Ada perubahan dalam ajang Formula 1 Powerboat di Danau Toba tahun ini.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Danau Toba mendapatkan kesempatan kedua menyelenggarakan Kejuaraan Dunia Perahu Motor Formula 1 atau F1H2O pada 2-3 Maret 2024. Panitia meningkatkan kualitas penyelenggaraan lomba karena ajang ini berpotensi besar mendatangkan banyak wisatawan ke Danau Toba.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada 1984, F1H20 atau lebih dikenal sebagai F1 Powerboat telah berlangsung di 39 negara. Indonesia mendapat kehormatan menjadi salah satu penyelenggara untuk pertama kalinya pada 2023. Kala itu, Danau Toba bersanding dengan empat sirkuit lainnya di China, Perancis, Italia, dan Uni Emirat Arab.
Untuk tahun ini, balapan perahu motor dilaksanakan di delapan sirkuit. Balapan pertama tahun ini dimulai di Danau Toba, kemudian berpindah ke Vietnam pada akhir Maret 2024, dan seri penutup kejuaraan berlangsung di Uni Emirat Arab. Ada 18 pebalap dari sembilan tim yang berpartisipasi, termasuk juara bertahan dari Swedia, Jonas Andersson, yang pada tahun ini membela Team Binh Dinh asal Vietnam.
”Persiapan sudah 99 persen. Para pebalap sudah mulai berdatangan sejak dua hari lalu. Logistik juga sudah sampai. Ada lebih dari 600 ton logistik balapan yang tiba di Pelabuhan Belawan. Dalam dua hari ke depan boat-boat ini akan mulai turun ke Danau Toba untuk mencoba sirkuit yang kami buat. Jadi, kesiapannya sudah sangat siap secara infrastruktur dan acara,” tutur Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney Maya Watono dalam diskusi daring, Selasa (27/2/2024).
Maya mengungkapkan, ada perubahan dalam jam balapan dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun ini balapan akan dimulai pada pagi hari. Keputusan mengubah jam balapan ini setelah panitia mengevaluasi penyelenggaraan tahun lalu. Saat itu kondisi angin dan ombak di Danau Toba pada siang hari sangat kencang sehingga menyulitkan para pebalap dalam melihat lintasan.
Selain dari sisi balapan, panitia turut meningkatkan pelayanan kepada para calon penonton. Kantong parkir dan jumlah hotel ditambah demi mengantisipasi meningkatnya jumlah pengunjung. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), jumlah perjalanan ke Danau Toba tahun lalu menembus 24 juta perjalanan.
Tahun ini, dengan adanya ajang F1 Powerboat kedua di Danau Toba, pemerintah menargetkan akan ada tambahan satu juta perjalanan lagi. Target tersebut bukan hal yang mustahil untuk diraih mengingat ajang F1 Powerboat setidaknya bisa mendatangkan 180 juta ketertarikan (impression) di media sosial.
Menyelenggarakan ajang olahraga bertaraf internasional adalah strategi Pemerintah Indonesia dalam mempromosikan Danau Toba yang masuk sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo menyampaikan, ajang skala besar seperti F1 Powerboat akan memantik pengembangan infrastruktur di Danau Toba.
Itu terbukti dengan dibangunnya satu hotel bintang lima di Pulau Samosir untuk menyambut para wisatawan di Danau Toba dalam jangka panjang. Kemenparekraf bergerak dengan menawarkan paket-paket perjalanan wisata di sekitar Danau Toba. Selain itu, di samping ajang utama F1 Powerboat, para pengunjung juga akan disuguhi atraksi budaya, termasuk lomba balap perahu tradisional, Solu Bolon.
”Ajang ini jadi alat promosi (wisata) paling ampuh. Mengubah citra destinasi menjadi lebih positif dan yang paling penting ada manfaat ekonomi, dengan masyarakat lokal yang dilibatkan,” ucap Angela.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo mengatakan, momentum balapan F1 Powerboat di Indonesia bisa juga memperluas promosi terhadap cabang-cabang olahraga air. Setelah balapan F1 Powerboat berlangsung di pagi hari, siang harinya juga akan berlangsung Kejuaraan Nasional Aquabike Jetski.
Dito menambahkan, Indonesia belum memiliki pebalap F1 Powerboat di tingkat internasional. Karena itu, Kemenpora menjajaki peluang mendirikan akademi powerboat di Indonesia. Wacana ini sudah berkembang sejak tahun lalu.
”Dengan akademi ini minimal kita bisa menyiapkan driver dari Indonesia yang nantinya kita akan coba meminta driver kita ini bisa balapan dengan tim-tim yang ada,” ucap Dito.