Tak hanya kalah, Gregoria Mariska Tunjung juga kecewa karena tak bermain baik saat melawan An Se-young pada penyisihan grup Final BWF World Tour.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
HANGZHOU, KAMIS —Harapan Gregoria Mariska Tunjung untuk bisa bermain baik melawan pebulu tangkis nomor satu dunia asal Korea Selatan, An Se-young, tak terwujud. Perjalanan Gregoria di turnamen Final BWF World Tour 2023 pun dipastikan terhenti setelah pada pertandingan lain, pemain Taiwan, Tai Tzu Ying, menang atas wakil Korea Selatan yang lain, Kim Ga-eun.
Gregoria kalah dari An dengan skor 14-21, 16-21 di Hangzhou Olympics Sports Center, China, Kamis (14/12/2023). Ini menjadi kekalahan kedua pemain Indonesia berangking ketujuh dunia itu dalam persaingan Grup A setelah sehari sebelumnya kalah dari Tai, 18-21, 17-21.
An dan Tai, yang menjadi lawan dalam dua hari beruntun, adalah pemain yang belum pernah dikalahkan Gregoria. Sebelum bertemu di Hangzhou, Gregoria kalah delapan kali beruntun dari Tai dan lima kali dari An.
Dijumpai pada masa persiapan menuju Final BWF yang dilakukan di pelatnas Cipayung, pemain binaan PB Mutiara Cardinal ini belum bisa menemukan celah di balik keunggulan An dan Tai. ”Mereka bisa membaca kelemahanku, tetapi aku belum bisa mengatasi kelebihan mereka,” ujar Gregoria.
Di Hangzhou, lagi-lagi, pemain berusia 24 tahun itu tak bisa konsisten mengimbangi mereka sepanjang pertandingan. Gregoria bisa memberi perlawanan hingga mendapat poin beruntun, tetapi upaya itu bisa hilang dalam sekejap karena kesalahan beruntun.
Saat melawan An, dia unggul 10-5 pada gim pertama. Akan tetapi, Gregoria goyah sehingga lawan berbalik unggul 19-12 dengan merebut delapan poin beruntun. Raut wajahnya memperlihatkan bahwa dia tertekan dan kesulitan keluar dari tekanan itu.
Raut wajahnya memperlihatkan bahwa dia tertekan dan kesulitan keluar dari tekanan itu.
Upaya untuk bertahan diperlihatkan pada gim kedua dengan memenangi tujuh angka berturut-turut, dari 7-15 menjadi 14-15. Namun, ketika konsistensinya hilang, upaya itu tak cukup, apalagi yang berada di seberang net adalah An yang meraih sepuluh gelar juara pada 2023.
Tak pelak, Gregoria menyatakan kecewa setelah kalah dari An di Hangzhou. ”Hari ini, performa saya jauh dari yang saya ekspektasikan. Saya rasa, (penyebabnya) faktor nonteknis dalam diri saya. Akhirnya, permainan dan fisik saya buruk sekali,” tuturnya.
Hasil dua kali kalah dalam straight games, ditambah dengan kemenangan Tai atas Kim dengan skor 21-15, 21-23, 21-11, memastikan Gregoria tak akan melaju ke semifinal. Perjalanannya terhenti pada fase penyisihan, tetapi dia masih memiliki kesempatan setidaknya untuk meningkatkan level permainan saat melawan Kim, Jumat. Gregoria unggul 6-0 atas Kim pada pertemuan lain.
Setelah tersingkir pada penyisihan grup Final BWF 2022, Gregoria sebenarnya menginginkan lolos ke semifinal pada turnamen kali ini. Tiket itu bisa didapat peserta Final BWF yang menempati dua peringkat teratas setiap grup setelah bersaing dengan format round robin. Setiap nomor dalam Final BWF diikuti delapan peserta yang masing-masing dibagi dalam dua grup.
Namun, harapan juara dunia yunior 2017 itu tak tercapai. Performanya bahkan berada di bawah penampilan yang dia tunjukkan saat bertanding di Final BWF 2022 di Bangkok, Thailand.
Dalam persaingan dengan tiga ”raksasa” tunggal putri, yaitu An, Chen Yu Fei (China), dan Akane Yamaguchi (Jepang), Gregoria selalu bermain tiga gim. Dia bahkan mengalahkan Chen pada pertandingan pertama.
”Sekarang, saya mau menyadari kesalahan dulu karena apa evaluasi yang saya sampaikan kemarin belum terlihat di pertandingan hari ini. Saya belum bisa memperbaikinya. Pada pertandingan terakhir, besok, saya mau berusaha semaksimal saya,” ujar Gregoria.
Apriyani/Fadia dari awal lagi
Pada ganda putri, Arpiyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti memulai lagi perjalanan dari awal. Kemenangan atas Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara pada Rabu tak akan dihitung karena pasangan Jepang tersebut berstatus walkover dari turnamen.
Ini terjadi setelah Matsumoto/Nagahara tak bisa menyelesaikan pertandingan melawan Liu Sheng Shu/Tan Ning (China) pada Grup A, Kamis. Mata Nagahara cedera karena terkena kok. Matsumoto/Nagahara pun mundur saat skor 21-19, 11-21.
Sesuai peraturan, pemain yang mengundurkan diri pada satu pertandingan tak boleh bermain pada pertandingan berikutnya meski fase penyisihan turnamen ini berformat round robin. Mereka pun dinyatakan mundur dari turnamen.
Sebagai konsekuensi, hasil dari pemain yang telah melawan Matsumoto/Nagahara tak akan dihitung. Perhitungan klasemen Grup A pun akan terjadi pada tiga pasangan, yaitu Apriyani/Fadia, Liu/Tan, dan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.
Chen/Jia dipastikan lolos ke semifinal sebagai juara grup setelah mengalahkan Apriyani/Fadia, 21-10, 21-14. Apriyani/Fadia kesulitan bermain maksimal karena kondisi Apriyani yang tidak fit.
”Kondisi saya hari ini memang ada yang mengganjal di bekas cederanya (cedera betis kanan). Mungkin karena kemarin langsung pertandingan panjang dan pemulihannya belum maksimal. Sekarang fokus pemulihan lagi, semoga bisa optimal dan siap di laga penentuan besok,” tutur Apriyani.
Kemenangan atas Apriyani/Fadia menjadi kemenangan kedua Chen/Jia setelah sehari sebelumnya menang atas Liu/Tan. Tiket semifinal kedua dari grup ini akan diperebutkan Apriyani/Fadia dan Liu/Tan dalam pertandingan Kamis.