Sulit mencari apa yang tidak bisa dilakukan oleh Odegaard. Sudah bisa memimpin tim, piawai mencetak gol, sang gelandang juga rela melakukan pekerjaan ”kotor”.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
AFP/ADRIAN DENNIS
Kapten Arsenal, Martin Odegaard, seusai laga Liga Champions melawan PSV EIndhoven, 20 September 2023. Pemain Norwegia ini baru saja memperpanjang kontrak dengan Arsenal.
Hanya dua hari setelah diberikan penghargaan pemain terbaik dalam kemenangan Arsenal atas PSV Eindhoven, gelandang Martin Odegaard menandatangani perpanjangan kontrak. Sang kapten Arsenal akan bertahan selama lima musim ke depan dan menjadi penerima gaji terbesar di skuad ”Si Meriam”.
”Menandatangani kontrak baru adalah keputusan sangat mudah bagi saya. Banyak alasannya. Terutama apa yang kami lakukan sekarang di klub ini sangat spesial. Saya mau menjadi bagian di dalamnya. Saya menemukan tempat yang nyaman dan bisa dipanggil rumah,” kata Odegaard pada Jumat (22/9/2023) dikutip situs resmi Arsenal.
Kontrak pemain 24 tahun asal Norweigia itu telah diperbarui sampai 2028. Menurut The Athletic, Odegaard yang semula mendapatkan upah 115.000 poundsterling (Rp 2,1 miliar) per pekan saat ini menjadi pemain dengan gaji terbesar di Arsenal. Status itu sebelumnya dipegang gelandang Kai Havertz, 280.000 poundsterling (Rp 5,2 miliar).
Odegaard lebih dari pantas untuk mendapatkan ”hadiah” tersebut. Dia bukan lagi ”bocah ajaib” yang digadang-gadang akan bersinar di Real Madrid, tetapi gagal total. Sekarang, dia adalah salah satu gelandang serang terbaik di dunia. Masuk dalam 30 nama nominasi peraih Ballon d’Or 2023 menjadi buktinya.
AFP/ADRIAN DENNIS
Gelandang Arsenal, Martin Odegaard (kiri), saat laga Liga Champions melawan PSV Eindhoven di London, 20 September 2023. Di London, Odegaard menjelma menjadi salah satu gelandang terbaik dunia.
Evolusinya di bawah Manajer Arsenal Mikel Arteta sangat signifikan. Odegaard tidak hanya memerankan gelandang kreatif. Dia juga berkontribusi lebih besar dalam serangan dan bertahan, di dalam dan luar lapangan. ”Yang paling menarik, tidak terlihat batasan untuknya. Dia semakin baik dari hari ke hari,” ujar Arteta.
Perkembangan paling signifikan, Odegaard terletak di insting mencetak gol. Kemampuan penyelesaian akhirnya meningkat drastis, terutama dari tendangan jarak jauh. Menurut data The Athletic, pada musim pertama bermain semusim penuh di 2021-2022, dia menghasilkan 7 gol dari 36 laga dengan rerata 1,71 kali tendangan per 90 menit.
Perkembangan paling signifikan Odegaard terletak di insting mencetak gol. Kemampuan penyelesaian akhirnya meningkat drastis, terutama dari tendangan jarak jauh.
Musim lalu, 2022-2023, statistik Odegaard melompat drastis. Dia mencetak 15 gol dari 37 laga dan sukses menjadi pencetak gol terbanyak Arsenal di Liga Inggris. Mayoritas gol-gol itu datang dari ”roket” di luar kotak penalti. Semua tidak lepas dari peningkatan dalam percobaan menembak, rerata 2,6 kali per 90 menit.
Menariknya, tendangan Odegaard semakin baik dari sisi akurasi dan volume pada musim 2023-2024. Di liga, dia sudah mencetak 2 gol dari 5 laga. Jumlah tendangannya per 90 menit mencapai 3,26 kali. Akurasi tembakan tepat sasarannya turut naik, dari 39,6 persen (2021-2022), 35,4 persen (2022-2023), dan 50 persen (musim ini).
Odegaard baru saja menciptakan gol khasnya versus PSV, Kamis lalu. Tendangannya dari luar kotak penalti meluncur deras ke sudut kiri bawah kiper. Gol serupa sudah berkali-kali ditunjukkan musim lalu, antara lain lawan Tottenham Hotspur dan Newcastle United. Tendangannya tidak terlalu keras, tetapi sangat akurat.
Selain teknik sepakan yang berkembang, Odegaard juga semakin baik dalam penempatan posisi di ruang kosong. Dia selalu melihat dengan cermat posisi lawan dan menunggu waktu tepat untuk meminta umpan. Kualitas layaknya penyerang itu sangat membantu ”Si Meriam” yang dikenal kekurangan striker tajam.
Penyerang Arsenal, Gabriel Martinelli, berkata, Odegaard selalu siap menyambut umpan silangnya di area tengah. Dia pun tidak khawatir mengumpan meskipun tanpa melihat. ”Saya tahu Martin selalu di sana, bahkan di latihan. Dia selalu berkata, ’Ketika kamu melebar, saya akan selalu berada di tengah’,” ujar Martinelli.
AFP/GLYN KIRK
Gelandang Arsenal, Gabriel Martinelli, menyundul bola dalam pertandingan Liga Inggris antara Arsenal dan West Ham di Stadion Emirates, London, Senin (26/12/2022) dini hari WIB.
Pekerjaan ”kotor”
Di sisi lain, sang pemain kidal itu rela melakukan pekerjaan ”kotor” yang tidak identik dengan gelandang kreatif. Dia seperti ”anjing penjaga” yang siap mengejar pemain lawan selama 90 menit. Kontribusi itu paling terlihat di sepertiga lapangan lawan, tempatnya banyak beroperasi saat bertahan.
Menurut Squawka, di musim lalu, Odegaard merupakan pemain yang sukses merebut penguasaan bola terbanyak di sepertiga akhir lawan (53 kali). Dia memuncaki catatan semua pemain di tujuh liga divisi teratas Eropa. Catatan itu berkorelasi dengan upayanya menekan lawan, 7,86 kali per 90 menit, atau terbanyak di Liga Inggris.
Terakhir dan terpenting, Odegaard telah berubah menjadi sosok pemimpin sejati. Bakat memimpin itu sudah terlihat di tim nasional Norwegia. Dia masuk timnas sejak usia 15 tahun, lalu menjadi kapten saat berusia 21 tahun. Dia tidak banyak berbicara seperti kebanyakan kapten lain, tetapi memberikan contoh lewat tindakan.
Odegaard selalu tenang, fokus, dan tidak pernah menunjukkan gestur negatif di lapangan. ”Dia seimbang (tidak terlalu vokal atau pendiam). Saat dibutuhkan menghibur, saya pikir dia cukup lucu. Dia adalah orang yang menyenangkan dan sangat berkomitmen. Saya senang punya dia sebagai kapten,” kata Arteta.
AFP/ANIEL LEAL
Manajer Arsenal Mikel Arteta saat mendampingi pasukannya dalam sebuah laga, 6 Oktober 2022.
Dengan penampilan Odegaard saat ini, banyak yang mengatakan Arsenal seperti memenangkan lotre. Seperti diketahui, pemain berambut pirang itu didatangkan dari Madrid hanya seharga 30 juta poundsterling (Rp 564 miliar) pada 2021. Jumlah uang tersebut hanya cukup membeli pemain medioker di pasar transfer saat ini.
Visi manajer legendaris Arsenal, Arsene Wenger, tidak salah. Wenger pernah mengajak Odegaard makan malam bersama sebelum pindah ke Madrid. Siapa sangka, remaja yang ketika itu lebih memilih Madrid justru saat ini meneruskan warisan Wenger di Stadion Emirates.
Pendukung Arsenal berkata, Wenger adalah pendiri Stadion Emirates, sementara Arteta yang menyalakan lampu dan mampu menerangi seisi stadion. Dengan perumpamaan seperti itu, Odegaard bisa dikatakan sebagai sang penjaga stadion yang mengawal lampu itu agar tetap menyala selama mungkin. (AP/REUTERS)