Final tunggal putri bulu tangkis Asian Games Hangzhou 2022, antara An Se-young dan Chen Yu Fei, menjadi ulangan babak pertama Asian Games 2018 yang dimenangi Chen. Dalam laga lima tahun kemudian, An lebih diunggulkan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
HANGZHOU, JUMAT — Pada Asian Games Jakarta Palembang 2018, An Se-young langsung kalah di babak pertama. An, yang berusia 16 tahun, disingkirkan Chen Yu Fei, pemain yang pada Asian Games Hangzhou 2022 akan menjadi lawan dalam perebutan medali emas tunggal putri.
Final tunggal putri yang akan berlangsung di Binjiang Gymnasium, Hangzhou, China, pada Sabtu (7/10/2023) menjadi salah satu final di antara dua unggulan teratas selain ganda campuran. An (Korea Selatan) adalah unggulan pertama, sementara Chen (China) menjadi unggulan kedua.
An mendapatkan tiket final setelah mengalahkan wakil China lainnya, He Bing Jiao, dengan skor 21-10, 21-13 pada semifinal. Adapun Chen harus bermain tiga gim untuk menang atas wakil Jepang, Aya Ohori, 18-21, 21-10, 21-8.
Status antara An dan Chen di Hangzhou berbeda jauh ketika mereka bersaing di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, lima tahun lalu. Meski tak menjadi unggulan, Chen adalah salah satu pemain peringkat sepuluh besar dunia. Adapun An, yang masih berstatus pemain yunior (kategori yunior dalam bulu tangkis adalah di bawah usia 19 tahun), berada di posisi 300-an.
Pada pertandingan tersebut, An kalah 15-21, 9-21, sedangkan Chen melaju hingga perempat final. Chen kalah dari Akane Yamaguchi yang absen pada persaingan perorangan di Hangzhou karena cedera.
An menjadi unggulan teratas di Hangzhou karena dia adalah tunggal putri nomor satu dunia, posisi yang ditempatinya sejak 1 Agustus 2023, sedangkan Chen berada di peringkat ketiga dunia. Status sebagai tunggal putri terbaik itu didapat An berkat performa luar biasa pada tahun ini, hingga dia pun mendapat julukan ”bocah ajaib”.
Sebelum tampil di Hangzhou, An menjuarai sembilan turnamen BWF World Tour dari 11 final dalam total 12 turnamen. Hasil terburuknya adalah semifinal pada Indonesia Terbuka.
Setelah meraih medali emas beregu putri, ketika Korea Selatan mengalahkan China 3-0 pada final, An berpeluang menambahnya menjadi dua emas. Dalam statistik pertemuan dengan Chen, dia memang tertinggal 6-10, tetapi An menang dalam tiga persaingan terakhir, salah satunya pada final beregu, pekan lalu. An menang dengan skor 21-12, 21-13.
Jika saya memandangnya sebagai tekanan, itu akan menjadi tekanan. Maka, saya memilih untuk menikmati sorotan itu.
Dengan status sebagai andalan negaranya untuk mencapai prestasi tertinggi, An mengatakan bahwa dia tak menilai itu sebagai tekanan. ”Jika saya memandangnya sebagai tekanan, itu akan menjadi tekanan. Maka, saya memilih untuk menikmati sorotan itu. Itu sebabnya, saya selalu berusaha tampil sebaik mungkin agar bisa merayakannya dan orang-orang Korea bisa ikut merayakan kemenangan seperti saya,” tuturnya dalam olympics.com.
Jika bisa mendapat medali emas, An akan menyamai prestasi seniornya, Bang So-hyun, sebagai satu-satunya tunggal putri Korea Selatan peraih emas Asian Games, yaitu di Hiroshima 1994. Bang, juga, menjadi tunggal putri Korea Selatan terakhir yang tampil pada final Asian Games sebelum An lolos pada tahun ini.
Selain An, Korea Selatan berpeluang meraih medali emas dari ganda putra Choi Sol-gyu/Kim Won-ho yang mengalahkan peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Lee Yang/Wang Chi Lin (Taiwan), 21-12, 21-10. Pasangan non-unggulan ini akan berhadapan dengan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India) di final.
Choi/Kim membuat kejutan lolos ke final setelah beberapa pasangan favorit juara tersingkir. Mereka di antaranya sesama pemain Korea Selatan yang menjadi juara dunia, Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae, dan wakil China, Liang Wei Keng/Wang Chang.
Sementara final ideal yang mempertemukan dua unggulan teratas juga akan terjadi pada nomor ganda campuran. Peraih emas Asian Games 2018, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (China), akan melawan unggulan kedua Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang).
Medali emas tunggal putra dipastikan menjadi milik China dengan akan terjadinya final antara Li Shi Feng dan seniornya, Shi Yu Qi. Selain itu, China pun meloloskan ganda putri Chen Qing Chen/Jia Yi Fan ke laga puncak.