Hanya Percaya Diri yang Dibutuhkan Chelsea
Kemenangan Chelsea atas Preston terbagi dua babak. Penampilan medioker selama hampir sejam dan sangat dominan di sepertiga akhir laga.
LONDON, MINGGU — Hanya percaya diri yang dibutuhkan Chelsea. Kesimpulan itu bisa dipetik setelah kemenangan telak Chelsea atas tim divisi kedua Preston North End di babak ketiga Piala FA. Skuad muda ”Si Biru” punya segala yang dibutuhkan untuk bersaing di level tertinggi, tetapi para pemain agaknya belum menyadari itu.
Chelsea melaju ke babak selanjutnya seusai menang 4-0 di depan publik sendiri, Stadion Stamford Bridge, pada Minggu (7/1/2024) dini hari WIB. Semua gol tersebut tercipta setelah menit ke-58. Penyerang Armando Broja membuka paceklik gol, lalu disusul sumbangan Thiago Silva, Raheem Sterling, dan Enzo Fernandez.
Kemenangan yang sangat baik. Tentunya paruh pertama cukup mengecewakan. Kami memulai laga dengan ceroboh. Tim kekurangan gairah dan semangat. Semua berubah di paruh kedua, kami mampu mendominasi, menciptakan peluang, dan pantas memenangi laga.
”Kemenangan yang sangat baik. Tentunya paruh pertama cukup mengecewakan. Kami memulai laga dengan ceroboh. Tim kekurangan gairah dan semangat. Semua berubah di paruh kedua, kami mampu mendominasi, menciptakan peluang, dan pantas memenangi laga,” kata Manajer Chelsea Mauricio Pochettino kepada BBC.
Baca juga : Trofi Paling Prestisius untuk Chelsea
Meskipun menang telak, hasil akhir tidak cukup mencerminkan jalannya pertandingan. Problem percaya diri tim asuhan Pochettino tersebut tampak nyata selama hampir satu jam di awal laga, sebelum gol pembuka. Mereka kewalahan menghadapi Preston yang merupakan tim papan tengah di Divisi Championship.
Padahal, Pochettino memperlakukan laga itu dengan sangat serius. Chelsea menurunkan hampir semua pemain utama, kecuali di bek sayap (Alfie Gilchrist). Duet gelandang termahal di Liga Inggris, Fernandez dan Moises Caicedo, juga turun untuk memimpin lini tengah tim tuan rumah.
Namun, sebelum gol Broja, laga lebih mirip duel tim dari Divisi Championship. Preston mampu merepotkan dengan formasi 3-4-2-1 yang bisa berubah jadi lima bek sejajar ketika bertahan. Tim tamu berspekulasi mengincar serangan dari sayap dengan umpan-umpan silang. Pertahanan Chelsea cukup kewalahan.
Baca juga : Fleksibilitas Nkunku, Kebebasan Trio Chelsea
Chelsea tampil monoton, minim ide, dan kurang intens menghadapi blok rendah lawan. Serangan dari lini kedua oleh Sterling, Cole Palmer, dan Mykhailo Mudryk tidak banyak membantu. Hanya kesempatan Palmer berhadapan dengan kiper Freddie Woodman, peluang matang yang didapatkan Chelsea di paruh pertama.
Momentum berbalik berkat inisiatif bek sayap Malo Gusto. Setelah menemukan celah di sisi kiri lawan, dia mengirimkan umpan silang ke kotak penalti yang disambut sundulan Broja. Chelsea unggul. Seketika, Preston seperti melawan para raksasa yang tidak terhadang. Kualitas kedua tim langsung terlihat timpang.
Saat Sterling dan rekan-rekan sudah menemukan percaya diri, serangan mereka menjadi sangat mengalir. Blok rendah Preston hanya bisa terpaku menatap pergerakan bola cepat masuk kotak penalti. Adapun Chelsea langsung unggul 3-0 hanya dalam rentang 11 menit. Tim tamu seolah sudah mengibarkan bendera putih.
Manajer Preston Ryan Lowe berkata tetap bangga dengan timnya. ”Kami bermain fantastis selama 58 menit, tetapi kecolongan tiga gol dalam 11 menit sangat berdampak. Pergerakan pemain Chelsea yang berkualitas terlalu bagus untuk bisa dihentikan. Jadi, tidak perlu malu datang ke sini dan dikalahkan oleh mereka,” ujarnya.
Baca juga : Chelsea Mengais Rasa Percaya Diri
Adapun selama setengah jam terakhir, Si Biru berhasil menghujani Preston dengan 17 tembakan. Sembilan kali di antaranya tepat sasaran. Jumlah itu sekitar dua setengah kali lipat lebih banyak dibandingkan sebelum gol pembuka (7). Bisa terlihat, betapa berbahaya Chelsea ketika sedang percaya diri dan bergairah.
Skuad muda
Menurut Pochettino, memang tidak mudah membangun percaya diri untuk skuad muda seperti mereka. Adapun usia rerata skuad Chelsea adalah 23,5 tahun, paling muda di Liga Inggris. Kepercayaan diri para pemain sulit muncul karena beban ekspektasi yang sangat besar. Banyak pemain didatangkan dengan harga fantastis.
”Sangat penting untuk tim ini meningkatkan kepercayaan diri. Kami tim muda, butuh hasil bagus untuk bisa percaya diri. Tentu tanggung jawab kami sangat besar karena tim ini adalah Chelsea. Tetapi, kami tetap harus memberikan waktu untuk mereka bisa berkembang dan dewasa,” pungkas Pochettino.
Masa depan Si Biru terlihat lebih cerah saat ini, setelah rentetan hasil positif. Mereka sudah menang empat kali dalam lima pertandingan terakhir di seluruh kompetisi. Rentetan seperti itu belum pernah terjadi sejak awal musim. Mereka biasanya akan berjibaku dengan hasil buruk setelah menang.
Baca juga : Mengusik Batas Kesabaran Pemilik Chelsea Todd Boehly
Individu pemain Chelsea mulai merasa lebih percaya diri. Salah satunya Broja, yang akhirnya mencetak gol lagi setelah terakhir kali pada awal Oktober, versus Fulham. ”Tidak mudah masuk dari cadangan dalam beberapa laga terakhir. Mencetak gol itu tidak mudah. Karena itu, saya sangat senang hari ini, semoga akan banyak gol lagi ke depan,” ucapnya.
Adapun Chelsea semakin mengukuhkan status sebagai pembunuh tim kecil. Menurut Squawka, mereka tidak terkalahkan 28 kali beruntun saat menghadapi tim dari divisi lebih rendah di Piala FA dan Piala Liga. Mereka sudah dinanti tim Divisi Championship lain, Middlesbrough, dalam semifinal pertama Piala Liga, Selasa nanti. (AP/REUTERS)