Tekad Manchester City untuk mempertahankan gelar Liga Inggris tidak hanya dipengaruhi performa Liverpool dan Arsenal. City juga diganggu cedera yang mengancam konsistensi tim.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LIVERPOOL, KAMIS — Meraup tiga kemenangan dalam sepekan terakhir menunjukkan Manchester City mulai membaik. Namun, ketika ada pemain yang mulai menunjukkan performa nan mekar untuk membantu tim ke jalur positif, pemain lain justru kembali meredup akibat mengalami cedera yang berpotensi menarik kembali ”The Citizens” ke tren buruk.
Tiga poin dibawa pulang City dari laga kontra Everton, Kamis (28/12/2023) dini hari WIB, di Stadion Goodison Park. Kemenangan, 3-1, membantu City kembali merebut posisi keempat dan mendekatkan jarak dengan para pesaing di posisi tiga besar, yakni Liverpool, Arsenal, dan Aston Villa.
Trio pemain depan City, Phil Foden, Julian Alvarez, dan Bernardo Silva, tampil mekar di tengah cedera yang dialami sumber gol utama, Erling Haaland. Dalam tiga laga itu, ketiganya silih berganti mencatatkan nama di papan skor.
Silva, misalnya, mencetak gol untuk mengunci kemenangan City, 3-0, atas Urawa Reds Diamonds di semifinal Piala Dunia Antarklub. Lalu, torehan dua gol Alvarez dan sumbangan sebuah gol dari Foden memastikan City untuk melibas Fluminense demi menyegel predikat juara dunia.
Pada laga perdana sebagai juara dunia, ketiganya membantu City mengemas keunggulan penting atas ”The Toffees”. Gol Foden adalah awal kebangkitan City di babak kedua pada menit ke-53, kemudian Alvarez mencetak gol penalti pada menit ke-64, dan tiga poin City dikunci oleh Silva sekitar empat menit sebelum waktu normal habis. Mereka membalas sebuah gol yang dicetak gelandang sayap Everton, Jack Harrison, pada babak pertama.
Tanpa mengesampingkan peran besar Alvarez dan Silva, Manajer City Pep Guardiola memberikan pujian kepada Foden yang telah membuktikan sumbangan besarnya untuk City di paruh pertama musim ini.
Ketajaman ketiganya membantu City dapat mencetak gol sesuai dengan kualitas peluang yang mereka kreasikan. Menurut Opta, City memiliki 2,6 expected goals (xG) dari 23 tembakan yang ditujukan untuk mengancam gawang Everton kawalan Jordan Pickford.
Tanpa mengesampingkan peran besar Alvarez dan Silva, Manajer City Pep Guardiola memberikan pujian kepada Foden yang telah membuktikan sumbangan besarnya untuk City di paruh pertama musim ini. Tak hanya kembali konsisten mencetak gol, Foden, kata Guardiola, bisa bermain sama baiknya ketika diturunkan dengan peran dan tanggung jawab berbeda.
”Ia memiliki talenta yang lengkap untuk menjadi sayap, penyerang, bahkan ia juga tampil baik di posisi gelandang serang. Tanpa Erling yang menghadirkan pilihan di kotak penalti, maka penampilan Phil amat penting untuk menghadirkan insting gol,” ujar Guardiola dilansir BBC.
Ikatan trio pemain depan itu, ditambah dengan Jack Grealish, amat cair. Foden bermain lebih dekat dengan Rodri untuk mengalirkan bola dari tengah ke depan, lalu Silva dan Grealish menjaga lebar lapangan untuk melakukan penetrasi. Alvarez bergerak bebas di kotak penalti untuk membuka ruang dan memberikan opsi pemain lain guna menjadi penyelesai peluang.
Jika membaca arah permainan menyerang City, sisi kanan yang ditempati Silva jadi poros serangan utama di sepertiga akhir pertahanan Everton. Koneksi Foden-Silva dan Alvarez-Silva masing-masing menghadirkan 13 operan, sebaliknya di sisi kiri hubungan Foden-Grealish dan Alvarez-Grealish masing-masing hanya mencatatkan tujuh operan.
Foden pun senang mendapat kepercayaan untuk kembali bermain di poros tengah lapangan. Kepercayaan itu amat jarang ia dapatkan musim lalu karena kalah bersaing dengan Kevin de Bruyne. Cedera panjang yang dialami De Bruyne memberikan kesempatan lebih banyak bagi Foden untuk tampil sebagai pengatur serangan.
”Terima kasih kepada manajer yang menempatkan saya bermain di tengah saat ini. Semoga kesempatan itu terus berlanjut karena saya sangat menikmati setiap diturunkan di posisi itu,” kata Foden dilansir laman klub.
Lebih lanjut, Guardiola mengatakan, dirinya tidak sulit untuk mendorong semangat timnya. Laga melawan Everton membuktikan The Citizens mulai kembali menunjukkan mentalitas pemenang.
”Sekarang saya bisa mengingatkan kepada anak-anak bahwa mereka adalah juara dunia. Jadi, ada standar permainan yang harus kami jaga untuk menjaga predikat itu,” ucap Guardiola.
Kembali cedera
Di tengah suka, City kembali merasakan duka akibat cedera pergelangan kaki yang diderita bek John Stones, di menit ke-43. Stones menghalau bola dari kaki Beto yang sejatinya telah berada dalam posisi off-side. Wasit dan hakim garis menunda keputusan off-side itu hingga bola dalam situasi tidak menguntungkan.
Namun, keputusan itu membuat Guardiola kesal. Menurut juru taktik asal Spanyol itu, apabila hakim garis segera mengangkat bendera dan wasit menghentikan pertandingan, maka Stones tidak perlu mengejar Beto dan cedera itu terhindarkan.
Padahal, laga melawan Everton adalah kesempatan perdana Stones tampil sebagai pemain inti dalam tiga laga beruntun. Sejak awal musim ini, kebugaran Stones tidak dalam kondisi maksimal setelah mengalami cedera pinggul.
”Cederanya tidak kelihatan baik, tetapi kami akan melihat situasinya setelah pemeriksaan. Ia mengalami masalah serius di pergelangan kakinya,” kata Guardiola.
Stones adalah sosok penting bagi revolusi taktik Guardiola di paruh kedua musim 2022-2023. Ia menghidupkan kembali peran klasik half-back. Stones tampil sebagai bek tengah dalam situasi bertahan, lalu menjalani tugas gelandang pada momen menyerang.
City berpeluang kehilangan dua bek utama, Ruben Dias dan Stones, pada laga pekan ke-20 kontra Sheffield United, Sabtu (30/12/2023). Dias tidak masuk daftar pemain di Goodison Park akibat masalah kebugaran setelah kembali dari Jeddah, Arab Saudi.