Atlet yang meraih medali ataupun terlihat potensial pada Kejurnas Panahan Yunior 2023 akan dipantau dan dipanggil ke seleksi nasional untuk mengisi pelatnas jangka panjang.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Kejuaraan Nasional Panahan Yunior 2023, Rabu (19/7/2023) hingga Senin (24/7/2023), menjadi ajang untuk memantau dan menjaring bibit potensial dari berbagai daerah. Para atlet panahan muda ini diproyeksikan mengikuti seleksi nasional untuk mengisi pemusatan latihan nasional pada masa depan.
Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Panahan Yunior 2023 yang diselenggarakan di Lapangan Jakarta Japanese Club Ground, Sentul, Kabupaten Bogor, ini melombakan divisi nasional, compound, dan recurve. Adapun pesertanya merupakan kelompok usia 15 tahun (U-15) dan 18 tahun (U-18) sebanyak 578 atlet dari 28 provinsi di seluruh Indonesia.
Wakil Ketua Umum II Pembinaan dan Prestasi Persatuan Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB Perpani) Abdul Razak mengatakan, kejurnas menjadi ajang memantau dan menjaring atlet potensial untuk masa depan panahan Indonesia. Mereka diproyeksikan mengisi pemusatan latihan nasional (pelatnas) dan ikut dalam berbagai kejuaraan. Upaya tersebut merupakan ujung tombak untuk mengembalikan kejayaan panahan Indonesia.
Kami bukan mencari seorang juara, melainkan memantau dan menjaring atlet untuk dijadikan juara. Kejurnas merupakan bagian program pencarian bakat secara berjenjang dari daerah hingga ke tingkat nasional.
”Kami bukan mencari seorang juara, melainkan memantau dan menjaring atlet untuk dijadikan juara. Kejurnas merupakan bagian program pencarian bakat secara berjenjang dari daerah hingga ke tingkat nasional,” ucap Abdul Razak, yang juga penanggung jawab kejurnas, selepas memberikan sambutan, Rabu (19/7/2023) pagi.
Sebanyak masing-masing 66 medali emas, perak, dan perunggu diperebutkan pada kejurnas ini. Total medali itu diperebutkan sejak babak kualifikasi hingga babak eliminasi untuk kategori perseorangan, beregu, dan beregu campuran. Mereka yang meraih medali, kata Razak, akan dipanggil untuk mengikuti seleksi nasional (seleknas) nantinya. Atlet panahan muda lain yang tidak juara tetapi potensial juga akan terus dipantau. Mereka akan turut dipanggil untuk menjalani seleknas. Para atlet yang lolos seleknas kemudian bakal menghuni pelatnas jangka panjang untuk atlet yunior.
Kendati peserta terbanyak berasal dari divisi nasional (268 atlet), ada peningkatan yang signifikan di divisi recurve dan compound dengan total 310 atlet. Menurut Razak, jumlah menggambarkan arah perkembangan positif panahan Indonesia yang sudah mulai fokus ke divisi compound dan recurve sejak usia dini. Kedua divisi tersebut dipertandingkan dalam turnamen panahan dunia.
Dalam kesempatan yang sama, Harry Warganegara dari Komite Eksekutif Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mengatakan, ajang seperti kejurnas merupakan wahana yang bagus untuk mencari atlet potensial. Menurut Harry, cabang olahraga memang perlu aktif menjaring bibit-bibit unggul hingga ke daerah. Terlebih, pemerintah belum bisa sepenuhnya hadir untuk melakukan upaya tersebut.
”Selain cabang olahraga yang aktif membuat turnamen atau kejuaraan, pada usia yunior seperti ini, orangtua juga berperan penting untuk mengembangkan potensi anak. Atlet yunior masih banyak bergantung pada orangtua, bagaimana mengikutsertakan mereka ke turnamen agar bisa unjuk gigi. Pemerintah baru bisa hadir saat bakat anak tersebut sudah terlihat,” ucap Harry.
Tekad mengulang prestasi
Dari total 578 peserta kejurnas, Provinsi Jawa Tengah mengirim perwakilan terbanyak, yakni 48 atlet. Setelah Jawa Tengah, ada Jawa Timur dan DKI Jakarta dengan 47 atlet, diikuti Kepulauan Riau dengan 38 atlet. Dengan jumlah atlet terbanyak, Koordinator Pelatih Kontingen Jawa Tengah Heri Febriyanto menyampaikan, pihaknya bertekad untuk mempertahankan gelar juara umum.
Pada Kejurnas Panahan Yunior 2022 di DI Yogyakarta, Jawa Tengah menjadi juara umum dengan raihan 26 emas, 16 perak, dan 21 perunggu. Mereka berkeinginan mengulang prestasi serupa dengan menurunkan kekuatan penuh dan persiapan matang. ”Kami juga berharap atlet-atlet muda ini dilirik untuk nantinya masuk pelatnas dan membela Indonesia,” ujar Heri.
Jawa Tengah merupakan provinsi penyumbang atlet terbanyak untuk pelatnas. Dari 24 atlet yang menghuni pelatnas saat ini, enam atlet berasal dari Jawa Tengah. Sisanya merupakan atlet-atlet dari Jawa Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Banten, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah.
Salah satu atlet dari provinsi tersebut adalah Alviyanto Bagas Prastyadi, peraih emas pada SEA Games 2021 di Vietnam. Bagas, yang berasal dari Desa Bonyokan, Klaten, Jawa Tengah, juga menjadi perwakilan Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Bonyokan dikenal sebagai desa pencetak atlet panahan lantaran berkembang olahraga tradisional panahan yang disebut jemparingan.