Jatuh-Bangun Brian Bagas Swara untuk Menyamai Rekor Nasional Remaja
Belum ada rekornas yang terpecahkan dalam dua hari Kejurnas Atletik 2023 di Solo yang baru memperlombakan nomor-nomor U-18. Banyak faktor yang menyebabkannya, mulai dari mental hingga pembinaan sempat terhambat pandemi.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
SOLO, KOMPAS – Sekitar lima minggu lalu, pelari asal Jawa Timur Brian Bagas Swara baru saja mengalami kecelakaan sepeda motor yang membuat rusuk bagian kirinya memar. Dengan menahan nyeri, Brian tetap menyiapkan diri untuk mengikuti Kejuaraan Nasional Atletik 2023 di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, 20-26 Juni. Tekad baja Brian membuahkan hasil, dirinya menyamai rekor nasional remaja atau kelompok umur di bawah 18 tahun nomor perlombaan lari gawang 110 meter, Rabu (21/6/2023).
Dalam perlombaan yang berlangsung Rabu pagi, Brian menjadi yang tercepat dengan waktu 13,73 detik. Dia unggul jauh dari pelari Gorontalo Prabudi S Ahmad yang finis kedua dengan 14,51 detik dan pelari Nusa Tenggara Barat Muhammad R Arizwar yang finis ketiga dengan 15,44 detik. Bukan hanya meraih emas, Brian pun menyamai rekornas U-18 milik pelari Jawa Barat Halomoan Binsar Simanjuntak yang dicetak pada 20 Maret 2018.
”Sebenarnya, saya masih belum bisa membentangkan tangan ke belakang karena masih sedikit sakit. Namun, karena ada motivasi besar untuk ikut Kejurnas ini, saya coba lawan rasa sakit itu. Sebenarnya, saya kaget juga bisa menyamai rekornas tersebut. Ini menambah motivasi saya untuk bisa berprestasi lebih baik lagi, terutama di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) nanti (di Palembang, Sumatera Selatan 26 Agustus-4 September),” ujar Brian.
Brian menggenapkan capaiannya dengan meraih emas lari gawang 400 meter U-18 yang berlangsung Rabu malam. Pelari kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 20 Agustus 2006 itu finis pertama dengan 57,33 detik, unggul tipis atas Prabudi S Ahmad di posisi kedua dengan 57,36 detik dan pelari Sumatera Barat Maulana Alazim di tempat ketiga dengan 57,51 detik.
”Sehabis kecelakaan kemarin, saya sempat ragu memberikan program latihan kepada Brian. Tetapi, karena anaknya mau, saya akhirnya tetap menjalankan latihan ketat untuk persiapan Kejurnas ini, terutama dari sisi teknik dan kecepatan. Berkat kemauan besar Brian, latihan berjalan sesuai rencana dan dia bisa mempertahankan emas lari gawang 110 meter dan 400 meter yang diraihnya dalam Kejurnas 2022 di Semarang, Jawa Tengah,” kata pelatih Brian, Rusli.
Rekornas belum pecah
Secara keseluruhan, kesuksesan Brian menyamai rekornas U-18 lari gawang 110 meter menjadi satu-satunya penyamaan rekornas selama dua hari awal pelaksanaan Kejurnas 2023. Sejauh ini, belum ada atlet yang bisa memecahkan rekornas. Adapun dua hari awal kejuarnas baru memperlombakan nomor-nomor untuk kategori U-18 dari total 124 nomor yang diperlombakan untuk tiga kategori, yakni U-18, yunior atau U-20, dan senior.
Banyak faktor yang membuat atlet-atlet remaja kesulitan untuk menyamai ataupun memecahkan rekornas. Pelompat jauh DKI Jakarta Abdillah Panca Wiradika yang meraih emas lompat jangkit U-18 dengan 14,72 meter atau berselisih 0,27 meter dari rekornas U-18 milik pelompat jauh Bangka Belitung Ahmad Ambali Syukur yang dicetak pada 23 Juli 2018, mengatakan, mental berlomba menjadi salah satu kendala yang membuatnya belum mampu memecahkan rekornas.
Bahkan, karena demam panggung menjalani Kejurnas perdananya, Abdillah harus puas berada di posisi keempat lompat jauh U-18 dengan 6,57 meter yang berlangsung, Selasa (20/6/2023). Padahal, lompat jauh adalah spesialisasinya dan mampu melompat jauh lebih baik dengan 6,65 meter pada Student Athletics Championship 2022 di Jakarta beberapa waktu lalu.
Karena ada motivasi besar untuk ikut Kejurnas ini, saya coba lawan rasa sakit itu.
”Di sini, saya tegang banget karena ketemu lawan yang jago-jago semua. Baru di hari kedua (Rabu), saya bisa lebih lepas dan akhirnya bisa mendapatkan emas lompat jangkit,” kata Abdillah yang baru pertama kali mengikuti perlombaan lompat jangkit.
Pelatih lontar martil putri DKI Jakarta Marini menuturkan, faktor lain yang membuat rekornas sulit dipecahkan karena para atlet menjalani jadwal cukup padat. Di lontar martil U-18 misalnya, mereka baru saja mengikuti Kejuaraan Jawa Tengah Terbuka 2023 di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, 25-27 Mei kemarin. ”Di sisi lain, kalau atlet putri, ada fase mereka datang bulan yang menyebabkan emosi mereka tidak stabil,” tuturnya.
Lain lagi dengan Rusli. Menurut dia, tantangan utama memecahkan rekornas lari gawang U-18 adalah daya kompetitif yang minim karena tidak banyak atlet yang menekuni nomor tersebut. Akhirnya, persaingan cenderung antar atlet itu-itu saja. ”Kalau yang bersaing itu-itu saja, otomatis tidak ada dorongan atau motivasi lebih yang melecut mereka berlari lebih kencang,” terangnya.
Manajer tim atletik Indonesia di SEA Games Kamboja 2023 Mustara Musa mengatakan, sejatinya, mereka berharap banyak pemecahan rekornas untuk U-18 dari target 20 persen dari total 124 nomor yang diperlombakan pada Kejurnas kali ini. Namun, belum adanya rekornas yang pecah dalam dua hari terakhir membuat Mustara agak ragu target itu bisa tercapai.
Rekornas dijadikan tolok ukur umum untuk menjaring bibit atlet baru guna menjadi pelapis ataupun menggantikan atlet-atlet di pelatnas. ”Semestinya, rekornas U-18 itu lebih mudah untuk dipecahkan karena perkembangan atlet di usia tersebut sangat dinamis. Akan tetapi, mungkin karena pembinaan sempat terhambat oleh pandemi Covid-19, sulit untuk atlet remaja memecahkan rekornas saat ini,” pungkas Mustara.