Makna Tersembunyi Hadiah Southgate untuk Declan Rice
Ada dua alasan Southgate menjadikan Rice kapten Inggris. Salah satu dari itu berkaitan dengan drama di luar timnas.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Dua hari lalu, setelah kekalahan dari Brasil, manajer tim nasional Inggris Gareth Southgate memuji gelandang Declan Rice setinggi langit. Menurut dia, kehadiran Rice tidak tergantikan di dalam skuad “Tiga Singa”. Pemain asal Arsenal itu menyelamatkan Inggris dari krisis gelandang “nomor 6”.
Tiba-tiba, Southgate membuat kejutan dalam konferensi pers jelang laga uji coba Inggris versus Belgia yang akan berlangsung pada Rabu (27/3/2024) dini hari WIB di Stadion Wembley. Sang manajer mengumumkan, Rice akan menjabat sebagai kapten tim untuk pertama kali dalam penampilannya ke-50 di laga nanti.
“Declan di sini (untuk mengambil kesempatan itu). Dia memiliki kemampuan dan pengalaman memimpin yang hebat di usia yang masih muda. Saya pikir ini adalah kesempatan brilian untuk para pemain muda kami menunjukkan kepemimpinan dan merasakan pengalaman itu,” ujar Southgate.
Keputusan itu tidak lepas dari para veteran yang absen, yaitu Harry Kane, Kyle Walker, Harry Maguire, dan Kieran Trippier. Rice, 25 tahun, adalah salah satu pemain dengan jumlah penampilan terbanyak di timnas. Di antara pemain tersisa, hanya Marcus Rasfhord, John Stones, dan Jordan Pickford yang lebih banyak.
Rice begitu bahagia bisa mengenakan ban kapten Inggris. Dia sangat berterima kasih pada Southgate atas kesempatan berharga itu. Adapun Southgate merupakan sosok yang memanggil Rice untuk menjalani debut bersama Inggris pada Maret 2019, di usia 20 tahun. Sebelum itu, dia sempat tiga kali membela Republik Irlandia.
“Sejujurnya saya tidak bisa berkata-kata ketika dia (Southgate) menyampaikan itu tadi malam. Saya memeluknya, menjabat tangannya, lalu mengucapkan terima kasih banyak. Saya berhutang banyak padanya. Sejak saya pertama kali masuk ke tim, dia selalu membuat saya betah dan nyaman bermain untuknya. Ini adalah kehormatan besar,” tutur Rice sambil tersenyum lebar.
Dia memiliki kemampuan dan pengalaman memimpin yang hebat di usia yang masih muda.
Hadiah dari Southgate sangatlah wajar. Sang gelandang jangkar selalu menjadi bagian dari skuad inti dalam dua turnamen besar terakhir, Piala Dunia Qatar 2022 dan Piala Eropa 2020. Gelandang lain seperti Jordan Henderson dan Kalvin Phillips keluar masuk skuad utama, tetapi tidak dengan Rice yang akan kembali diandalkan di Piala Eropa 2024.
Apalagi, Rice terus berkembang dalam musim debutnya bersama Arsenal. Di bawah genggaman manajer Mikel Arteta, dia berevolusi menjadi pemain yang bisa berperan sebagai gelandang “nomor 6” yang lebih bertahan maupun “nomor 8” yang lebih menyerang. Semua bisa menyesuaikan tergantung taktik yang digunakan.
Perannya tidak hanya sebagai jembatan serangan dan melindungi para bek, tetapi juga berkontribusi dalam gol. Rice sudah menyumbang 6 gol dan 5 asis di liga musim ini. Jumlah tersebut merupakan yang terbanyak sepanjang kariernya. Adapun enam (3 gol, 3 asis) di antara kontribusi gol itu diciptakan dalam lima laga terakhir.
Southgate menambahkan, sudah percaya Rice akan memimpin Inggris pada masa depan sejak debutnya. Adapun di level klub, Rice sudah menjabat kapten di West Ham United pada usia 23 tahun. “Bersama Dec, Anda bisa merasakan stabilitas dan kedewasaan dalam setiap pengambilan keputusan,” ujarnya.
“Dia sudah memimpin West Ham di usia sangat muda. Saya juga terus mendorongnya dalam aspek itu (kepemimpinan). Sangat mudah untuk mengambil langkah mundur, kami punya banyak pemain lebih tua. Tetapi kami melihat pemain muda (seperti Rice) sudah siap untuk menerima tanggung jawab itu,” lanjutnya.
Sekali mendayung, Southgate melampaui dua pulau
Jika dilihat lebih luas, Southgate seperti sedang mengilhami pepatah “Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.” Penunjukan kapten pertama dari Arsenal setelah terakhir kali Sol Campbell di Mei 2005 itu memperlihatkan, sang manajer sedang ingin memperbaiki sesuatu.
Kebetulan atau tidak, dalam pengumuman skuad untuk jeda internasional kali, sempat ada masalah yang melibatkan Arsenal. Keputusan Southgate dipertanyakan karena tidak membawa bek sayap Arsenal yang sedang naik daun, Ben White, di tengah keterbatasan Inggris di posisi tersebut.
Southgate berkata, White menolak untuk dipanggil ke timnas. Tidak ada masalah personal antara tim pelatih, termasuk dirinya, dengan sang bek. Namun, ada fakta yang tidak diungkap dalam pertanyaan itu. Menurut The Athletic, White enggan kembali ke timnas karena sempat bermasalah dengan asisten pelatih Steve Holland.
Holland menyinggung White saat Piala Dunia Qatar. Setelah itu, White memutuskan pergi dari timnas di saat turnamen sedang berlangsung dengan alasan personal. Sejak masalah itu, dia tidak pernah dipanggil lagi oleh Southgate. Ada ketakutan persoalan itu merembet ke para pemain Arsenal lain di timnas.
Bagi Southgate, sangat penting menjaga hubungan dengan para pemain Arsenal. Ada tiga pemain yang reguler dipanggil dalam beberapa tahun terakhir, yaitu Rice, Bukayo Saka, dan Aaron Ramsdale. Rice dan Saka bahkan masuk dalam kategori pemain krusial tim.
Karena itu, penunjukan Rice sebagai kapten tampak bermakna ganda. Southgate seperti ingin menegaskan, masalahnya dengan White tidak lebih dari urusan personal. Tidak ada sangkut paut dengan pemain Arsenal lain. Semestinya masalah itu juga bisa diselesaikan, termasuk melibatkan Rice sebagai penghubung.
Rice sendiri siap untuk menengahi masalah antara White dan tim pelatih Inggris. “Saat saya kembali ke Arsenal. Saya akan berbicara padanya (White). Semoga dia bisa berubah pikiran. Sebab memiliki pemain sepertinya, di skuad yang sedang tampil baik di liga, pasti akan menjadi tambahan berarti untuk Inggris,” jelasnya.
Pada akhirnya, hadiah Southgate untuk Rice bukan sesuatu yang sederhana seperti hitam dan putih. Ada hal-hal kompleks yang menyelimuti itu. Namun, bukan tidak mungkin, hadiah tersebut menjadi titik awal rekonsiliasi White dengan timnas. Southgate adalah yang paling diuntungkan jika itu terjadi. (AP/REUTERS)