Dari Atas Kursi Roda Terpancar Spirit ”Basket untuk Semua”
Pada setiap pantulan bola dari kursi roda, ada harapan tersemai untuk melebur sekat-sekat perbedaan. Olahraga bola basket adalah untuk semua.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
Bola basket, seperti olahraga lainnya, sejatinya adalah olahraga untuk semua. Semangat inklusi itu terus digaungkan, salah satunya lewat bola basket kursi roda. Pada setiap pantulan bola dari kursi roda, ada harapan tersemai untuk melebur sekat-sekat perbedaan.
Sembari tangan kiri melajukan kursi rodanya, Johanna Caroline (36) menggiring bola basket menggunakan tangan kanan. Johanna tampak piawai mengoordinasikan kedua tangan yang mengemban dua tugas berbeda di lapangan di kawasan Pluit, Jakarta Utara, Minggu (6/8/2023) sore itu. Mendekati bawah ring, ia segera menembakkan bola. Bola pun mengenai papan pantul sebelum akhirnya masuk keranjang.
Johanna merupakan satu dari 20 anggota klub bola basket kursi roda, Jakarta Swift Wheelchair Basketball, yang mengikuti program ”Sports Envoy 2023” dari Kedutaan Besar Amerika Serikat. Mereka berkesempatan untuk bermain dengan mantan pemain Liga Basket Putri Amerika (WNBA), Crystal Langhorne, dan mantan pebasket NBA, Stephen Howard. Tiga klub bola basket amatir lain turut terlibat dalam acara itu. Sebagian besar merupakan anak-anak dan beberapa di antaranya merupakan teman tuli.
Penonton, yang kebanyakan anak-anak dan orangtuanya, bersorak ketika poin tercipta. Begitu pula ketika terjadi perebutan bola dalam laga basket kursi roda itu. Mereka juga memberikan dukungan ketika Langhorne dan Howard tampak kesulitan memadukan gerakan tangannya. Kedua mantan atlet ini turut menggunakan kursi roda ketika bertanding dalam laga itu.
Ini olahraga yang menyenangkan. Kita seperti Transformers, mengadu peralatan kursi roda sambil mencoba mencuri poin sebanyak-banyaknya dengan bola basket, he-he-he.
”Ini olahraga yang menyenangkan. Kita seperti Transformers, mengadu peralatan kursi roda sambil mencoba mencuri poin sebanyak-banyaknya dengan bola basket, he-he-he” ujar Johanna, yang menggeluti basket kursi roda mulai 2019.
Johanna tidak menemui kesulitan berarti dalam mengendalikan kursi roda lantaran sudah menggunakannya nyaris 20 tahun. Namun, ketika pertama kali bermain basket kursi roda, ia sempat kebingungan. Karyawan swasta dari Jakarta ini sulit menentukan mana yang dipegang lebih dulu antara bola atau roda besi dari kursinya. Penggemar basket sejak kecil ini lantas terbiasa karena kerap berlatih, bahkan mengikuti training camp di Thailand hingga Amerika Serikat.
Sementara itu, Howard mengakui bahwa tak mudah bermain basket kursi roda. Kekuatan tangan, kata Howard, benar-benar diuji. Begitu juga koordinasi antara tangan kanan dan kiri. Kendati demikian, mantan pemain San Antonio Spurs dan Utah Jazz ini senang mencobanya.
”Sebab, pada dasarnya basket kursi roda sama seperti olahraga lain. Ada nilai-nilai luhur, seperti merangkul perbedaan dalam tim untuk sama-sama meraih kemenangan. Hal itu ditunjukkan dalam permainan tadi. Kita bersama-sama membangun kekuatan tanpa melihat latar belakang seseorang. Lalu, belajar menghargai orang lain dan menganggapnya setara,” tutur Howard, yang pernah melaju ke Final NBA 1997 melawan Michael Jordan dari Chicago Bulls.
Prinsi-prinsip demokrasi
Assistant Cultural Affairs Officer Kedubes AS, Grace Clegg, menuturkan, nilai-nilai itu yang memang ingin dibawa melalui program Sports Envoy 2023. Program ini merupakan komponen dari diplomasi antarmasyarakat. Atlet dan pelatih asal AS yang dibawa dalam program ini diminta untuk memberikan pelatihan dan berbagai pengalamannya ke negara lain yang didatangi.
Pelatihan yang diberikan tak hanya meliputi permainan di lapangan, tetapi juga inklusi, kesetaraan, dan kepemimpinan. Adapun olahraga basket dipilih karena mencerminkan nilai-nilai demokrasi, selain juga menjadi salah satu olahraga populer di Indonesia. Menurut Grace, hubungan AS dan Indonesia selama ini dibangun, antara lain, atas komitmen mewujudkan prinsip demokrasi dan mewujudkan toleransi.
”Basket adalah untuk semua orang. Kamu bisa menggunakan kursi roda, memakai hijab, memainkan di halaman rumah, bermain secara profesional, dan lainnya. Dengan acara ini, yang melibatkan generasi muda, basket mengajarkan nilai yang bermakna dalam hidup, termasuk soal inklusi dan kerja keras,” ucap Grace.
Langhorne mengaku senang terlibat dengan program itu. Terlebih, semangat yang diusung Jakarta Swift Wheelchair Ball juga sama. Ia kagum dengan tagline ”Basketball for Everyone” yang terpampang pada jersei klub itu. Menurut peraih juara WNBA 2018 bersama Seattle Storm ini, semangat tersebut yang ingin ditunjukkan dan dipromosikannya.
Atlet basket kursi roda, Ridwan Purba, yang turut bermain bersama Langhorne dan Howard, berharap ada banyak acara serupa. Semakin banyak acara yang menampilkan basket kursi roda, semakin terbuka juga pandangan publik tentang kehadiran olahraga tersebut. Anak-anak pun bisa belajar sejak dini tentang kesetaraan dan menghargai perbedaan.
”Olahraga ini juga memberi pelajaran buat saya bahwa keterbatasan bukan sebuah halangan. Saya jadi semangat dan percaya bahwa siapa pun bisa berolahraga dan bahkan meraih prestasi dengan olahraga,” kata Ridwan, yang meraih medali perunggu basket kursi roda ASEAN Para Games Surakarta 2022.
Dari atas kursi roda, semangat merangkul perbedaan dan mewujudkan kesetaraan coba digemakan. Siapa pun bisa bermain basket dan merasakan keseruannya. Sebab, basket adalah untuk semua.