China menjadi negara terbaik dalam persaingan bulu tangkis Asian Games Hangzhou 2022. Dominasi China diperlihatkan melalui empat medali emas.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
HANGZHOU, SABTU — Meski gagal menjuarai nomor beregu putri yang menjadi andalan, China tetap menguasai persaingan bulu tangkis di Asian Games Hangzhou 2022. Atlet-atlet tuan rumah merebut empat dari tujuh medali emas di kala Indonesia gagal mendapat satu medali pun.
Selain dari beregu putra, emas lainnya didapat dari tiga nomor perseorangan, yaitu tunggal putra, ganda putri, dan ganda campuran. Berada pada peringkat kedua klasemen perolehan medali bulu tangkis, yang berlangsung 28 September-7 Oktober, adalah Korea Selatan dengan dua emas, diikuti India yang mendapat satu emas.
Emas bagi China dari tunggal putra telah dipastikan sebelum final di Binjiang Gymnasium Hangzhou berlangsung Sabtu (7/10/2023). Ini karena kemenangan pada dua semifinal, sehari sebelumnya, dimenangi pemain tuan rumah. Li Shi Feng akhirnya meraih medali emas setelah mengalahkan seniornya, Shi Yu Qi, dengan skor 23-21, 21-13.
Tuan rumah menjadi yang terbaik pada nomor lainnya, yaitu ganda putri dan ganda campuran melalui pemain yang juga mendapat medali emas di Asian Games Jakarta Palembang 2018. Mereka adalah Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dan Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong.
Chen/Jia, yang ditempatkan sebagai unggulan teratas ganda putri, mengalahkan Lee So-hee/Baek Ha-na (Korea Selatan) 21-18, 21-17. Ini menjadi pembalasan setelah Chen/Jia dikalahkan unggulan kedua itu pada final beregu putri, pekan lalu. Pada saat itu pula, China dipermalukan Korea Selatan dengan kekalahan 0-3 dan dalam pertandingan yang semuanya berlangsung dua set.
Namun, tunggal putri nomor satu China, Chen Yu Fei, tak bisa mengikuti yang dilakukan Chen/Jia. Dia kembali kalah dari An Se-young meski telah memberi perlawanan lebih baik dalam tiga gim, yaitu dengan skor 18-21, 21-17, 8-21.
An, yang kalah pada babak pertama Asian Games 2018 dari Chen, sangat berperan dalam dua emas yang didapat Korea Selatan. Tunggal putri nomor satu dunia itu menjadi pembuka kemenangan timnya saat mengalahkan China pada beregu putri.
Gelar tunggal putri di Hangzhou menjadi yang kesepuluh bagi pemain berusia 21 tahun itu dari 12 final. Salah satu gelar tertingginya pada tahun ini adalah juara dunia yang didapat pada Agustus.
Pada ganda putra, gelar juara yang didapat Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, setelah mengalahkan Choi Sol-gyu/Kim Won-ho (Korea Selatan), 21-18, 21-16, menjadi sejarah bagi India. Rankireddy/Shetty menjadi pebulu tangkis India pertama yang meraih medali emas Asian Games.
Atas pencapaian tersebut, mereka akan menempati peringkat teratas dunia mulai pekan depan, menggeser posisi pasangan Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Fajar/Rian, yang menjadi unggulan teratas, tersingkir pada perempat final.
Dengan prestasi ini, China telah sepuluh kali menjadi juara umum pada cabang bulu tangkis, termasuk dalam lima Asian Games terakhir. Hanya ada dua negara yang pernah mengungguli negara tersebut, yaitu Indonesia pada Asian Games Bangkok 1978 serta Korea Selatan di Hiroshima 1994 dan Busan 2002.
Kegagalan tim bulu tangkis Indonesia dalam meraih medali, dikatakan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky, menjadi pekerjaan rumah untuk tim kepelatihan. Rionny mengatakan banyak hal yang harus dibenahi dari kegagalan Tim ”Merah Putih” di Hangzhou, tetapi dia belum bercerita tentang detailnya.
Evaluasi dan kendala yang dihadapi tim secara utuh akan disampaikan setelah tim pelatih dan pengurus PBSI mengadakan rapat setibanya di Jakarta.
”Evaluasi dan kendala yang dihadapi tim secara utuh akan disampaikan setelah tim pelatih dan pengurus PBSI mengadakan rapat setibanya di Jakarta,” kata Rionny.
Tim bulu tangkis Indonesia tak hanya gagal mewujudkan target meraih tiga medali emas, tetapi tidak bisa membawa medali yang lain. Sejak bulu tangkis dipertandingkan di Asian Games Jakarta 1962, Indonesia pun untuk pertama kalinya tak mendapat medali dari cabang bulu tangkis.
Hasil terbaik skuad pelatnas Cipayung adalah perempat final yang didapat Gregoria Mariska Tunjung, Anthony Sinisuka Ginting, dan Fajar/Rian. Wakil-wakil lainnya tersingkir pada babak pertama dan kedua, termasuk peraih emas tunggal putra Asian Games 2018, Jonatan Christie. Setelah mendapat bye pada babak pertama, Jonatan kalah dari Chou Tien Chen (Taiwan) di babak kedua.
Indonesia sebenarnya memiliki harapan mendapat medali dari ganda putri, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, setelah mereka menjadi finalis Kejuaraan Dunia dan juara Hong Kong Terbuka. Namun, langkah Apriyani/Fadia terhenti pada babak kedua dengan status mengundurkan diri saat bertanding. Cedera betis kanan yang dialami Apriyani membuat mereka tak bisa menyelesaikan pertandingan saat berhadapan dengan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang).
Dua wakil ganda campuran, juga, tak bisa berbuat banyak. Menjadi sektor paling lemah di bulu tangkis Indonesia saat ini, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati tersingkir di babak pertama adapun Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari kalah pada babak kedua.
Setelah Asian Games, skuad bulu tangkis Indonesia akan dihadapkan kembali pada persaingan turnamen BWF dalam masa kualifikasi Olimpiade Paris 2024. Empat turnamen BWF World Tour, yang berlevel Super 300, 500, 750, akan berlangsung dalam empat pekan beruntun di Eropa sejak 10 Oktober. Keempat turnamen itu adalah Arctic Terbuka di Finlandia, Denmark Terbuka, Perancis Terbuka, dan Hylo Terbuka di Jerman.