 kilogram Grup A Piala Dunia Angkat Besi 2024 di Phuket, Thailand, Kamis (4/4/2024) malam. Selepas gagal melakukan percobaan kedua angkatan clean and jerk (mengangkat beban dalam dua tahap) seberat 206 kilogram, Rahmat memilih tidak berjalan ke area pemanasan untuk istirahat.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Rahmat duduk di pinggir platform atau area kompetisi tempat atlet melakukan angkatannya. Lifter berusia 23 tahun ini mengirit tenaga lantaran harus kembali melakukan angkatan 206 kg pada percobaan terakhir. Dia wajib menuntaskannya jika ingin lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Baca juga: Menangi Pertarungan Dramatis, Rizki Juniansyah Lolos ke Olimpiade Paris 2024
Yang kemudian menjadi sorotan ialah Rahmat berdiri ketika waktu mundur menunjukkan angka 1 menit 37 detik. Dia mengencangkan sabuk pinggang, mengoleskan bubuk magnesium ke tangannya, lalu memasuki platform. Dia bersiap mengangkat percobaan terakhir itu.
Dia berdiri. Apa yang dia lakukan? Dia masih punya waktu sekitar semenit setengah. Saya tidak pernah melihat hal seperti ini sebelumnya.
Padahal, Rahmat memiliki waktu dua menit yang bisa digunakan untuk istirahat sebelum melakukan percobaan tersebut. Berdasarkan IWF Technical and Competition and Regulations 2023, waktu jeda dua menit atau 120 detik diberikan kepada atlet ketika mencoba melakukan dua angkatan berturut-turut.
Namun, Rahmat hanya beristirahat lebih kurang 30 detik sebelum melakukan angkatan krusial. Wajar jika kemudian pilihan untuk beristirahat dalam waktu singkat ini menimbulkan tanya. Para komentator, misalnya, kaget sekaligus heran dengan keputusan Rahmat.
”Dia berdiri. Apa yang dia lakukan? Dia masih punya waktu sekitar semenit setengah. Saya tidak pernah melihat hal seperti ini sebelumnya,” tutur salah satu komentator, Seb Ostrowicz, kaget melihat yang dilakukan Rahmat.
Baca juga: Rahmat dan Rizki, Dua Kutub Berseberangan Menyalakan Persaingan
Kendati dengan susah payah, Rahmat berhasil melakukan clean, yakni mengangkat barbel dari lantai ke bahu. Tubuh Rahmat bergetar saat menahan barbel di bahunya lebih kurang 10 detik. Lifter asal Makassar, Sulawesi Selatan, ini lantas mencoba mengangkat barbel ke atas kepala untuk melakukan jerk, tetapi upayanya gagal.
Rahmat hanya bisa tersungkur di atasplatform, menyadari tiket Olimpiade yang selama ini seolah berada di depan mata kini hilang begitu saja. Tiket itu menjadi milik rekan senegaranya, Rizki Juniansyah, yang ”menyalip” di detik terakhir.
Komentator kembali mempertanyakan mengapa Rahmat memutuskan hanya beristirahat 30 detik. Pertanyaan itu terbilang wajar, bukan hanya karena angkatan yang akan dilakukan Rahmat sangat krusial, melainkan juga lantaran membuatnya terlihat seperti orang yang berbeda.
Hilang ketenangan
Rahmat merupakan lifter yang nyaris jarang berapi-api. Peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 ini kerap menunjukkan ketenangan, sejak dari sebelum masuk platform hingga selesai melakukan angkatan. Bahkan, dia kerap menunjukkan wajah hampir tanpa ekspresi setelah angkatan sukses, hanya memberi salam kepada juri.
Suatu waktu, Rahmat pernah berkata, hal itu sengaja dilakukannya untuk menjaga fokus. Selama semua percobaan belum dituntaskan, Rahmat tidak mau berselebrasi berlebihan. Dia baru mengeluarkan pose andalan memamerkan otot bisep bak binaragawan jika perlombaan sudah dia selesaikan, terutama saat medali berhasil dipastikan dan pemecahan rekor berhasil dilakukan.
Baca juga: Rahmat Erwin Abdullah, Si ”Rambo” Ketiga Bergaya ala Binaraga
Rahmat juga tak pernah terburu-buru memasuki area kompetisi setelah namanya dipanggil. Rahmat akan berjalan tenang untuk keluar dari area. Dia tak pernah melewatkan untuk melakukan simulasi gerakan. Dia juga selalu menyempatkan untuk menghirup aroma dari sebuah produk krim pereda nyeri yang dioleskan ke tangan ayahnya demi memperlancar pernapasan.
Ketenangan itu seperti menghilang tiba-tiba dari diri Rahmat dengan keputusannya untuk segera mengangkat barbel lagi. Agak sulit membayangkan mental berlomba Rahmat terguncang karena Rizki Juniansyah berhasil membukukan total angkatan 365 kg. Apalagi selama 18 bulan terakhir masa kualifikasi, Rahmat dominan.
Sejak kualifikasi pertama di Kejuaraan Dunia 2022 di Bogota, Kolombia, Rahmat langsung memimpin daftar peringkat kualifikasi dengan total angkatan 352 kg. Tak ada yang mampu mengejar Rahmat setelahnya, bahkan hingga Kejuaraan Asia 2024 di Uzbekistan, sebulan sebelum kualifikasi terakhir di Phuket.
Selisih yang jauh dari pesaing terdekat juga kerap membuat Rahmat bertarung di kelas 81 kg. Selain sebagai strategi agar kemampuannya tidak terbaca lawan, Rahmat juga berkesempatan menorehkan rekor di dua kelas berbeda. Dia merupakan pemilik rekor dunia untuk clean and jerk seberat 204 kg di kelas 73 kg dan 209 kg di kelas 81 kg.
Baca juga: Prestasi Rahmat Terus Melesat
Namun, dominasi yang tak tergoyahkan itu juga membuat Rahmat jarang benar-benar mendapatkan ”ujian” dari lawan. Lifter Thailand, Weeraphon Wichuma, misalnya, hanya bisa mengejar hingga 349 kg. Saingan dengan total angkatan paling mendekati Rahmat adalah rekan senegara, Rizki, yang kembali muncul di Kejuaraan Asia.
Maka, Rahmat sempat mengakui senang karena rivalitas dengan Rizki membuatnya tidak berpuas diri. Alih-alih bersantai dan merasa cukup dengan total angkatan yang ditorehkan, dia terpacu untuk menjauh dari Rizki dan tetap menjadi lifter terbaik Indonesia kelas 73 kg sekaligus memuncaki daftar peringkat kualifikasi.
Rahmat berada di atas angin untuk merebut tiket Olimpiade karena unggul hingga 10 kg atas Rizki berkat total 363 kg di Kejuaraan Asia. Namun, dengan keberhasilan Rizki mencatatkan total 365 kg, dapat dipahami jika Rahmat terpacu dan mau tidak mau memasang angkatan tinggi hingga 206 kg.
Dengan snatch(mengangkat beban tanpa jeda dari lantai hingga di atas kepala) terbaik seberat 160 kg dari tiga percobaan, angkatan clean and jerk 206 kg akan membuat Rahmat memiliki total angkatan 366 kg. Angka 206 kg juga akan membuat Rahmat menajamkan rekor dunia atas namanya sendiri. Namun, lebih penting, dia akan unggul satu kg atas Rizki dan kembali merebut posisi puncak daftar peringkat sekaligus memastikan tiket ke Paris menjadi miliknya.
Baca juga: Rahmat Erwin Abdullah Mewujudkan Mimpi Ayah
Namun, semua tidak sesuai dengan rencana. Pelatih Rahmat sekaligus ayahnya, Erwin Abdullah, enggan berkata banyak soal keputusan beristirahat 30 detik. Menurut Erwin, tak masalah sesingkat apa pun waktu yang digunakan untuk beristirahat selama Rahmat siap melakukan angkatan lagi.
”Sekalipun masa interval lebih kurang 30 detik, tatkala lifter sudah merasa siap, itu boleh dilakukan,” ujar Erwin.
Momen Rahmat tengah duduk di pinggir platform terekam kamera fotografer yang berada di sana. Momen itu akan mengingatkan soal misteri 30 detik yang sejauh ini hanya Rahmat sendiri yang tahu jawabannya. Momen tersebut juga akan membawa pada ingatan bahwa setelah 30 detik, tiket Olimpiade yang berada dalam genggaman 18 bulan ini terlepas dari tangan Rahmat.