Kevin De Bruyne melanjutkan kisah kepahlawanannya dengan membawa Manchester City bangkit di markas Newcastle United.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
NEWCASTLE, MINGGU — Kevin De Bruyne menandai ”kepulangannya” ke Liga Inggris dengan cara yang sensasional. Dia hanya butuh 25 menit untuk mengangkat Manchester City yang tenggelam menjadi berbalik unggul 3-2 atas Newcastle United di Stadion St James Park, Newcastle, Minggu (14/1/2024) dini hari WIB. Harapan City mempertahankan gelar liga bersinar kembali.
Kontribusi De Bruyne baru terlihat di babak kedua karena Manajer City Pep Guardiola memilih mencadangkannya. Pep belum mau membebani De Bruyne yang baru pulih dari cedera dengan bermain secara penuh. Menurut Pep, De Bruyne perlu menjaga kondisinya terlebih dulu dan bermain secara reguler setahap demi setahap.
Kontribusi De Bruyne baru terlihat di babak kedua karena Manajer City Pep Guardiola memilih mencadangkannya. Pep belum mau membebani De Bruyne yang baru pulih dari cedera dengan bermain secara penuh.
”Saya merasa dia belum siap bermain 90 menit setelah lima bulan,” ujar Pep, dikutip dari Sky Sports.
Di sisi lain, Newcastle yang menelan empat kekalahan beruntun dalam lima pertandingan terakhir tampil dengan motivasi tinggi di hadapan pendukungnya. ”The Magpies” sempat unggul lebih dulu melalui sontekan Sean Longstaff di menit ke-1, tetapi golnya dianulir wasit karena Alexander Isak yang memberikan umpan sudah terlebih dulu terperangkap off-side.
Meski terselamatkan perangkap off-side, City harus merugi karena kiper Ederson cedera seusai berbenturan dengan Longstaff dalam situasi perebutan bola. Kiper asal Brasil itu kemudian digantikan Stefan Ortega.
Dari pergantian kiper itulah kebangkitan Newcastle dimulai. Tidak seperti Ederson, Ortega cenderung kurang bisa berperan mendistribusikan atau menyirkulasikan bola dari belakang. Selain itu, Ortega tampil di bawah performa terbaiknya. Ia sempat salah mengumpan kepada Isak yang mengundang peluang berbahaya bagi gawangnya sendiri. Penampilan kurang optimal dari Ortega menutupi performa City yang bermain sangat atraktif dengan formasi 4-2-3-1.
Pergerakan dua gelandang jangkar, Rodri dan Mateo Kovacic, memberi ketenangan di lini belakang. Rodri kerap membantu proses membangun serangan, selain aktif turun untuk membantu pemain belakang City memecah pressing yang dilancarkan trio penyerang Newcastle, Anthony Gordon, Isak, dan Miguel Almiron. Dalam skenario menyerang, Rodri juga beberapa kali melepaskan umpan kunci yang mengawali peluang berbahaya City.
City membuka keunggulan lebih dulu lewat sontekan tumit Bernardo Silva yang memanfaatkan umpan silang mendatar Kyle Walker. Proses terjadinya gol ini berawal dari kejelian Jeremy Doku yang dengan cepat mengubah arah serangan City dari sisi kiri yang terdapat banyak pemain Newcastle menjadi ke kanan.
Walau tampil di hadapan pendukungnya sendiri, Newcastle nyaris tidak bisa berbuat banyak menghadapi permainan agresif City sejak menit-menit awal. Mereka sesekali hanya bisa melancarkan serangan balik dengan memanfaatkan kelebaran ruang di antara kiper dan pemain belakang City yang menerapkan garis pertahanan tinggi.
Taktik tersebut cukup berhasil melewati penjagaan Walker dan Ruben Dias. Gol penyeimbang Newcastle yang dicetak Isak dan gol pembalik keadaan dari Gordon juga berawal dari pola mengekspos ruang tersebut. Para pemain Newcastle tidak membangun serangan dari belakang, tetapi langsung mengirim bola-bola panjang ke arah Isak atau Gordon. Kecenderungan pola ini terlihat dengan banyaknya pemain Newcastle terjebak off-side (8 kali), dibandingkan dengan City (1 kali).
City kesulitan mencetak gol penyeimbang keadaan di babak kedua. Pep kemudian mengeluarkan kartu truf-nya dengan memasukkan De Bruyne di menit ke-69. Lima menit berada di lapangan, De Bruyne langsung membawa harapan bagi City lewat golnya dari luar kotak penalti. Sepakan mendatar De Bruyne tidak terlalu kencang, tapi diarahkan ke pojok kanan bawah gawang yang sulit diantisipasi Martin Dubravka.
Saat laga sepertinya akan berakhir imbang, De Bruyne melanjutkan kotribusinya dengan memberikan umpan terukur kepada Oscar Bobb yang berlari merangsek ke jantung pertahanan Newcastle. Umpan De Bruyne kepada Bobb menunjukkan betapa besar visi bermainnya. Lewat satu sentuhan umpan itu, De Bruyne membuat laga menjadi milik City pada akhirnya.
”Dia adalah pemain yang spesial. Dia adalah seorang legenda, dia dicintai oleh pendukung dan pikirannya segar karena lima bulan adalah waktu yang lama. Mudah-mudahan, di paruh kedua musim ini, dia bisa membantu kami bertahan hingga akhir,” tutur Pep.
Sementara itu, Manajer Newcastle Eddie Howe memuji permainan anak asuhnya di babak pertama. Dia mengatakan, timnya menghadapi ujian berat belakangan ini dengan banyaknya pemain absen akibat cedera. Kekalahan ini membuyarkan awal kebangkitan Newcastle yang di laga sebelumnya mampu memetik kemenangan atas Sunderland. Kalah dari City, Newcastle pun harus turun peringkat dari posisi kesembilan ke posisi sepuluh.
”Kami benar-benar harus terus berada dalam performa yang sama seperti hari ini. Tidak banyak yang salah dengan penampilan kami. Tim berada dalam kondisi yang baik, saya tidak melihat adanya hal negatif,” ujar Howe.
Sebaliknya, tambahan tiga poin dari Newcastle kembali menghidupkan asa City untuk mempertahankan gelar Liga Inggris. City yang meraih rentetan hasil kurang memuaskan jelang paruh kedua musim kembali ke tren positif dengan meraih enam kemenangan beruntun, termasuk atas Newcastle. City kini hanya terpaut dua poin dari Liverpool di peringkat pertama yang mengoleksi 45 poin.