Tinggal ”Wildcard”, Jalan Taekwondo ke Olimpiade Paris 2024
Empat taekwondoin Indonesia gagal lolos Olimpiade Paris 2024 via kualifikasi. Sudah dua dekade wakil Indonesia absen.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·5 menit baca
TAIAN, KOMPAS - Kekalahan atlet taekwondo Indonesia, Megawati Tamesti, pada babak perempat final memastikan Indonesia gagal meraih tiket ke Olimpiade Paris 2024 melalui jalur kualifikasi Asia. Dengan demikian, kesempatan Taekwondo Indonesia untuk tampil di Olimpiade setelah absen dua dekade kini tinggal lewat mekanisme wildcard.
Sebagai taekwondoin Indonesia yang tampil paling akhir dari empat perwakilan, Sabtu (16/3/2024), Megawati Tamesti menjadi tumpuan pamungkas untuk lolos ke Paris via kualifikasi Asia. Namun, Megawati menelan kekalahan dua babak langsung pada perempat final disiplin kyorugi atau pertarungan kelas under 57 kilogram putri di Taishan International Convention and Exhibition Center, Taian, Shandong, China.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
Megawati tak bisa mengatasi perlawanan taekwondoin Filipina, Jessica Canabal. Pada babak pertama, atlet kelahiran Yogyakarta ini hanya bisa meraih tiga poin, hasil dari tendangan kaki kanannya yang mengenai kepala lawan. Sementara itu, Canabal meraih sembilan poin berkat kombinasi tendangan ke kepala dan badan.
Pada babak kedua, Megawati juga kalah poin. Taekwondoin berusia 25 tahun ini meraih tujuh poin, sedangkan lawannya mencatatkan 11 poin. Canabal pun memastikan kemenangan dengan skor 2-0 dan melaju ke babak selanjutnya.
“Kami sudah mencoba menyiapkan program latihan terbaik untuk kualifikasi ini, tetapi kami perlu mengakui keunggulan lawan yang memang pembinaannya jangka panjang, terus menerus, jauh sebelum kami,” kata Manajer Taekwondo Indonesia, Laras Fitriana Novianty Sumarna.
Sebenarnya, kata Laras, para atlet Indonesia juga latihan intens sejak SEA Games Vietnam 2021 yang digelar 12-23 Mei 2022). Khusus kualifikasi Asia, mereka juga menyiapkan diri setelah Asian Games Hangzhou 2022 (23 September-8 Oktober 2023).
Dengan kekalahan Megawati, tidak ada satu pun dari empat wakil Indonesia di kualifikasi Asia yang berhasil meraih tiket ke Paris. Pada pertandingan hari pertama, Jumat (15/3/2024), tiga taekwondoin Indonesia lainnya juga gagal melaju ke babak final.
Hanya ada 16 kuota ke Olimpiade Paris 2024 yang tersedia di ajang kualifikasi terakhir tersebut. Kuota itu diperuntukkan bagi finalis untuk masing-masing empat kategori berat putra dan empat kategori berat putri.
Seperti Megawati, Ni Kadek Heni yang turun di kelas under 48 kilogram putri juga kalah di babak perempat final. Begitu pula dengan Ossanando Nauval di kelas under 80 kg putra. Adapun Adam Yazid Fedyansyah (U-68 kg putra) tersingkir pada babak 32 besar.
Sebelum para atlet ini bertarung di China, Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Richard Tampubolon mengatakan, mereka akan berjuang keras mencapai hasil terbaik untuk ke Paris. Selain berjuang di kualifikasi, Richard juga membuka peluang meloloskan atlet dengan wildcard.
Saya akan usahakan supaya setidaknya satu atlet Indonesia lolos. Namun, saya juga minta tolong dimengerti karena banyak yang minta tolong lewat jalur ini. Ini bisa saja tidak terwujud, tetapi akan saya usahakan.
Untuk mewujudkan hal itu, Richard membuka komunikasi dengan Chairman Kukkiwon Jeon Kab-kil. Kukkiwon merupakan badan taekwondo dunia selain World Taekwondo yang menerbitkan peringkat Dan (gelar sabuk hitam), promosi, hingga sertifikasi olahraga taekwondo. Organisasi dari Distrik Gangnam-gu, Seoul, Korea Selatan, ini juga dikenal sebagai Markas Taekwondo Dunia.
Jeon Kab-kil menyampaikan, PBTI memang meminta bantuan agar Indonesia mendapatkan jatah wildcard jika taekwondoin gagal lolos ke Paris lewat jalur kualifikasi. Namun, Jeon tidak menjanjikan wildcard itu akan bisa diberikan kepada Indonesia.
”Saya akan usahakan supaya setidaknya satu atlet Indonesia lolos. Namun, saya juga minta tolong dimengerti karena banyak yang minta tolong lewat jalur ini. Ini bisa saja tidak terwujud, tetapi akan saya usahakan,” tutur Jeon, dikutip dari keterangan resmi Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Terdapat 128 kuota yang tersedia bagi atlet untuk lolos ke Paris. Kuota itu didistribusikan melalui lima cara, yaitu jalur tuan rumah, Universality Places, Peringkat Olimpiade World Taekwondo, Seri Grand Slam Championship, dan Turnamen Kualifikasi Kontinental.
Kualifikasi Asia termasuk ke dalam turnamen kualifikasi kontinental. Adapun atlet Indonesia tidak menembus lima besar ranking dunia yang menjadi syarat kelolosan. Mereka juga gagal meraih tiket dari Grand Slam. Kini, harapan ke Paris tersisa via wildcard atau tiket kelolosan yang diberikan berdasarkan kebijakan penyelenggara acara.
Wildcard biasanya menggunakan kuota Universality Places, yakni jalur yang dikembangkan oleh Komite Olimpiade Internasional untuk membantu memastikan partisipasi para atlet Olimpiade dari negara-negara yang, melalui jalur kualifikasi normal, memiliki sedikit atau tidak ada perwakilan di Olimpiade tersebut.
Untuk mendapatkan kuota Universality Places, terdapat hal-hal yang perlu dilakukan oleh Komite Olimpiade Nasional (NOC) masing-masing negara. Pada 1 Oktober 2023, Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengundang seluruh NOC yang memenuhi syarat. Batas waktu NOC untuk mengirimkan permintaannya yaitu 15 Januari 2023. Selanjutnya, pada akhir masa kualifikasi, Komisi Tripartiat akan mengkonfirmasi secara tertulis NOC mana yang mendapatkan alokasi kuota.
Lama absen
Selain saat ekshibisi pada Olimpiade Barcelona 1992, Indonesia baru dua kali mengirimkan atletnya ke panggung olahraga tertinggi dunia itu. Pada Olimpiade Sydney 2000, Indonesia diwakili Juana Wangsa Putri. Pada Olimpiade Athena 2004, Juliana Wangsa Putri kembali membela Indonesia bersama Satrio Rahadhani. Indonesia absen pada empat edisi setelahnya.
Artinya, sudah dua dekade sejak taekwondo Indonesia menempatkan wakilnya di Olimpiade. Menjelang Olimpiade Tokyo 2020, taekwondo Indonesia sebenarnya sempat membuka harapan untuk mengakhiri penantian panjang mereka. Indonesia memiliki Mariska Halinda (under 49 kg putri).
Mariska, yang saat itu berusia 27 tahun, adalah atlet taekwondo paling senior di pelatnas PBTI. Berdasarkan kondisi fisik dan pengalaman, Mariska adalah atlet yang paling diandalkan untuk menembus Olimpiade Tokyo 2021. Akan tetapi, kesempatan Indonesia dan mimpi Mariska lolos Olimpiade harus buyar karena masalah administratif.
Mariska dan dua atlet Indonesia lain gagal ikut kualifikasi Asia di Jordania, 21-23 Mei 2021, karena dinyatakan tidak terdaftar dalam ajang tersebut. Para atlet ini pun tidak bisa tampil kendati sudah hadir di Jordania.
Mereka langsung ke Jordania setelah menjalani pelatihan selama satu bulan di Korea Selatan. Selain Mariska, atlet Indonesia yang gagal tampil itu terdiri dari M Bassam Raihan yang seharusnya bertarung di kelas under 58 kg putra dan Yazid (U-68 kg putra).