Pencarian sosok pengganti perenang nasional Siman Sudartawa semakin mendesak. Kehadiran perenang diaspora baru menjadi titik terang.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di hari kedua Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka 2023, pencarian penerus perenang andalan I Gede Siman Sudartawa mulai menemukan titik terang. Secercah asa muncul dari perenang diaspora keturunan Jerman, Agung Alexander Bauch, yang meraih emas di nomor favorit Siman.
Pengalaman cukup unik terjadi di Arena Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (13/12/2023). Siman yang selalu mendominasi nomor 50 meter gaya punggung di level nasional lebih dari sedekade terakhir, harus puas dengan raihan perak. Dia mencatatkan waktu 26,02 detik, kalah dari Alex dengan 25,66 detik.
Jelas, itu bukan penampilan terbaik Siman. Tidak seperti saat meraih emas SEA Games Kamboja 2023, Mei lalu, dengan catatan 25,16 detik. Sebab, persiapannya sangat minim untuk tampil di kejuaraan yang sekaligus ajang kualifikasi Pekan Olahraga Nasional itu. Dia sudah dipastikan lolos lewat jalur undangan.
Siman turun di Indonesia Terbuka hanya untuk menjaga ritme. ”Setelah Asian Games (Oktober), aku pulang ke Bali. Libur. Baru berlatih dua minggu terakhir. Sudah 29 tahun, hampir kepala tiga. Aku tampil kompetitif di internasional dari 2010. Badan enggak bisa bohong. Jadi aku pikir butuh rehat dulu,” ujarnya.
Terlepas dari hasil kurang maksimal, Siman tetap menjadi primadona di Arena Akuatik. Wakil Elmas Swimming Club Palu itu selalu terhenti setiap beberapa langkah saat berjalan menuju ruang ganti. Para perenang muda datang silih berganti untuk meminta foto bersama sang idola.
Kebintangan Siman yang tidak lekang waktu merupakan cerminan situasi di tim Indonesia. Dia masih diandalkan sebagai ujung tombak prestasi walau sudah tidak di usia emas, saat banyak perenang muda bermunculan. Adapun dia sudah konsisten berprestasi sejak SEA Games 2011, dari masih remaja.
Kebintangan Siman yang tidak lekang waktu merupakan cerminan situasi di tim Indonesia.
Pencarian penerus Siman semakin mendesak. Dia berkata sudah tidak terlalu berambisi untuk kembali ke pemusatan latihan nasional. Saat ini, fokus perenang asli Bali itu hanya membela daerah barunya, Sulteng, di PON Aceh-Sumatera Utara 2024. Masa depannya bergantung pada performa dan hasil di PON.
”Berharap (perenang muda) bisa berkembang terus. Saat diberikan beban di SEA Games, harapannya mereka bisa kuat. Dari kemarin yang dicari kan aku terus. Aku sudah tua. Enggak bisa Siman, Siman, Siman, terus. Dilempar ke aku. Saatnya dialihkan. (Soal penerus) Alex sepertinya cukup bagus,” pungkasnya.
Adaptasi Alex
Harapan regenerasi muncul dari sosok Alex. Untuk pertama kali, dia diperkenalkan ke publik oleh Pengurus Besar Akuatik Indonesia di ajang Indonesia Terbuka. Alex akan membela tim renang ”Merah Putih” pada masa depan. Dia lahir di Indonesia, besar di Jerman, dan sekarang sedang kuliah di Amerika Serikat.
“Tadi cukup bagus (di 50 meter punggung). Catatan terbaik tahun ini, tetapi belum waktu personal terbaik. Ini pertama kalinya saya berlomba di Indonesia, masih beradaptasi dengan iklim di sini. Sangat lembab, cukup sulit untuk bernapas,” kata mahasiswa Queens University of Charlotte tersebut.
Potensi Alex menjanjikan, tetapi masih perlu banyak peningkatan. Catatan waktunya di Indonesia Terbuka saja belum cukup untuk meraih medali perunggu di SEA Games terakhir. Adapun catatan terbaiknya dalam 50 meter punggung adalah 25,34 detik yang diciptakan pada pertengahan tahun lalu di Berlin.
Alex, wakil Jaquatic Swimming Club, sudah berusia 24 tahun. Bukan usia muda untuk perenang. Pada umur yang sama, Siman sudah berhasil memecahkan rekor nasional 50 meter punggung dengan catatan 25,01 detik di Asian Games 2018. Rekornas tersebut masih belum terpecahkan sampai saat ini.
Di nomor 50 meter, memperbaiki waktu 0,1 detik saja sangat sulit. Tidak banyak perubahan teknik signifikan yang bisa dilakukan setelah mencapai 25 detik. Apalagi, sudah berada di usia matang. Salah satu faktornya karena tidak ada pembalikan. Lomba juga hanya berjalan satu arah, dari ujung ke ujung lain kolam.
Menurut pelatih tim Indonesia, Albert C Sutanto, kehadiran Alex cukup menjanjikan. ”SEA Games selanjutnya, semoga kita bisa berharap dari dia. Sekelas dia, mungkin bisa lebih baik 2-3 persen, bisa mencapai 25 (detik) kecil. Apalagi lingkungan latihan, kompetisi, dan periodisasi di AS pasti lebih baik,” ucapnya.
Adapun Alex masih akan tampil di nomor 100 meter punggung, Kamis ini. Dia akan berhadapan langsung dengan perenang nasional Farrel Armandio Tangkas (22) yang sebelumnya digadang-gadang sebagai penerus Siman. Kedua perenang itu sama-sama masuk dalam program Olimpiade Paris 2024 di nomor tersebut.