Pengurangan penalti poin membawa berkah bagi Everton. Namun, ”The Toffees” belum aman. Mereka dibayangi hukuman lain.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LONDON, SENIN – Everton bisa sedikit bernapas lega seiring mendapat keringanan dari hukuman pengurangan 10 poin akibat melanggar aturan finansial. Alhasil, mereka hanya mendapat penalti enam poin di musim ini. Kondisi itu mendongkrak posisi Everton naik dua peringkat sekaligus memperlebar jarak dengan zona degradasi menjadi lima poin.
Keputusan yang diumumkan pada Senin (26/2/2024) itu adalah buah dari proses banding yang dijalani Everton selama tiga hari, awal Februari lalu. Mereka menganggap hukuman yang diberikan pada November 2023 lalu karena terbukti melanggar aturan finansial Premier League ”terlalu berat dan mengejutkan”. Apalagi, Everton tidak menemukan dasar pengurangan jumlah poin masif yang dialami mereka di musim ini.
Kami puas, banding kami telah menghasilkan pengurangan sanksi poin.
Hukuman yang didapatkan Everton merupakan sanksi terbesar dalam sejarah Liga Inggris. Adapun Everton terbukti bersalah karena melanggar aturan kerugian keuangan maksimal 105 juta pounds atau sekitar Rp 2,08 triliun. Komisi Independen Premier League mendapat bukti Everton mengalami kerugian 124,5 juta pound (Rp 2,47 triliun) pada musim 2020-2021.
”Kami puas, banding kami telah menghasilkan pengurangan sanksi poin. Klub juga sangat senang dengan keputusan Dewan Banding yang membatalkan temuan komisi awal bahwa klub gagal bertindak dengan itikad baik. Keputusan pengurangan sanksi poin ini sangat penting bagi klub,” tulis pernyataan resmi Everton di laman klub, Senin.
Tambahan empat poin dibandingkan seusai menahan Brighton & Hove Albion, 1-1, Sabtu (24/2/2024), dianggap suntikan psikologis penting oleh Peter Macfarlane, perwakilan suporter Everton. Macfarlane menganggap semua elemen suporter akan mengerahkan dukungan maksimal untuk memberikan dorongan kepada Manajer Sean Dyche dan semua pemain di sisa musim ini.
”Keputusan banding itu adalah dorongan psikologis yang besar untuk menjauhkan klub dari posisi tiga terbawah. Saya berharap kami bisa mulai perlahan menaiki tabel klasemen,” ujar Macfarlane kepada BBC.
Keputusan Dewan Banding membawa Everton dari posisi ke-17 menjadi berada di peringkat ke-15. Mereka melangkahi Nottingham Forest dan Brentford. ”The Toffees” pun hanya berjarak tiga poin dari Crystal Palace dan Bournemouth yang masing-masing duduk di posisi ke-13 dan ke-14.
Macfarlane pun mewanti-wanti berpesan agar skuad Everton bisa memanfaatkan dengan baik upaya manajemen untuk melakukan banding. Jika ”kemenangan tipis” dalam proses banding itu tidak dimanfaatkan, Everton masih memiliki kans untuk turun kasta ke Divisi Championship, musim depan.
Itu merujuk dari performa mereka sejak akhir Desember lalu. The Toffees telah mengalami nirmenang dalam sembilan pertandingan terakhir di Liga Inggris. Dari 27 poin yang tersedia, mereka hanya mengemas lima poin.
Belum aman
Hanya hasil positif yang sejatinya bisa membawa Everton bertahan di kompetisi kasta tertinggi Inggris. Mereka wajib meraih poin sebanyak-banyaknya di sisa 12 pertandingan musim ini.
Pasalnya, Everton belum sepenuhnya aman. Mereka masih dibayangi ancaman hukuman lain yang kembali mengancam mereka dengan pengurangan poin. Premier League menduga telah menemukan potensi pelanggaran finansial lain yang dilakukan Everton, Januari 2024 lalu. Temuan itu didasari laporan keuangan terbaru yang dilaporkan Everton kepada Premier League, 31 Desember 2023 lalu.
Hal itu membuat Komite Premier League melakukan proses untuk mengamati dan mendengarkan temuan bukti-bukti terkait dugaan Everton melakukan pelanggaran finansial lain. Keputusan atas proses penyidikan terkini itu akan diumumkan setidaknya pada awal April mendatang.
Selain Everton, Nottingham Forest juga tengah menjalani masalah serupa. Pada April nanti, Premier League diagendakan akan mengumumkan keputusan untuk Everton dan Forest secara bersamaan.
Peluang Everton dan Forest terkena hukuman pengurangan poin tentu bisa menjadi keuntungan bagi tim-tim lain yang menghindari zona degradasi, salah satunya Luton Town. Tim asuhan Rob Edwards itu berada di peringkat ke-18 dengan koleksi 20 poin. Luton tertinggal empat poin dari Forest dan lima poin dari Everton.
Namun, Edwards menegaskan, kondisi itu tidak akan memberikan pengaruh berarti bagi pemainnya. ”Mungkin saja pemain memikirkannya, itu alami, tetapi kami tidak bisa mengontrol situasi itu. Saya belum pernah mengalami hal seperti itu sebelumnya, jadi (keuntungan) itu hanya hipotesis semata. Kami harus fokus pada diri sendiri untuk mendapatkan poin,” kata Edwards, dilansir Sky Sports.