Angkat Besi, di Antara Duel Senegara dan Tiket Panggung Dunia
”Duel” Rahmat dan Rizky serta persaingan sesama lifter Indonesia akan mewarnai kualifikasi terakhir Olimpiade Paris.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
Piala Dunia Angkat Besi 2024 di Phuket, Thailand, bak pertaruhan hidup-mati bagi para lifter untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024. Lifter Indonesia tidak hanya harus bersaing dengan wakil negara lain, tetapi juga harus ”berduel” melawan rekan senegara. Dengan hanya lifter terbaik per negara di kelas tertentu yang berhak ke Paris, Perancis, tidak ada cara lain untuk mengejar mimpi tampil di panggung olahraga tertinggi dunia selain mengalahkan rekan sendiri.
Piala Dunia Angkat Besi 2024 di Phuket, Thailand, 31 Maret-11 April, merupakan kualifikasi terakhir Olimpiade Paris 2024. Ajang ini juga bersifat wajib dalam rangkaian kualifikasi sehingga semua lifter yang mengejar tiket ke Paris akan berpartisipasi.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
Kalau ada rival senegara, persaingan menjadi lebih seru karena saya tidak bisa berleha-leha atau santai. Persaingan ini menjaga saya untuk tetap fokus meraih apa yang ingin saya capai.
Indonesia mengirimkan total sebelas lifter untuk berlaga di tujuh kelas. Dari sebelas lifter itu, delapan atlet harus bersaing dengan rekan senegara. Sebab, tiap kelas hanya dapat diisi satu atlet dengan ranking terbaik dari tiap negara dalam daftar peringkat kualifikasi.
Windy vs Klarisa
Di kelas 49 kilogram putri, Indonesia menempatkan peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020, Windy Cantika Aisah. Pada kualifikasi terakhir ini, Windy memikul beban berat untuk tampil di Olimpiade kedua kalinya.
Menempati peringkat ke-16 dengan total angkatan terbaik 176 kilogram selama rangkaian kualifikasi, Windy harus menambah angkatan lebih dari 16 kg. Hal itu bertujuan agar bisa menembus 10 besar daftar peringkat kualifikasi yang menjadi syarat ke Paris.
Dalam upayanya tersebut, Windy juga harus bersaing dengan rekan senegara, Juliana Klarisa, yang tampil di kelas yang sama. Saat ini, Windy masih unggul tipis dari Klarisa yang total angkatannya 175 kilogram. Dengan begitu, nama Windy masih tertera daftar peringkat sebagai atlet Indonesia dengan total angkatan terbaik di kelas 49 kg.
”Memang, harus bersaing dengan teman sendiri, tetapi saya mau fokus ke penampilan saya dulu. Semoga saya diberi kesehatan, itu yang paling penting. Kalau sudah sehat, semoga bisa memberikan yang terbaik sesuai harapan,” ucap Windy yang akan tampil bersama Klarisa di kelas 49 kg putri Grup C pada hari pertama Piala Dunia, Minggu (31/3/2024).
Natasya vs Sarah
Pada nomor putri lainnya, ada Natasya Beteyob yang akan bersaing dengan Sarah di kelas 59 kg pada Kamis (4/4/2024). Sarah akan tampil lebih dulu di Grup C, disusul Natasya yang berlomba di Grup B.
Saat ini, Natasya menempati peringkat ke-19 dengan total angkatan 212 kg. Lifter asal Papua ini unggul satu kg dari Sarah. Sejak kualifikasi pertama di Kejuaraan Angkat Besi Dunia 2022 di Bogota, Kolombia, Natasya dan Sarah saling bersaing untuk menyalip angkatan.
Untuk lolos ke Paris, mereka tak cukup hanya unggul dari rekan senegara. Mereka juga perlu menambah angkatan hingga lebih dari 10 kg agar bisa menembus 10 besar.
Eko vs Ricko
Adapun pada kelas 61 kg putra, ada lifter Eko Yuli Irawan yang harus bersaing dengan yuniornya, Ricko Saputra. Kedua lifter ini sebenarnya sama-sama menempati 10 besar daftar peringkat kualifikasi. Namun, dalam daftar panjang, Eko memiliki peringkat lebih baik (ranking kelima) dari Ricko (urutan kedelapan) dengan total angkatan 300 kg.
Namun, Eko mengatakan tetap mewaspadai Ricko yang menurut dia akan berusaha mati-matian untuk menyalip. Ricko memiliki total angkatan terbaik 298 kg sehingga ”hanya” membutuhkan lebih dari 2 kg untuk melampaui Eko.
Pelatih pelatnas angkat besi yang menangani Ricko, Dirdja Wihardja, mengatakan, persaingan kedua lifter yang akan berlangsung Selasa (2/4/2024) ini dipastikan seru. Begitu pula dengan persaingan di kelas 73 kg putra yang melibatkan dua penghuni teratas daftar peringkat, Rahmat Erwin Abdullah dan Rizki Juniansyah, Kamis (4/4/2024).
Rahmat vs Rizki
Rahmat memimpin dengan total angkatan 363 kg, disusul Rizki dengan 353 kg. Rahmat konsisten meraih prestasi dalam setiap kejuaraan yang diikuti. Sementara itu, Rizki tak menunjukkan penurunan performa kendati baru tampil lagi setelah setengah tahun absen karena pemulihan selepas operasi usus buntu.
”Kalau ada rival senegara, persaingan menjadi lebih seru karena saya tidak bisa berleha-leha atau santai. Persaingan ini menjaga saya untuk tetap fokus meraih apa yang ingin saya capai,” kata Rahmat yang merebut medali perunggu kelas 73 kg di Olimpiade Tokyo 2020.
Terlepas dari persaingan sesama wakil Indonesia, angkat besi setidaknya punya peluang sangat besar untuk kembali meloloskan atlet ke Olimpiade. Dengan Rahmat dan Rizki menghuni peringkat teratas kelas 73 kg serta Eko dan Ricko menempati peringkat 10 besar, Indonesia akan mempunyai dua nama dari dua kelas itu yang akan berlaga di Paris.
Adapun Wakil Indonesia lain yang berlaga di Piala Dunia ialah Mohammad Yasin (67 kg putra), Tsabitha Alfiah Ramadani (71 kg putri), dan Nurul Akmal (+87 kg putri).
Angkat besi merupakan cabor yang memiliki tradisi kuat lolos ke Olimpiade. Sejak Olimpiade Helsinki 1952 hingga Olimpiade Tokyo 2020, angkat besi tak pernah absen menempatkan wakilnya. Maka, patut dinantikan siapa yang akan mewakili Indonesia bertanding di cabang olahraga angkat besi pada Olimpiade Paris 2024.