Atmosfer kompetitif itu terasa ketika para atlet ini berlatih di pemusatan latihan panjat tebing di halaman parkir Hotel Santika Premiere, Kota Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (8/3/2024) sore. Pada setiap sesi, atlet berlomba-lomba memanjat dinding lebih cepat dari rekannya, bahkan ketika menggunakan pemberat 5-8 kilogram yang dipasang serupa ekor.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
Pada sesi terakhir, saat para atlet diminta memanjat dari bawah hingga mencapai tombol finis di puncak secara bersamaan, suasana menjadi seperti saat lomba. Mereka terlihat fokus, berusaha agar gerakan yang dilakukan sempurna atau sedikit mungkin melakukan kesalahan.
Ketika giliran pemanjat putra, Veddriq Leonardo memimpin dengan 5,46 detik, diikuti oleh Aspar Jaelolo dengan 6,29 detik. Sementara itu, Kiromal Katibin terpeleset sehingga tidak sampai ke puncak. Padahal, Katibin selalu memimpin dalam tiga sesi sebelumnya.
”Memang kami biasanya bersaing untuk saling mengalahkan. Saya senang sebagian besar punya keinginan untuk unggul, termasuk saat latihan. Itu membuat kami mendapatkan motivasi tambahan,” tutur Katibin.
Para atlet ini berlatih intensif sebagai persiapan melakoni kompetisi beruntun. Terdekat, atlet yang sudah lolos ataupun yang masih berjuang ke Olimpiade akan ikut seri Piala Dunia 2024 di Wujiang, China, 12-14 April 2024. Lalu, mereka akan ke seri Piala Dunia di Salt Lake City, 3-5 Mei 2024.
Setelah itu, pemanjat yang belum lolos ke Paris akan mengikuti dua seri kompetisi, yakni di Shanghai, China (16-19 Mei), dan di Budapest, Hongaria (23 Juni). Kedua kompetisi ini merupakan kualifikasi terakhir Olimpiade.
Dengan jatah untuk setiap negara ke Olimpiade hanya dua atlet putra dan dua atlet putri, aroma persaingan antaratlet pun kian terasa. Setelah Desak Made lolos di sektor putri dan Rahmad Adi di kategori putra, kuota tersisa bagi Indonesia tinggal masing-masing satu atlet. Alhasil, para pemanjat ini harus bersaing dengan rekan senegara, selain dengan lawan dari negara lain.
Kiromal, misalnya, semakin ”panas” karena, menurut dia, tiket ke Paris terasa seperti terlepas dari genggamannya dan menjadi milik Rahmad Adi. Saat Kualifikasi Zona Asia atau IFSC Climbing Asian Qualifier 2023 di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, November lalu, Kiromal dan Adi bertemu di final untuk memperebutkan satu slot ke Paris.
Adi kemudian keluar sebagai pemenang setelah menyelesaikan perlombaan final dengan waktu 5,35 detik. Adapun Kiromal dinyatakan fall atau jatuh setelah tidak menyentuh tombol finis.
Kini, persaingan yang menjadi sorotan di sektor putra ialah antara Kiromal dan Veddriq Leonardo. Pasalnya, kedua pemanjat ini kerap bergantian saling mengalahkan dan menciptakan rekor dunia.
Saya ingin memecahkan rekor dunia lagi. Persaingan pasti semakin sengit karena di latihan, kami pemanjat putra sudah punya kemampuan setara. Namun, saya punya kemauan tinggi.
Kiromal mengawali sejarah melalui pemecahan rekor dunia milik pemanjat Iran, Reza Alipour (5,48 detik yang dicetak pada seri Piala Dunia 2017 di Nanjing, China). Pemanjat 23 tahun ini mencatatkan waktu 5,25 detik pada seri Piala Dunia 2021 di Salt Lake City, Amerika Serikat, 28 Mei 2021.
Selanjutnya, secara berturut-turut, Veddriq mempertajam rekor dunia menjadi 5,20 detik pada seri Piala Dunia 2021 di Salt Lake City, 28 Mei 2021. Setelah itu, Kiromal mempertajamnya hingga lima kali menjadi 5,17 detik, 5,10 detik, 5,09 detik, 5,04 detik, dan 5,009 detik.
Lalu, Veddriq dua kali mempertajam rekor itu mulai 4,984 detik saat kualifikasi kedua dan 4,90 detik di perempat final dalam seri kedua Piala Dunia IFSC 2023 di Seoul, Korea Selatan, Maret 2023. Veddriq pun menjadi manusia pertama yang mampu memanjat dinding setinggi 15 meter itu dengan waktu di bawah 5 detik.
”Saya ingin memecahkan rekor dunia lagi. Persaingan pasti semakin sengit karena di latihan, kami pemanjat putra sudah punya kemampuan setara. Namun, saya punya kemauan tinggi,” kata Kiki, sapaan akrab Kiromal.
Semangat dan tekad serupa disampaikan pemanjat putri Nurul Iqamah. Melihat Desak Made sudah memastikan tempat di Paris, Nurul kian termotivasi untuk juga lolos ke panggung Olimpiade. Atlet asal Bima, Nusa Tenggara Barat, ini pun akan bersaing ketat dengan pemanjat putri Indonesia lainnya, Rajiah Sallsabillah.
Nurul dan Billah menempati posisi lima besar sehingga melaju ke putaran final nomor perlombaan perseorangan kecepatan alias speed Kualifikasi Panjat Tebing Asia atau IFSC Climbing Asian Qualifier 2023. Namun, Billah melangkah lebih jauh dengan menembus semifinal dan kalah dari wakil Korea, Jeong Jimin.
”Kalau Desak bisa ke Olimpiade, kami juga harus bisa,” ucap Nurul.