Jurgen Klopp harusnya berbahagia usai sukses memecahkan rekor Rafael Benitez sebagai manajer Liverpool dengan kemenangan terbanyak. Namun, ada ganjalan yang membuat kebahagiaannya hanya terpancar setengah.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
AP PHOTO/MATTHIAS SCHRADER
Manajer Liverpool Jurgen Klopp seusai laga Liga Europa melawan LASK di Linz, Austria, Jumat (22/9/2023) dini hari WIB. Meski menang, Klopp tak terlalu bahagia.
LINZ, JUMAT — Untuk keempat kalinya, Liverpool berhasil selamat dari kematian dan berbalik mengakhiri laga dengan kemenangan saat melumpuhkan Linzer Athletik-Sport-Klub atau LASK, 3-1, di penyisihan Grup E Liga Europa. Liverpool sebelumnya pernah melakukan hal serupa saat menghadapi Bournemouth, Newcastle, dan Wolves di Liga Inggris.
Kemenangan itu membawa Jurgen Klopp memecahkan rekor Rafael Benitez sebagai manajer Liverpool dengan kemenangan terbanyak di Eropa. Namun, Klopp tak terlalu gembira dengan capaian itu.
Kemenangan atas LASK membuat Klopp mencatatkan kemenangan ke-50 di Eropa bersama Liverpool. Jumlah itu melampaui capaian Benitez yang mengarsiteki Liverpool pada 2004-2010. Sepanjang rentang waktu tersebut, Benitez mencatatkan 49 kemenangan di Eropa bersama ”Si Merah”.
Klopp sempat menyamai rekor Benitez saat membawa Liverpool menang 2-0 atas Napoli di babak penyisihan grup Liga Champions Eropa musim lalu. Dengan hasil positif atas LASK, Klopp mempertegas keberadaan dirinya sebagai salah satu manajer terbaik sepanjang masa Liverpool.
”(Sungguh) menyenangkan (memecahkan rekor). Kami memainkan cukup banyak pertandingan di Eropa. Senang rasanya kami menang sebanyak itu. Kami telah lolos ke empat final. Itu bagus, tapi mungkin karena di kompetisi Eropa lebih banyak pertandingan dibandingkan dulu. Saya cukup yakin itulah alasannya,” kata Klopp setelah pertandingan yang berlangsung di Stadion Raiffeisen Arena, Linz, Austria. Jumat (22/9/2023) dini hari WIB.
AP PHOTO/MATTHIAS SCHRADER
Manajer Liverpool Jurgen Klopp memeluk gelandang Liverpool, Ryan Gravenberch, seusai Liga Europa melawan LASK di Linz, Austria, Jumat (22/9/2023) dini hari WIB.
Empat final yang dimaksud Klopp bermula pada 2016. Saat itu, manajer asal Jerman tersebut membawa Liverpool ke final Liga Europa hanya beberapa bulan setelah didatangkan dari Borussia Dortmund. Musim berikutnya, Klopp sukses membawa Liverpool ke final Liga Champions Eropa. Namun, mereka takluk 1-3 dari Real Madrid.
Walau sukses mengukir rekor baru sekaligus menghindarkan Liverpool dari kematian untuk keempat kalinya, Klopp tidak begitu bahagia dengan pencapaian tersebut.
Klopp berhasil mengantarkan Liverpool ke final ketiga selama tiga musim beruntun. Di final ketiga, Klopp bahkan sukses mempersembahkan trofi Liga Champions usai mengalahkan Tottenham Hotspur. Sayangnya, final keempat Eropa bagi Klopp pada 2022 berakhir menyesakkan lantaran dikalahkan lawan yang sama, Real Madrid, seperti edisi 2018.
Walau sukses mengukir rekor baru sekaligus menghindarkan Liverpool dari kematian untuk keempat kalinya, Klopp tidak begitu bahagia dengan pencapaian tersebut. Ada beberapa hal yang membuat dirinya setengah bahagia.
Pertama, ia kecewa dengan para pemain Liverpool yang tidak bisa memaksimalkan potensi Ben Doak, pemain muda Liverpool, yang mendapatkan kesempatan debut dari Klopp di Eropa. Klopp kecewa karena pemain Liverpool lainnya terkesan enggan membagi bola kepada yuniornya itu.
”Dia benar-benar anak yang lincah, pemain yang cerdas, penggiring bola yang baik, cepat, dan dapat menggunakan kedua kakinya. Jika kami lebih sering menggunakan Ben Doak dengan memberinya bola, saya pikir dia akan lebih sering menguasai bola di pinggir lapangan dan mengoper bola ke dalam atau ke luar,” ujar Klopp.
Meski bermain sejak menit awal, Doak gagal berkembang dengan tidak mampu mencatatkan satu pun tembakan dan asis. Jumlah sentuhannya pun teramat rendah, yaitu 30 kali sentuhan. Kesulitan berkembang, Doak kemudian digantikan oleh Dominik Szoboszlai di menit ke-61.
AP/RUI VIEIRA
Pemain muda Liverpool, Ben Doak, saat beraksi dalam laga ulangan putaran ketiga Piala FA antara Wolverhampton Wanderers dan Liverpool, Rabu (18/1/2023) dini hari WIB. Saat dimainkan melawan LASK, Doak jarang menerima bola dari rekan-rekannya.
Mengeluhkan lapangan
Selain perkara Doak, Klopp juga dibuat tidak senang dengan kondisi permukaan lapangan. Ia memuji atmosfer dari suporter dan fasilitas stadion lainnya, tetapi mengeluhkan lapangan yang dinilai buruk.
”Suasana (Stadion) bagus, tapi lapangannya sangat buruk. Jadi saya senang kami tidak bermain di sini pada Desember. Itu adalah pengalaman yang luar biasa, saya sangat menyukai suasananya,” ucapnya.
LASK adalah klub peserta Liga Austria yang berdiri pada 1908. LASK sempat terdegradasi ke divisi kedua Liga Austria, dan dua tahun kemudian mereka kehilangan lisensi bermain di dua divisi teratas. Keuangan LASK berada dalam kondisi yang memprihatinkan dan mereka juga tidak mampu untuk terus bermain di kandang sendiri.
Kondisi ini menyebabkan LASK berada di ambang kebangkrutan dan manajemen klub berusaha mati-matian mencari investor atau pemilik baru. Gayung bersambut, pada musim 2013-2014, sekelompok investor lokal bernama Friends of LASK mengambil alih klub dan menyelamatkan mereka. Setelah melalui masa-masa sulit itu, LASK mulai rutin berkompetisi di Eropa. Meski demikian, LASK tetaplah nama yang cukup asing bagi penggemar sepak bola di seluruh dunia.
Untuk itulah, Liverpool sangat dikejutkan dengan gol cepat LASK yang dicetak Florian Flecker pada menit ke-14. Flecker, yang menyambut umpan sepak pojok Sascha Horvath, tidak mendapatkan pengawalan dari para pemain Liverpool. Dengan tenang ia mampu melepaskan tendangan keras terukur dari luar kotak penalti yang tidak mampu dihentikan kiper kedua Liverpool, Caoimhin Kelleher.
Gol tersebut membuat para pemain Liverpool terenyak. Sebab, beberapa menit sebelumnya mereka baru saja mengeksploitasi pertahanan LASK yang dikawal Philipp Ziereis, Andrés Andrade, dan Felix Luckeneder. Setelah tertinggal, ”Si Merah” berusaha menciptakan gol penyeimbang dengan meningkatkan intensitas serangan. Di belakang, Klopp hanya memasang tiga bek sejajar sebagai antisipasi apabila LASK mendapatkan momentum serangan balik. Selebihnya, para pemain Liverpool diinstruksikan membantu lini serang.
AP PHOTO/MATTHIAS SCHRADER
Para pemain Liverpool merayakan gol yang dicetak Mohamed Salah pada laga Liga Europa melawan LASK di Linz, Austria, Jumat (22/9/2023) dini hari WIB.
Sejumlah peluang diperoleh para pemain Liverpool. Namun, rapatnya pertahanan LASK membuat seluruh upaya tembakan yang dibuat Liverpool terbentur pemain belakang. Penyerang Liverpool, Darwin Nunez, menjadi tumpuan mencetak gol di saat Mohamed Salah masih berada di bangku cadangan. Dalam penjagaan yang amat ketat, Nunez tidak leluasa mengarahkan tendangan ke arah gawang.
Cahaya bagi Liverpool baru muncul di babak kedua setelah Klopp melakukan sejumlah perubahan dan memasukkan pemain-pemain utama, seperti Salah dan Alexis Mac Allister. Nunez mencetak gol penyeimbanag melalui titik putih. Tidak lama berselang, gol Luiz Diaz membuat Liverpool berbalik unggul. Laga benar-benar menjadi milik Liverpool setelah Salah mempertegas keunggulan timnya menjadi 3-1.
”Kami bermain sangat berani. Kami agresif dan memiliki peluang untuk mencetak gol kedua, tetapi skor hanya 1-0 di babak pertama. Di babak kedua kami melihat betapa bagusnya tim Liverpool. Tetapi, kami berjuang sampai akhir,” kata Pelatih LASK Thomas Sageder, dikutip dari Sky Sports. (REUTERS)