Jebakan Blok Medium Menanti Arsenal
Memori buruk kekalahan di tengah pekan akan kembali menghantui Arsenal saat berhadapan dengan Newcastle.
LONDON, JUMAT — Pil pahit ditelan Arsenal dalam kekalahan dari FC Porto pada tengah pekan lalu. Tidak hanya kalah, mereka juga kehilangan jati diri di depan jebakan blok medium lawan. Berselang tiga hari, ”Si Meriam” akan ditantang Newcastle United yang memiliki pendekatan taktik dan spesialisasi bertahan seperti Porto.
Saat Arsenal kalah 0-1, Porto menumpuk pemain di lini tengah dengan blok medium dan formasi fleksibel yang bisa berubah dari 4-3-3 ataupun 4-5-1. Mereka membatasi akses ke para gelandang kreatif Arsenal, terutama Martin Odegaard. Hasilnya, permainan tim asuhan Manajer Mikel Arteta tidak berkembang sepanjang 90 menit.
Arsenal tidak menciptakan satu pun tembakan tepat sasaran setelah menghasilkan total 21 gol dalam lima pertandingan terakhir. Mereka juga hanya menciptakan 12 sentuhan di kotak penalti, paling rendah sejak Maret 2022. Kejatuhan performa itu menjadi tanda tanya saat menjamu Newcastle di Stadion Emirates, Minggu (25/2/2024) dini hari WIB.
Baca juga: Blok Mental Arsenal di Portugal
Arteta mengatakan, tren performa lima kemenangan beruntun di liga akan tetap terjaga.
”Para pemain langsung fokus untuk memainkan laga kandang (versus Porto). Mereka ingin membalaskan kekalahan. Tetapi, (sebelum itu), sudah jelas, kami harus kembali ke jalur yang tepat di laga esok hari. Energi dan fokus pemain terlihat di sana,” ujarnya.
Newcastle memang selalu gagal mencetak gol dalam delapan kunjungan terakhir ke Stadion Emirates di seluruh kompetisi. Hal itu ditambah dengan fakta banyak pemain kunci mereka yang cedera. Namun, pertanyaannya, apakah Arsenal mampu bermain mengalir seperti biasa dan mencetak gol ke gawang Newcastle?
Newcastle, di bawah Manajer Eddie Howe, memiliki gaya bertahan yang hampir mirip dengan Porto. Mereka juga menggunakan formasi 4-3-3 yang bisa berubah menjadi 4-5-1. Dalam pertemuan terakhir versus Arsenal, Newcastle berhasil mencuri kemenangan 1-0 dan membuat tim lawan tidak banyak berkembang.
Baca juga: Momok 16 Besar Bayangi Arsenal
Setiap melawan Arsenal, Newcastle selalu menggunakan pendekatan bertarung dengan duel fisik. Mereka sengaja melanggar pemain lawan untuk memperlambat tempo lawan. Permainan yang sering terhenti tersebut merupakan penyebab kekalahan Arsenal dari Porto. Bola hanya dimainkan 50 menit dalam permainan terbuka karena ada 36 pelanggaran.
Bagi Arsenal, kuncinya adalah mengaktivasi peran Odegaard. Ketika bola di kakinya, serangan Arsenal menjadi lebih mengalir, terutama di sisi kanan. Akibat Odegaard kurang terlibat di laga sebelumnya, penyerang sayap Bukayo Saka juga menjadi kurang terlihat. Adapun kedua pemain itu telah menyumbang total 17 gol dan 13 asis di liga.
Menurut gelandang jangkar Arsenal, Declan Rice, kekalahan lawan Porto merupakan pelajaran berharga untuk mereka. Saat bersamaan, mereka juga bisa belajar untuk menangani permainan blok medium yang bertujuan untuk melimitasi pergerakan di lini tengah. Hal itu bisa berguna untuk menghadapi Newcastle.
”Kami hanya kalah (di pertandingan itu). Secara garis besar, kami memulai 2024 dengan sangat baik. Tidak setiap laga kami bisa mencetak 5 atau 6 gol. Anda akan melawan tim yang sudah menonton dan siap untuk menghentikan kami. Itu adalah laga yang kami butuhkan untuk membuat tim ini semakin baik lagi,” jelas Rice.
Baca juga: Tiga Sisi Transformasi Awal Tahun Arsenal
Di sisi lain, intensitas pertahanan Newcastle agak dipertanyakan. Kehilangan gelandang Joelinton yang sedang cedera berpotensi membuat mereka lebih rentan di lini tengah. Hanya gelandang Bruno Guimaraes yang bisa diandalkan dalam presensi fisik. Adapun Arsenal memiliki gelandang dengan presensi fisik tangguh dalam diri Rice dan Kai Havertz.
Kelelahan Arsenal
Isu kelelahan juga melanda Arsenal. Mereka hanya punya waktu istirahat tiga hari setelah bertandang dari Portugal. Di laga versus Porto. para pemain Arsenal tampak sudah kelelahan di injury time. Penyerang sayap Gabriel Martinelli bahkan kehilangan fokus dan membuat kesalahan umpan yang berujung gol kemenangan lawan.
Arteta dikenal kurang baik dalam manajemen menit bermain. Dia sering memaksakan untuk menampilkan pemain yang sama setiap pekan. Salah satunya Saka yang nyaris tidak pernah diganti dalam dua musim terakhir. Hal itu berpotensi membuat para pemain kehabisan bensin, seperti yang terjadi pada akhir tahun lalu.
Howe mengatakan tidak percaya dengan isu kelelahan tersebut. ”Dengan pengalaman di Liga Champions, kami menyadari tidak masalah untuk bermain di tengah pekan selama punya skuad yang tersedia dan bisa dirotasi. Menurut saya, Arsenal memiliki skuad yang cukup untuk tetap mempertahankan performa terbaik,” tuturnya.
Laga nanti akan bertajuk pembalasan dendam Arsenal. Seperti diketahui, mereka kalah dalam laga kontroversial di St James Park. Gol kemenangan Newcastle diberikan asisten video wasit (VAR) setelah pengecekan di tiga kejadian sekaligus. Menurut Arteta ketika itu, keputusan tersebut memalukan, seharusnya gol tersebut dianulir.
Meskipun begitu, Arteta enggan membawa masalah personal ke laga nanti. Sang manajer lebih fokus berburu tiga poin untuk mengejar pemuncak klasemen Liverpool. ”Selalu ada sejarah dengan setiap klub. Itu yang selalu terjadi dan akan terjadi lagi. Kami tahu betapa penting laga nanti dan hanya ingin fokus pada apa yang dilakukan,” jelasnya. (AP/REUTERS)