Pochettino bukan pesulap. Terbukti, sisa-sisa komedi Chelsea sepanjang musim lalu masih terbawa. Butuh waktu menyembuhkan “Si Biru”.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, SENIN – Begitu banyak masalah Chelsea terkuak setelah takluk di Derbi London versus West Ham United. Mulai dari problem ketajaman, antiklimaks performa individu pemain, hingga kutukan cedera, terpampang jelas. Kisah komedi Chelsea pada musim lalu seakan terulang.
Belum pernah mencicipi manis kemenangan, Manajer Chelsea Mauricio Pochettino terpaksa merasakan pahit kekalahan terlebih dulu. “Si Biru” ditekuk tuan rumah West Ham 1-3 di Stadion London, pada Senin (21/8/2023) dini hari WIB.
Chelsea diuntungkan dengan kartu merah bek sekaligus pencetak gol pembuka lawan, Nayerf Aguerd, pada menit ke-67. Alih-alih membalikkan ketinggalan 1-2, mereka malah memberikan hadiah penalti untuk tuan rumah di injury time. Penalti dieksekusi sempurna gelandang Lucas Paqueta.
Gelandang Chelsea Enzo Fernandez dan Moises Caicedo, berstatus dua pemain termahal di Liga Inggris, dibebankan ekspektasi setinggi langit. Namun, mereka justru menjadi biang keladi kekalahan tim. Fernandez gagal mengeksekusi penalti saat kedudukan 1-1 di penghujung babak pertama.
Caicedo, gelandang baru “Si Biru” seharga 116 juta euro, dimasukkan di paruh kedua untuk menjalani debut. Dia diharapkan untuk menambah intensitas serangan, tetapi berujung memberikan penalti ke West Ham. Gol ketiga West Ham dari titik putih disebabkan pelanggaran Caicedo di kotak penalti.
Menurut Pochettino, mereka kalah karena tergesa-gesa ingin mencetak gol. “Kami buru-buru membuat keputusan. Itu tidak bisa dihindari karena ini tim baru. (Masuknya Caicedo) membawa pengaruh negatif ke tim. Kami tidak menemukan keseimbangan yang tepat,”
Ketajaman kembali menjadi isu terbesar Chelsea, seperti musim lalu. Mereka mendominasi mutlak permainan dari sisi penguasaan bola, 75,6 persen, dan jumlah tembakan 17-12. Dengan formasi 3-4-2-1, mereka selalu mengurung tim asuhan manajer David Moyes di separuh lapangan sendiri.
Lihat saja, menurut Opta Analyst, kualitas peluang mereka mencapai 2,4 expected goals (xG). Namun, hanya satu gol tercipta dari gelandang Carney Chukwuemeka. Itu pun berawal dari kesalahan antisipasi bek lawan. Adapun gol satu-satunya Chelsea di laga pertama versus Liverpool dicetak dari skema bola mati.
Kami mampu menciptakan banyak peluang dan mendominasi. Bedanya, mereka mengeksekusi peluang dengan baik, sementara kami tidak.
Nicolas Jackson, penyerang baru Chelsea yang didatangkan dari Villarreal, belum mampu menjawab tantangan. Dia selalu berbahaya dengan pergerakan lari tanpa bola. Hanya saja, sentuhan dan penyelesaian akhir Jackson kurang tajam. Dia tidak mampu mencatat sekalipun tembakan tepat sasaran.
“Hasil yang sulit diterima. Kami mampu menciptakan banyak peluang dan mendominasi. Bedanya, mereka mengeksekusi peluang dengan baik, sementara kami tidak. Di Liga Inggris, Anda akan dihantui penyesalan jika tidak mampu mengambil peluang,” ujar penyerang Chelsea Raheem Sterling.
Musim lalu, sebelum kedatangan Pochettino, lini depan Chelsea juga selalu bermasalah. Mereka hanya mencetak 38 gol dari 38 pertandingan liga. Jumlah itu merupakan yang terendah sepanjang keikutsertaan tim asal London itu di Liga Primer, sejak musim 1992-1993.
Saat kondisi 1-1 setelah turun minum, Chelsea bermain sangat nyaman dengan garis pertahanan ekstra tinggi. Mereka fokus menyerang. Situasi itu dimanfaatkan penyerang West Ham Michail Antonio dengan transisi serangan balik. Antonio pun mencuri keunggulan lewat tendangan spekulatifnya.
Gelandang baru West Ham James Ward-Prowse sukses mencuri panggung Caicedo. Dalam debut sebagai pengganti Declan Rice, dia menyumbang sepasang asis untuk dua gol awal. “Ini debut impian saya. Hari yang spesial. Saya berharap akan banyak lagi yang akan datang,” ujar pemain spesialis bola mati itu.
Cedera lagi
Pochettino memang berhasil mengubah permainan Chelsea jadi lebih dominan. Namun, dia masih belum bisa memusnahkan nasib apes yang terus berputar di dalam tim. Sebelum laga, kapten sekaligus bek sayap Reece James dipastikan absen karena cedera paha. Padahal, dia adalah salah satu pemain terbaik versus Liverpool.
Di laga tadi, Chukwuemeka hanya bisa bermain satu babak karena cedera. Padahal, gelandang serang berusia 19 tahun itu sedang dalam grafik menanjak. Dia juga menjadi satu-satunya pemain Chelsea yang bisa mencetak gol dari permainan terbuka di musim ini.
Seperti diketahui, performa inkonsisten Chelsea musim lalu tidak terlepas dari badai cedera yang terus berdatangan. Cedera James dan Chukwuemeka menjadi pertanda buruk bagi Pochettino. Dua pemain harus menepi, saat musim baru baru memainkan dua laga.
Di sisi lain, nuansa pertarungan derbi memberikan keuntungan lebih untuk West Ham yang didukung puluhan ribu penonton. Apalagi, Chelsea sudah terbiasa tidak mampu mengeluarkan potensi terbaik saat bertandang sepanjang musim lalu. Mereka kalah 10 kali dari 18 laga. Musim ini mereka takluk di laga tandang pertama.
Pochettino percaya, kesuksesan membutuhkan proses. Chelsea sudah menunjukkan berjalan ke arah yang tepat dengan dominasi di lapangan. Hasil akan datang sendiri seiring adaptasi para pemain baru dengan sistem yang dibawanya. “Saya yakin kami akan segera mulai meraih kemenangan,” pungkasnya. (AP/REUTERS)