Hendro Yap yang Dahulu, dan Impiannya Saat Ini
Wakil Indonesia di jalan cepat 20 kilometer putra-putri Asian Games 2022 tidak mampu berbuat banyak melawan atlet-atlet luar.
HANGZHOU, KOMPAS — Pejalan cepat andalan Indonesia, Hendro Yap, finis kesembilan dari 10 peserta yang menyelesaikan nomor perlombaan jalan cepat 20 kilometer Asian Games Hangzhou 2022, di Qiantang River Green Belt, Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Jumat (29/9/2023). Hasil itu membuat Hendro bertekad kembali seperti dirinya dahulu yang fokus berlatih sehingga bisa memecahkan rekor nasional.
”Saya akui latihan saya tidak sefokus dulu. Konsentrasi saya terbagi oleh kegiatan lain, urus kerjaan, urus atlet lain, urus ini, urus itu. Hasil di sini menyadarkan saya untuk kembali seperti saya yang dulu, yang hanya fokus untuk latihan sehingga saya bisa mencapai puncak performa dengan memecahkan rekor nasional (mencatat waktu 1 jam 27 menit 24 detik pada Kejuaraan Asia Jalan Cepat di Nomi, Jepang, 20 Maret 2016),” ujar Hendro.
Dalam lomba itu, Hendro finis kesembilan dengan waktu 1 jam 36 menit 17 detik. Dia tertinggal jauh dari duo atlet China, Zhang Jun yang meraih emas dengan waktu 1 jam 23 menit dan Wang Zhaozhao yang merebut perak dengan 1 jam 24 menit 8 detik. Atlet Jepang, Yutaro Murayama, mendapatkan perunggu dengan 1 jam 24 menit 41 detik.
Seusai melewati garis finis, Hendro bersimpuh sesaat seolah menyesali hasil tersebut. Hendro saat ditemui sehabis perlombaan mengakui, hasil itu jauh dari harapannya. Tadinya, atlet kelahiran Medan, Sumatera Utara, 24 Oktober 1990, itu menargetkan bisa memecahkan rekor nasional dengan waktu di bawah 1 jam 27 menit. ”Saya bisa mencapai target itu dalam latihan, terutama selama pemusatan latihan tim atletik Indonesia di Tianjin, China, sebulan terakhir,” ucapnya.
Nyatanya, catatan waktu Hendro kali ini melorot dibandingkan dengan capaian dalam dua kejuaraan terakhir yang diikutinya, yakni 1 jam 35 menit 59 detik pada Kejuaraan Asia 2023 di Bangkok, Thailand, 16 Juli. Hasil itu pun jauh di bawah capaiannya dengan 1 jam 34 menit 28 detik pada Kejuaraan Nasional 2023 di Solo, Jawa Tengah, 25 Juni.
”Terlepas dari faktor latihan saya yang tidak optimal, kondisi cuaca di sini juga di luar perkiraan dan sangat memengaruhi fisik saya. Sebulan terakhir, kami berlatih di Tianjin (kota di dekat Beijing yang berada 1.160 kilometer ke arah utara barat laut dari Hangzhou). Di sana, suhu pagi hari seperti perlombaan ini (pukul 07.00) sekitar 17 derajat celsius. Sedangkan di sini, tadi suhunya sekitar 26 derajat celsius. Di sini panas dan lembab. Itu membuat tubuh saya kaget,” kata Hendro.
Baca juga: Guru dan Murid Kuasai Jalan Cepat 20 Kilometer
Memulai dari nol
Kegagalan itu cukup mengecewakan Hendro karena menjadi kegagalan keduanya dalam Asian Games. Sebelumnya, pada debutnya di Asian Games Jakarta-Palembang 2018, Hendro tak mampu meraih medali dari nomor perlombaan jalan cepat 50 km.
Karena masih ingin melanjutkan karier sebagai atlet, Hendro bertekad untuk melupakan semua kegagalan itu dan memulai lagi semuanya dari nol. ”Saya ingin kembali seperti atlet yunior yang belum tahu apa-apa dan masih haus belajar. Saya ingin membangun kembali motivasi dalam mengejar prestasi,” terang Hendro.
Meskipun usianya tak muda lagi, menurut Hendro, tidak ada kata terlambat untuk menata ulang karier di jalan cepat. Itu karena jalan cepat identik sebagai olahraga teknik. Semakin bertambah usia, ada potensi semakin matang pula otot dan teknik atlet bersangkutan.
Hal itu memungkinkan atlet jalan cepat untuk tetap berprestasi dalam usia di atas 30 tahun. Buktinya, pada Kejuaraan Dunia 2023 di Hongaria, 19-27 Agustus, dua dari tiga peraih medali jalan cepat 20 km adalah atlet-atlet yang berusia di atas 30 tahun.
Meskipun usianya tak muda lagi, menurut Hendro, tidak ada kata terlambat untuk menata ulang karier di jalan cepat.
Mereka adalah peraih perak asal Swedia, Perseus Ibanez, yang berusia 33 tahun dan peraih perunggu asal Brasil, Caio Bonfim, yang berusia 32 tahun. ”Selagi masih ada kesempatan, saya akan terus berjuang untuk memecahkan rekornas,” ujar Hendro yang telah berusia 33 tahun.
Baca juga: Hendro Yap, Pertarungan Hidup Si Raja Jalan Cepat Asia Tenggara
Rekor personal
Dari kelompok putri, atlet Indonesia, Violine Intan Puspita, finis kedelapan alias urutan buncit dari total delapan peserta. Dia mencatat waktu 1 jam 53 menit 14 detik. Dia tertinggal jauh dari duo atlet tuan rumah, Yang Jiayu yang meraih emas dengan waktu 1 jam 30 menit 3 detik dan Ma Zhenxia yang merebut perak dengan waktu 1 jam 30 menit 4 detik. Atlet Jepan, Nanako Fuji, mendapatkan perunggu dengan 1 jam 33 menit 49 detik.
Sisi positifnya, Violine bisa mengukir rekor waktu personal dari sebelumnya 1 jam 55 menit 14 detik saat meraih perak SEA Games Kamboja 2023. ”Saya bersyukur bisa menyelesaikan perlombaan ini dan mencetak rekor waktu personal di Asian Games perdana untuk saya,” ujar Violine yang sejatinya mencatat waktu 1 jam 51 menit 45 detik ketika meraih perak Kejuaraan Nasional 2023 tetapi belum diakui secara internasional.
Bagi Violine, banyak hal yang dia dapatkan dari Asian Games kali ini walau belum bisa membawa pulang medali. Atlet asal Jambi itu beruntung bisa berlomba bersama Yang Jiayu selaku pemegang rekor dunia dengan 1 jam 23 menit 49 detik yang diukir pada Kejuaraan Nasional China di Huangshan, 20 Maret 2021.
Violine yang berusia 23 tahun pun bisa belajar langsung dari atlet elite dunia itu, mulai dari cara pemanasan, mempersiapkan diri, hingga strategi ataupun teknik selama berlomba. Sebagai debutan pelatnas atletik, dirinya berharap mendapatkan lebih banyak kesempatan mengikuti kejuaraan internasional berkualitas untuk terus mengasah mental, kemampuan, dan pengalamannya.
”Tadi, saya sadar bahwa nyaris tidak mungkin saya mengalahkan semua pesaing-pesaing itu. Tapi, karena yang dihadapi jauh lebih baik, saya jadi termotivasi untuk berlomba dengan sebaik mungkin. Salah satu tujuannya supaya saya tidak ditinggal terlalu jauh di belakang,” katanya.
Perjuangan Hendro dan Violine belum berakhir. Keduanya akan mengikuti perlombaan estafet jalan cepat tim campuran dengan jarak 35 km untuk setiap pejalan, 4 Oktober mendatang. Hendro cukup optimistis bisa mencuri perunggu dari nomor yang baru diperlombakan di Asian Games tersebut. Sebaliknya, karena belum pernah berlomba untuk jarak lebih dari 20 km, Violine khawatir tidak mampu menyelesaikan perlombaan.