Memastikan timnya kembali tampil meyakinkan menjadi agenda utama lain yang diincar Pep Guardiola kala melawan Young Boys di Liga Champions.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
BERN, SELASA — Di atas kertas, Manchester City diprediksi tidak akan menemui banyak kesulitan menghadapi Young Boys pada babak penyisihan Grup G Liga Champions Eropa di Stadion Wankdorf, Bern, Swiss, Kamis (26/10/2023) pukul 02.00 WIB. Namun, performa City belakangan mulai tidak stabil. Oleh sebab itu, selain meraih kemenangan, tugas utama Pep Guardiola lainnya adalah memastikan para pemainnya kembali tampil meyakinkan.
Gejala instabilitas mulai ditunjukkan City pada pekan ketujuh Liga Inggris. ”The Citizens”, di luar dugaan, takluk 1-2 dari tuan rumah Wolverhampton Wanderers. Setelah itu, mereka kembali menelan kekalahan dengan dibungkam Arsenal 0-1. Selain gagal menang, City juga tidak pernah lagi mencatatkan nirbobol dalam lima laga terakhir.
Penampilan City mulai membaik saat mampu memetik kemenangan tipis, 2-1, atas Brighton and Hove Albion pekan lalu. Akan tetapi, setelah sempat tampil dominan di babak pertama, para pemain City mengalami penurunan performa di babak kedua. Mereka membiarkan ”Si Burung Camar” bermain leluasa dan menekan. Ansu Fati akhirnya mencetak gol untuk mempertipis ketertinggalan.
Pertandingan berjalan menegangkan hingga Manuel Akanji terkena kartu merah di pengujung laga. Brighton berusaha mengincar gol penyeimbang, tetapi gagal. City bisa bernapas lega seusai mengamankan kemenangan pertama dalam tiga laga terakhir.
”Kami tidak dapat menyangkal setelah dua kekalahan berturut-turut untuk mematahkan posisi itu, itu sangat penting,” kata Guardiola, dikutip dari laman resmi City.
Penampilan kurang meyakinkan City tidak hanya terjadi di Liga Inggris, tetapi juga di Liga Champions. City gagal mencatatkan nirbobol kendati sukses memenangkan dua laga awal melawan Crvena Zvezda (Red Star Belgrade) dan RB Leipzig dengan skor identik 3-1 di Liga Champions. City mengendalikan permainan, tetapi terkesan tampil terpaku.
Saat melawan Crvena, City bahkan harus tertinggal lebih dulu di pengujung babak pertama. Akan tetapi, Erling Haaland dan rekan-rekannya mampu merespons dengan baik di babak kedua. Kemudian, saat berkunjung ke markas Leipzig, City sempat lengah dan membiarkan tim tamu mencetak gol penyeimbang. Meski demikian, lagi-lagi City sukses memetik kemenangan di akhir laga.
Penampilan kurang meyakinkan City tidak hanya terjadi di Liga Inggris, tetapi juga di Liga Champions.
Laga-laga tersebut memperlihatkan bahwa City tidak lagi seperkasa dan semeyakinkan musim lalu. Kini mereka seolah harus melalui drama menegangkan untuk meraih kemenangan. Semuanya harus diakhiri City saat menghadapi Young Boys.
Selain kemenangan, City setidaknya juga harus bisa mencatatkan nirbobol. Bagaimanapun, mencatatkan nirbobol akan memberi kesan sebagai tim yang sulit ditembus di mata para lawan City. Namun, Young Boys adalah tim yang cukup kuat dalam serangan. Mereka tergolong produktif setelah mencetak total tiga gol saat melawan Leipzig dan Crvena meski masih harus meningkatkan pertahanan. Dalam dua laga awal, wakil Swiss itu telah kebobolan lima gol.
Rumput sintetis
Perjuangan City menggapai kestabilan akan lebih berat kendati lebih diunggulkan. Itu karena lapangan Stadion Wankdorf menggunakan rumput sintetis. Bagi pemain yang terbiasa bermain di rumput alami tentu dibutuhkan adaptasi khusus di lapangan sintetis. Apalagi, City belum pernah bertemu dengan Young Boys sehingga tingkat kerumitan bermain di markas mereka masih sulit diterka.
Maka dari itu, skuad City memutuskan untuk terbang lebih awal ke Swiss agar bisa mendapatkan waktu lebih banyak beradaptasi dengan lapangan. Langkah ini di luar kebiasaan karena para pemain City biasanya berlatih di markas sendiri terlebih dulu sebelum menjalani laga tandang.
”Setelah Young Boys di kandang mereka, semoga kami bisa fokus saja di Liga Inggris, Liga Inggris, dan Liga Inggris, dan itulah targetnya,” ucap Guardiola.
Meski terkesan sepele, lapangan sintetis Young Boys patut diwaspadai. Satu tim besar yang sempat kewalahan bermain di sana adalah Manchester United pada babak penyisihan grup pada 2021. Kondisi lapangan itu mengundang kritik dari bek kiri MU, Luke Shaw.
City mendapatkan tambahan tenaga dengan kembalinya bek kanan John Stones di laga melawan Brighton. Kehadiran Stones memberikan kestabilan di area pertahanan City. ”Ini adalah masa yang sulit bagi saya, ada cedera dan beberapa masalah lainnya. Hal ini menimbulkan dampak buruk. Saya bertahan dengan itu. Saya kembali dan saya merasa hebat dan kuat,” katanya.
Di saat City hanya memetik satu kemenangan pada tiga laga terakhir di Liga Inggris, Young Boys sedang dalam rasa percaya diri tinggi seusai hanya menelan satu kekalahan dari 10 pertandingan di Liga Swiss. Akan tetapi, situasinya tentu sangat berbeda dengan Liga Champions. Dengan lebih terbiasa bermain di rumput sintetis, Young Boys berharap bisa meraih hasil mengejutkan atas tamunya nanti.