Upaya PB PASI berburu bakat baru dari Kejurnas 2023 di Solo, Jawa Tengah tidak mudah. Dari dua hari awal pelaksanaan Kejurnas, belum ada atlet yang bisa memecahkan rekornas yang menjadi tolok ukur umum menjaring atlet.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
Untuk menjaga keberlanjutan prestasi positif di SEA Games Kamboja 2023, Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia berupaya menjaring bakat-bakat baru dari hajatan rutin mereka, Kejuaraan Nasional Atletik 2023 di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, 20-26 Juni. Sayangnya, berburu bakat baru bak mencari jarum di tumpukan jerami karena minimnya prestasi mengejutkan dari para atlet, terutama dalam dua hari terakhir Kejurnas.
Tim atletik Indonesia menjadi bintang kontingen Indonesia dalam SEA Games 2023. Setelah terpuruk dengan raihan dua emas, lima perak, dan empat perunggu pada SEA Games Vietnam 2021 tahun lalu, mereka bangkit dengan merebut tujuh emas, tiga perak, dan sembilan perunggu di SEA Games 2023. Itu menjadi capaian terbaik mereka sejak merengkuh tujuh emas, empat perak, dan empat perunggu pada SEA Games Singapura 2015.
Bahkan, tim atletik Indonesia menjadi cabor penyumbang emas terbanyak kedua dari 87 emas yang diraih kontingen Merah-Putih dalam SEA Games 2023. Dari 27 cabang olahraga yang menyumbangkan emas, tim atletik hanya kalah dari tim pencak silat yang merebut sembilan emas, enam perak, dan satu perunggu.
Ketua Umum PB PASI Luhut Binsar Pandjaitan pun mengapresiasi raihan positif skuad atletik tersebut. Bahkan, dengan tegas dalam pembukaan Kejurnas 2023, Rabu (21/6/2023), Luhut yang turut menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia meminta prestasi itu bisa dijaga di tengah persiapan menuju Asian Games Hangzhou, China 2022, 23 September-8 Oktober mendatang. ”Saya harap capaian baik di SEA Games 2023 bisa menjadi semangat dalam pesta olahraga terbesar se-Asia, yaitu Asian Games,” ujarnya di Instagram.
Sekretaris Umum PB PASI Tigor M Tanjung mengatakan, salah satu cara untuk menjaga momentum positif itu dengan memastikan kesinambungan roda pembinaan. Maka itu, PB PASI berupaya mencari bakat baru dari Kejurnas, hajatan terbesar atletik nasional yang menjadi tolok ukur puncak performa atlet setiap tahunnya.
Atlet-atlet yang didapat dari Kejurnas tidak serta-merta akan dikirim ke Asian Games 2022. Mereka diproyeksikan menjadi pelapis para senior mereka di pelatnas. ”Fokus utama kami lebih kepada atlet-atlet remaja atau U-18 (kelompok umur di bawah 18 tahun) karena mereka akan menjadi bagian dari program pembinaan jangka panjang,” katanya.
Untuk Asian Games 2022, PB PASI hampir tidak mungkin mengubah komposisi skuad pelatnas. Itu karena ada aturan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga bahwa atlet yang dikirim ke Asian Games 2022 adalah para peraih medali di SEA Games 2023, terutama peraih emas. Adapun tujuh emas SEA Games 2023 disumbangkan oleh Rikki Marthin Simbolon di 10.000 meter, tim estafet 4x100 meter, Agus Prayogo (maraton), Hendro Yap (calan cepat 20 kilometer), Abdul Hafiz (lempar lembing), Odekta Elvina Naibaho (maraton putri), dan Maria Natalia Londa (lompat jauh putri).
Fokus utama kami lebih kepada atlet-atlet remaja atau U-18 (kelompok umur di bawah 18 tahun) karena mereka akan menjadi bagian dari program pembinaan jangka panjang.
Rekor jadi prioritas
Secara spesifik, manajer tim atletik Indonesia di SEA Games 2023 Mustara Musa menuturkan, prioritas umum dalam mencari bakat baru di Kejurnas kali ini adalah atlet-atlet yang mampu memecahkan rekor nasional. Baru kemudian, PB PASI akan mengevaluasi sejumlah komponen dasar, dari teknik, kecepatan, hingga fisik atau postur tubuh.
Akan tetapi, dari dua hari awal pelaksanaan Kejurnas, belum ada atlet yang bisa membuahkan hasil mengejutkan ataupun memecahkan rekornas. Dalam dua hari terakhir, dari 124 nomor perlombaan untuk tiga kategori, yaitu U-18, yunior atau U-20, dan senior, Kejurnas baru menggelar 33 nomor perlombaan untuk kategori U-18, terdiri dari 15 nomor di hari Selasa (20/6/2023) dan 18 nomor di hari Rabu.
Prestasi cukup prestisius baru diukir oleh pelari remaja Jawa Timur Brian Bagas Swara yang meraih emas lari gawang 110 meter dengan waktu 13,73 meter, Rabu pagi. Atlet kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 20 Agustus 2006 itu menyamai rekornas U-18 lari gawang 110 meter putra Halomoan Binsar Simanjuntak yang dicetak di Thailand, 20 Maret 2018.
Padahal, lanjut Mustara, dirinya berharap banyak pemecahan rekornas remaja di Kejurnas karena perkembangan atlet U-18 sangat dinamis. Bahkan, Mustara menargetkan setidaknya ada 20 persen rekornas dari total 124 nomor perlombaan yang bisa dipecahkan, khususnya di kategori U-18.
Meski demikian, Mustara menyampaikan, perburuan bakat baru akan tetap dilakukan. Kalau memang tidak ada yang mampu memecahkan rekornas, mereka akan mempertimbangkan atlet-atlet yang secara teknik dan kecepatan sudah baik sehingga masih mungkin untuk lebih berkembang.
”Sering kali, atlet-atlet remaja punya bakat besar tetapi mereka belum bisa menunjukkan potensinya. Itu bisa terjadi karena banyak faktor, mulai dari pembinaan yang kurang ideal dan jam terbang yang minim. Apalagi dua-tiga tahun sebelumnya, pembinaan sempat terhambat oleh pandemi Covid-19,” terang Mustara.
Senada dengan itu, menurut pelatih lari gawang Jawa Timur Rusli, Brian memiliki bakat besar dari sisi teknik dan kecepatan. Selain itu, Brian punya postur tubuh dan tekad atau kemauan besar untuk terus berkembang. Namun, karena minim atlet yang menekuni lari gawang, akhirnya Brian tidak mendapatkan level persaingan yang lebih kompetitif. ”Kalau lebih sering menjalani kompetisi di luar negeri, Brian akan menemukan pesaing setara sehingga bisa lebih termotivasi untuk berlari lebih cepat,” ungkap Rusli.