Selamat Datang di Maraton Terpanjang, Liverpool
Ambisi ”quadruple” bisa menjadi alasan kejatuhan Liverpool. Bantuan pemain akademi bisa menjadi penyelamat.
NOTTINGHAM, JUMAT — Ibarat lomba maraton, capaian gelar juara Piala Liga hanyalah titik aman pertama bagi Liverpool. Ujian terberat mereka baru akan datang mulai saat ini hingga tiga bulan ke depan. Keterbatasan pemain, ambisi besar, dan jadwal neraka akan membebani langkah ”Si Merah” ke garis finis.
Dalam maraton, bagian tersulit bagi pelari adalah ketika mendekati garis akhir. Saat kelelahan tubuh sudah mencapai titik puncak. Mereka seolah hanya bertumpu pada kekuatan mental. Fase seperti itu pula yang akan dihadapi Liverpool seusai pesta juara Piala Liga, trofi yang sebenarnya paling minor dari seluruh target mereka.
Baca juga: Liverpool Menjalani Masa Depan
Liverpool yang masih berkesempatan juara di tiga kompetisi sudah dinanti jadwal neraka. Mereka akan menjalani lima laga dalam 15 hari ke depan, diawali bertandang ke markas Nottingham Forest, Stadion City Ground, Sabtu (2/3/2024) WIB. Selain liga domestik, terdapat juga pertandingan Liga Europa dan Piala FA.
Tim-tim rival Liverpool, Arsenal (3) dan Manchester City (4), mendapatkan jadwal yang lebih lengang sebelum jeda internasional pada pertengahan April. Masalah selanjutnya, tim asuhan Manajer Juergen Klopp itu sedang kekurangan pemain akibat badai cedera. Di laga 16 besar Piala FA, tengah pekan lalu, selusin pemain senior tidak bisa tampil.
Kenny Dalglish, sosok legendaris Liverpool, mengatakan, Arsenal dan City bukan lawan terberat untuk Si Merah. ”Ancaman terbesar Liverpool adalah cedera. City punya kedalaman skuad, Arsenal mulai mendapatkan kembali pemain dari cedera, sementara Liverpool terus kehilangan pemain,” ujarnya dalam siniar No Tippy Tappy Football.
Ambisi skuad Liverpool musim ini adalah memberikan hadiah perpisahan terbaik untuk Klopp. Quadruple, atau raihan empat trofi sekaligus, masih mungkin diraih. Namun, Klopp mengakui, akan sangat sulit bisa bertahan sampai akhir di seluruh kompetisi tersebut dengan kondisi skuad seadanya, seperti yang terjadi saat ini.
Peran (pemain muda) sangat mengesankan sejauh ini, tetapi kami harus mencari solusi lain lagi untuk menghadapi Forest.
Menurut Klopp, alasan Liverpool nyaris meraih quadruple di musim 2021-2022 adalah karena kondisi skuad lebih baik. ”Skuad kami lebih kuat dua tahun lalu (karena bebas masalah cedera). Kami bisa melakukan pergantian untuk setiap kompetisi. Saat ini, kami hanya bisa fokus laga demi laga dan berjuang untuk semuanya,” tuturnya.
Baca juga: Jumpa Southampton, Liverpool Bergantung pada Pemain Akademi
Adapun dengan skuad yang lebih kuat di musim itu, Liverpool berhasil melangkah jauh di empat kompetisi sekaligus. Namun, mereka hanya mampu mengakhiri musim dengan trofi Piala Liga dan Piala FA. Mohamed Salah dan rekan-rekan harus puas menjadi runner-up dalam dua kompetisi terbesar yang diikuti, Liga Inggris dan Liga Champions.
Jelang laga versus Forest, baru penyerang Darwin Nunez dan gelandang Dominik Szoboszlai yang kembali dari cedera dan ikut dalam sesi latihan tim. Namun, mereka belum dipastikan akan bisa turun di City Ground. Sementara itu, Salah masih membutuhkan setidaknya satu pekan sebelum bisa merumput lagi.
Darah muda
Salah satu yang bisa menyelamatkan Liverpool dari bencana di akhir musim adalah para pemain akademi. Kepercayaan Klopp kepada para pemain muda mulai terbayar dalam dua laga terakhir, yakni saat final Piala Liga dan babak 16 besar Piala FA. Di Piala FA, nyaris separuh skuad inti Liverpool berstatus pemain akademi.
Baca juga: Trofi Paling Istimewa bagi Juergen Klopp
Setelah bek sayap Conor Bradley (20) bersinar di awal tahun, giliran dua penyerang muda, Lewis Koumas (18) dan Jayden Danns (18), yang unjuk gigi. Mereka menyumbang tiga gol dalam kemenangan atas Southampton. Klopp tidak hanya memuji para remaja tersebut, tetapi juga pemain senior lain yang selalu membantu.
”Mereka (pemain senior) sangat menikmati saat ada (pemain muda) di sekelilingnya. Mereka selalu menanti apa yang bisa diberikan. Saya sangat ingin semuanya menjadi bagian untuk perjalanan ini. Peran (pemain muda) sangat mengesankan sejauh ini, tetapi kami harus mencari solusi lain lagi untuk menghadapi Forest,” papar Klopp.
Liverpool, jika terus melaju di seluruh kompetisi, berpotensi menjalani total 22 laga dalam 55 hari ke depan. Potensi laga tersebut melampaui tim-tim lain, seperti City (20) yang juga masih bertarung di kompetisi. Adapun di liga saat ini Liverpool yang berada di puncak klasemen hanya unggul satu poin atas City dan dua poin atas Arsenal.
Forest bisa menjadi batu sandungan untuk Liverpool. Tim tuan rumah sedang butuh pelampiasan setelah tersingkir dramatis dari Piala FA. Tim asuhan Manajer Nuno Espirito Santo itu kalah dari Manchester United, 0-1, karena kecolongan gol bola mati pada semenit sebelum waktu normal berakhir.
Baca juga: Perayaan Awal Perpisahan Klopp
”Akan butuh banyak energi dari para pemain untuk bisa menahan tim besar seperti Liverpool. Namun, kami tetap harus mempertahankan ide bermain untuk terus menyerang, tidak peduli siapa pun lawannya. Pemain kami butuh kebebasan karena mereka punya talenta untuk bermain terbuka,” ujar Santo.
Laga nanti berpotensi menjadi reuni untuk penyerang Forest, Divock Origi, dengan Liverpool. Adapun Origi sempat bermain di Liverpool selama empat musim, 2018-2022. Selama itu, dia berhasil mempersembahkan masing-masing satu gelar Liga Inggris dan Liga Champions untuk Si Merah. (AP/REUTERS)