Melepas Dahaga Kompetisi Atlet Muda di SEA Age Group 2023
Indonesia kembali terpilih sebagai tuan rumah SEA Age Group atau kejuaraan akuatik kelompok umur Asia Tenggara. Ajang itu diharapkan bisa menunjang kualitas pembinaan atlet muda Tanah Air.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah terakhir kali menjadi tuan rumah di Palembang, Sumatera Selatan, pada 2012, Indonesia kembali ditunjuk sebagai penyelenggara Kejuaraan SEA Age Group atau kejuaraan akuatik kelompok umur Asia Tenggara, yang akan berlangsung di Stadion Akuatik Senayan, Jakarta, 24-26 Agustus. Untuk pertama kali pula, ajang itu mempertandingkan tiga displin sekaligus, yakni renang, loncat indah, dan polo air.
SEA Age Group 2023 diharapkan menjadi momentum melepas dahaga kompetisi para atlet muda Indonesia, terlebih untuk mempersiapkan tim ”Merah-Putih” ke SEA Games Thailand 2025. ”Kami bersyukur polo air dipertandingkan di SEA Age Group ini. Selama ini, polo air kita minim bertanding di ajang kelompok umur internasional,” ujar pelatih tim polo air putra Indonesia, Brandley Legawa, dalam konferensi pers daring, Selasa (22/8/2023).
Brandley mengatakan, polo air akan mempertandingkan beach water polo atau sering disebut polo air mini dengan pemain empat lawan empat. Hal itu diyakini akan menyajikan pertandingan yang lebih seru dibanding polo air biasa. ”Mainnya nanti power to power sehingga akan lebih antusias dan lebih banyak gol yang lahir,” katanya.
Indonesia menargetkan merebut medali emas tim putra dan putri. Apalagi, sebagian besar pemain tim putra yang meraih medali perak dan tim putri yang merebut perunggu SEA Games Kamboja 2023 turun dalam SEA Age Group ini. ”Semua pemain menyiapkan diri dari daerah masing-masing dan berkumpul di Jakarta sejak pekan lalu. Kami harap tim putra dan putri bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Kami mewaspadai Thailand yang sedang menyiapkan diri untuk SEA Games 2025,” ungkapnya.
Momentum loncat indah
Seperti polo air, tim loncat indah Indonesia bersyukur dilibatkan dalam SEA Age Group kali ini. Ketua Komisi Teknik Loncat Indah Akuatik Indonesia Ronaldy Herbintoro menuturkan, ajang itu menjadi momentum untuk mengevaluasi pembinaan atlet pemula atau kelompok umur, khususnya usia 12-16 tahun.
Loncat indah Indonesia tengah menyiapkan bibit atlet untuk menggantikan atlet senior. ”Semoga ajang ini berjalan baik dan bisa memunculkan atlet potensial Indonesia untuk terus dibina ke jenjang berikutnya,” tuturnya.
Juri loncat indah Indonesia Pranarta Arumbowo menyampaikan, SEA Age Group ini menambah wadah kompetisi internasional untuk atlet nasional berusia muda. Kesempatan atlet untuk menguji jiwa kompetitif dengan atlet luar negeri lebih banyak bergantung di Festival Akuatik Indonesia (FAI) dan Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka.
”SEA Age Group melibatkan lebih banyak atlet asing dibandingkan dengan FAI atau Indonesia Terbuka. Bahkan, di SEA Age Group, loncat indah melibatkan enam negara, yang jauh lebih banyak dibanding SEA Games yang biasanya hanya diikuti oleh lima negara. Semoga ini titik awal kebangkitan loncat indah Indonesia untuk meningkatkan prestasi di tingkat Asia Tenggara maupun Asia,” terang Pranarta.
Untuk target, Ronaldy berharap atlet loncat indah setidaknya bisa naik podium. Dari hasil itu, jajaran pelatih akan berhitung bagaimana peluang Indonesia untuk SEA Games 2025 maupun SEA Games Malaysia 2027. Apalagi lawan yang akan dihadapi di SEA Age Group kali ini kemungkinan akan ditemui di dua SEA Games mendatang.
”Kita cukup kuat untuk KU A (kelompok umur 16-18 tahun) putra. Sebaliknya, di putri, kita ada peluang untuk KU A dan KU C (kelompok umur 11-13 tahun). Semoga semua atlet bisa bertarung mengeluarkan semua kemampuan terbaik mereka,” ujar Ronaldy.
Yang ditunggu
Manajer pelatnas renang Akuatik Indonesia Wisnu Wardhana mengutarakan, sebelum SEA Age Group hanya mempertandingkan displin renang dan tim renang ”Merah-Putih” cukup rutin mengikuti ajang tahunan yang digelar sejak 1977 tersebut. ”Ajang ini adalah satu satu yang paling ditunggu oleh atlet renang kelompok umur Indonesia dan Asia Tenggara,” ungkapnya.
Semua pemain menyiapkan diri dari daerah masing-masing dan berkumpul di Jakarta sejak pekan lalu.
Menurut Wisnu, atlet renang sangat membutuhkan banyak pertandingan dan SEA Age Group bisa menambah khazanah kompetisi tersebut. ”Semakin banyak pertandingan maka itu semakin baik untuk meningkatkan prestasi renang kita. Itu yang dilakukan oleh negara renang yang kuat, seperti Australia dan Amerika Serikat yang menyelenggarakan kejuaraan hampir setiap minggu di setiap provinsi,” katanya.
Tim renang menargetkan bisa meraih lebih banyak emas daripada SEA Age Group 2022 di Kuala Lumpur, Malaysia. Saat itu, dengan kekuatan 38 atlet, Indonesia berada di posisi kedua klasemen akhir perolehan medali dengan membawa pulang 17 emas, 25 perak, dan 27 perunggu.
”Walau bukan menjadi tolak ukur yang krusial, paling tidak ajang ini menjadi parameter seberapa jauh atlet kita bisa bersaing di Asia Tenggara untuk dua-tiga tahun ke depan. Yang jelas, kita mesti mewaspadai Thailand yang renangnya sedang berkembang pesat untuk persiapan mereka menjadi tuan rumah SEA Games 2025. Adapun Singapura, perkembangan atlet kelompok umur mereka kurang lebih sejajar dengan kita,” pungkas Wisnu.
Wakil Ketua Umum Akuatik Indonesia Harlin E Rahardjo mengatakan, mengingat pengalaman Indonesia menyelenggarakan FAI, Indonesia Terbuka, dan Asian Games Jakarta-Palembang 2018, pihaknya mengusulkan agar SEA Age Group kali ini tidak hanya mempertandingkan renang melainkan pula loncat indah dan polo air. Inisiatif itu mendapatkan sambutan positif dari Federasi Akuatik Asia Tenggara.
Hal itu tampak dari besarnya partisipasi negara anggota untuk mengikuti tiga displin tersebut, yakni 410 perenang dari delapan negara, 100 atlet polo air dari dari empat negara, dan 65 peloncat Indah dari enam negara. ”Ini peluang Indonesia menjadi pelopor ajang multicabang untuk akuatik. Semoga ini bisa menjadi acuan untuk SEA Age Group edisi selanjutnya. Semoga akuatik yang tidak cuma renang semakin populer di Asia Tenggara, terutama di Indonesia,” tutur Harlin.