Chelsea wajib mengalahkan Crystal Palace, Kamis WIB. Gagal raup poin penuh berpotensi mengancam posisi Manajer Mauricio Pochettino.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
LONDON, SELASA — Di tengah masa liburan Natal, pemilik Chelsea, Todd Boehly, berencana hadir di tribune naratama Stadion Stamford Bridge untuk menyaksikan duel derbi London antara timnya dan Crystal Palace, Kamis (28/12/2023) pukul 02.30 WIB. Jika kembali gagal meraup tiga poin, kesabaran Boehly bisa saja padam untuk Manajer Mauricio Pochettino.
Jika merujuk dari jumlah kekalahan, Boehly sudah sangat sabar kepada Pochettino. Sejak mengambil alih saham mayoritas, pertengahan 2022, pengusaha asal Amerika Serikat itu tidak pernah membiarkan seorang manajer menyentuh kekalahan lebih dari lima kali.
Thomas Tuchel dan Graham Potter menjadi korban keganasan tangan besi Boehly selama musim 2022-2023. Tuchel diputus kontrak ketika baru menjalani pekan keenam Liga Inggris. Ketika itu, juru taktik yang mempersembahkan trofi Liga Champions itu mencatatkan tiga kemenangan, sekali seri, dan dua kali kalah. Rerata Si Biru meraup 1,67 poin per laga bersama Tuchel di awal musim lalu.
Potter, yang menggantikan Tuchel, adalah manajer pilihan perdana Boehly. Meskipun datang dengan potensi besar seusai mengangkat Brighton & Hove Albion ke pentas Liga Primer Inggris, Potter gagal naik kelas untuk menangani tim papan atas. Ia membawa Chelsea hanya mengemas 3 menang, 5 seri, dan 5 kalah dalam 13 laga. Bersama Potter, Chelsea hanya mendapatkan 1,07 poin per gim.
Adapun Pochettino telah membawa Chelsea merasakan delapan kekalahan dari 18 pertandingan musim ini. Manajer asal Argentina itu hanya bisa memberikan 22 poin berkat enam menang dan empat seri.
Dengan membandingkan akumulasi pengeluaran transfer dan jumlah poin di liga, satu poin yang didapatkan skuad ’Si Biru’ seharga 21,3 juta euro (Rp 362,5 miliar).
Rerata Chelsea hanya mendapatkan 1,2 poin per laga di bawah kendali Pochettino. Jumlah itu jelas tidak sebanding dengan pengeluaran 467,8 juta euro atau sekitar Rp 8,13 triliun pada bursa transfer musim panas lalu. Itu adalah pengeluaran terbesar tim Liga Inggris di bursa transfer awal musim 2023-2024.
Dengan membandingkan akumulasi pengeluaran transfer dan jumlah poin di liga, satu poin yang didapatkan skuad Si Biru seharga 21,3 juta euro (Rp 362,5 miliar). Jumlah itu setara dengan pengeluaran belanja pemain tim promosi, Luton Town.
Pochettino mengakui, timnya telah menyebabkan kekecewaan kepada suporter setelah tumbang 1-2 dari Wolverhampton Wanderers, akhir pekan lalu. Ia pun bertekad untuk memberikan kado Natal istimewa kepada pendukung Si Biru di pengujung tahun ini.
”Ini adalah periode yang sangat sibuk bagi kami. Kami berharap meraih kemenangan untuk menghadirkan Natal yang istimewa bagi semua orang yang memiliki hubungan dengan klub,” kata Pochettino dilansir laman klub, Selasa (26/12/2023).
Meskipun masih aman di Chelsea, Pochettino sadar dirinya wajib memberikan kebahagiaan bagi pemilik dan suporter. Jika tidak, pendukung Si Biru dapat melepas kepercayaan kepadanya. Boehly pun bisa saja mulai menjalankan operasi rahasia untuk mencari suksesor eks Pelatih Paris Saint-Germain itu.
Benahi efektivitas
Setelah memasuki paruh pertama musim ini, Chelsea telah menghadirkan wujud tim yang sesuai dengan keinginan Pochettino. Si Biru adalah salah satu tim yang tampil aktif dan penuh inisiatif untuk mengontrol pertandingan.
Itu ditunjukkan dengan rerata 60 persen penguasaan bola per laga. Jumlah itu serupa dengan milik dua tim papan atas, Liverpool dan Tottenham Hotspur. Catatan Chelsea hanya kalah dari Manchester City dan Brighton yang mengoleksi 62 persen penguasaan bola per gim.
Namun, efektivitas serangan Chelsea amat buruk. Menurut Opta, Chelsea adalah tim yang paling mubazir terhadap peluang. Mereka telah menyia-nyiakan 36 dari total 57 peluang besar yang mereka kreasikan dalam 18 gim Liga Inggris.
Buruknya produktivitas pemain memanfaatkan peluang juga terlihat dari selisih expected goals (xG) dengan jumlah gol yang mereka hasilkan. Si Biru menghasilkan 29 gol dari 35 xG yang mereka ciptakan. Itu artinya, Chelsea mencatatkan selisih -6 gol.
Hanya ada dua tim penghuni peringkat 10 besar yang mencatatkan jumlah gol minus dengan xG. Satu tim lain adalah Manchester United yang memiliki selisih gol dengan xG, -9.
”Kekalahan yang kami derita selalu menghadirkan kekecewaan karena sejatinya kami menciptakan lebih banyak kesempatan gol dibandingkan dengan lawan. Kompetisi (Liga Inggris) ini selalu bisa melukai ketika tim Anda tidak bermain cukup klinis,” ucap Pochettino kepada Sky Sports.
Di atas kertas, Chelsea jelas lebih diunggulkan dibandingkan dengan Palace. Apalagi mereka selalu mampu mengalahkan Palace pada 11 pertemuan terakhir di Liga Inggris sejak 2018.
Namun, Si Biru bakal kekurangan ”senjata” untuk menaklukkan Palace. Itu disebabkan absennya dua pemain depan andalan Pochettino, Raheem Sterling dan Cole Palmer, yang menjalani hukuman akumulasi kartu kuning. Keduanya kompak menerima kartu kuning kelima pada duel kontra Wolves.
Untuk mengganti duo pemain yang masing-masing telah mencetak enam gol itu, Pochettino bisa memberikan kepercayaan kepada Christian Nkunku untuk menjalani debut sebagai pemain inti. Nkunku telah menyajikan asa setelah mencetak gol perdana untuk Chelsea pada laga melawan Wolves.
”Kami harus mempercepat proses pemain-pemain untuk menyatu dengan tim. Nkunku, misalnya, masih butuh waktu untuk menyajikan penampilan terbaiknya setelah menderita cedera,” kata Pochettino.
Sementara itu, Palace tengah dalam performa apik. Mereka menunjukkan penampilan efektif berkat raihan dua poin dari dua laga terakhir menghadapi City dan Brighton, dua tim yang doyan mendominasi penguasaan bola.
”Kami telah berada di level performa terbaik, begitu pun dengan energi yang ditunjukkan semua pemain. Kami harus lebih baik untuk mengkreasikan peluang dan lebih klinis di depan gawang lawan,” kata bek sayap kanan Palace, Nathaniel Clyne, terkait persiapan timnya jelang tandang ke markas Chelsea dilansir laman klub.