Pengamat Olahraga: Pembatalan World Beach Games Sudah Tepat
Ketidakjelasan posisi ANOC World Beach Games membuat pembatalan agenda empat tahunan itu dirasa sebagai hal yang wajar.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Asosiasi Komite Olimpiade Nasional atau ANOC mengumumkan pembatalan agenda World Beach Games tahun ini. Alasan pembatalan adalah Bali telah menarik diri sebagai tuan rumah lantaran anggaran tidak kunjung dikeluarkan oleh pemerintah. Pembatalan World Beach Games dinilai sebagai hal yang wajar karena beberapa poin menunjukkan urgensi keberadaan ajang empat tahunan itu belumlah jelas.
World Beach Games (WBG) sedianya dijadwalkan berlangsung di Bali pada 5-12 Agustus 2023. Maka dari itu, pengumuman pembatalan ajang yang muncul sebulan jelang pembukaan bak petir di siang bolong. Adapun persiapan terbaru dari WBG, bulan lalu panitia lokal (LOC) sudah membuka program perekrutan sukarelawan untuk membantu kelancaran ajang yang diikuti 1.500 atlet dari 130 negara tersebut.
Di tengah tanda tanya mengenai apa yang melatari penyebab Bali menarik diri sebagai tuan rumah, beberapa pihak menyebut pembatalan WBG sebagai langkah yang tepat. Pendapat itu disampaikan pengamat olahraga Fritz Simanjuntak. Menurut Fritz, ada beberapa poin yang membuat pembatalan WBG menjadi masuk akal, salah satunya soal keikutsertaan Israel. Selain itu, posisi WBG juga belum jelas.
KOI (Komite Olimpiade Indonesia) belum mendapat sponsor yang cukup. Belum jelas sebenarnya ini olahraga rekreasi atau prestasi. Posisinya abu-abu.
”KOI (Komite Olimpiade Indonesia) belum mendapat sponsor yang cukup. Belum jelas sebenarnya ini olahraga rekreasi atau prestasi. Posisinya abu-abu,” kata Fritz melalui pesan singkat, Rabu (5/7/2023).
Frits menambahkan, realisasi WBG di Bali kian rumit karena pemerintah tidak menyiapkan anggaran khusus untuk ajang ini. Sejumlah cabang olahraga yang akan dipertandingkan di WBG Bali, antara lain, aquathlon, bola tangan pantai (beach handball), sepak bola pantai, tenis pantai, voli pantai 4 x 4, polo air pantai, gulat pantai, kata individu (karate), renang perairan terbuka 5 kilometer, bulu tangkis luar ruangan (air badminton), selancar, beach sprint rowing, dan wing foil racing.
WBG tergolong ajang yang baru dilaksanakan. Ajang ini dirancang oleh ANOC dan saat ini telah memasuki edisi kedua. Edisi pertama ajang empat tahunan ini berlangsung di Qatar pada 2019.
Pengumuman pembatalan WBG disampaikan ANOC melalui laman resmi dan akun media sosialnya. Dalam keterangannya, ANOC menyebut pencarian tuan rumah pengganti Bali sudah tidak mungkin di saat ajang akan berlangsung sebulan lagi. Maka dari itu, dengan rasa kecewa, ANOC memutuskan untuk membatalkan WBG edisi tahun ini.
Tidak hanya WBG, agenda Pertemuan Umum ANOC (ANOC General Assembly) yang menurut rencana dilakukan di Bali turut dibatalkan. Lokasi dan tanggal baru Pertemuan Umum ANOC akan diumumkan kemudian.
Dalam keterangannya, ANOC menyinggung persoalan anggaran WBG Bali yang tidak kunjung dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia.
”KOl menyatakan, keputusan itu (menarik diri sebagai tuan rumah) diambil setelah anggaran tidak dikeluarkan oleh pemerintah negara dan tidak ada waktu lagi untuk menyelenggarakan Olimpiade ini. ANOC sangat kecewa dengan tindakan KOl yang akan membuat atlet dari 100 NOC yang memenuhi syarat tidak dapat memenuhi ambisi mereka untuk bertanding di Olimpiade ini,” demikian keterangan dari ANOC.
Secara khusus ANOC menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh Komite Olimpiade Nasional, atlet, dan Federasi Internasional (IF) yang telah menjadi mitra yang berkomitmen dalam penyelenggaraan WBG.
Momentum pembatalan WBG ini membuka kembali kenangan pahit masyarakat di mana sebelumnya Indonesia juga dicoret sebagai tuan rumah Piala Duni U-20. Tidak ayal penarikan diri Bali sebagai tuan rumah semakin mencoreng citra Indonesia di dunia olahraga. Kepercayaan publik dunia terhadap Indonesia untuk menjadi tuan rumah ajang-ajang besar internasional semakin dipertaruhkan.