Banyak cara pencinta sepak bola Indonesia untuk merayakan laga langka melawan Argentina. Tidak harus bertiket, mereka sudah cukup puas merasakan atmosfer laga dari luar stadion.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
Tidak semua orang yang hadir di Stadion Utama Gelora Bung Karno berkeinginan menyaksikan laga Indonesia melawan Argentina dari jarak dekat. Beberapa dari mereka rela datang dari jauh hanya untuk menikmati suasana dan atmosfer laga tim ”Garuda” melawan juara dunia itu.
Tofa (24) memandangi lekat-lekat layar ponselnya saat duduk berjejer bersama puluhan orang berkaus merah dengan lambang burung Garuda di dada. Senin (19/6/2023) malam itu, Tofa memilih menyaksikan laga Indonesia melawan Argentina dari luar Stadion GBK. Pemuda asal Jakarta tersebut memilih datang langsung ke stadion kendati punya pilihan menyaksikan laga timnas persahabatan internasional itu melalui layar kaca.
”Memang (sengaja datang ke stadion tapi tidak masuk) tujuannya ingin merasakan atmoser pertandingan Argentina ini. Suasananya beda dengan hanya nonton di rumah,” ucap Tofa.
Tofa tidak sendirian. Di sekitarnya, ada pendukung timnas Indonesia yang menghabiskan waktu di luar stadion meski pertandingan sudah berjalan sekitar 20 menit. Mereka rata-rata adalah penggemar sepak bola yang gagal mendapatkan tiket, atau sedari awal tidak berniat membeli tiket lantaran kurang ramah dengan isi kantong.
Sebagai gantinya, mereka sudah merasa puas bisa menjadi saksi laga bersejarah antara Indonesia dan Argentina walau hanya dari luar arena. Pertandingan antara Indonesia melawan Argentina tergolong jarang terwujud. Pertemuan terakhir kedua negara terjadi pada ajang Piala Dunia U-20 1979 di Tokyo, Jepang, yang saat itu bernama Kejuaraan Remaja FIFA.
Indonesia yang diperkuat Bambang Nurdiansyah, Mundari Karya, dan Subangkit harus mengakui keunggulan Argentina, 5-0. Setelah 44 tahun berlalu, Indonesia berkesempatan kembali melawan Argentina yang berstatus juara dunia. Pada 1979, Argentina juga baru saja keluar sebagai juara Piala Dunia 1978.
Tidak heran laga ini begitu menyedot antusiasme pencinta sepak bola di Indonesia. Lebih dari 60.000 tiket yang dijual panitia ludes hanya dalam waktu kurang dari satu hari.
Walau belum bisa menyaksikan laga dari dekat, Tofa tidak merasa berkecil hati. Sebaliknya, dia mengaku senang bisa menikmati atmosfer pertandingan yang baginya sangat luar biasa.
Sebagaimana yang Tofa katakan, suasana di sekitar area luar Stadion GBK memang terasa hidup. Masih ada ratusan orang yang bertahan di luar stadion saat pintu masuk sudah ditutup.
Sesekali dari dalam stadion terdengar sorakan dan teriakan penonton yang tengah menikmati aksi olah bola dari pemain Argentina yang baru saja menjuarai Piala Dunia 2022.
Memang tujuannya ingin merasakan atmoser pertandingan Argentina ini. Suasananya beda dengan hanya nonton di rumah.
”Kami begini (duduk di luar) saja sudah senang. Bisa ikut merayakan suasana dari luar, ini (pertandingan melawan Argentina), kan, enggak sering-sering,” ujar Tofa yang menyempatkan datang ke GBK setelah selesai bekerja.
Seperti Tofa, Medi (35), juga datang dari Serang, Banten, untuk menikmati atmosfer pertandingan dari luar stadion. Medi sempat berjuang mendapatkan tiket pertandingan, tetapi belum berhasil. Ia mengajak sang anak yang merupakam siswa salah satu sekolah sepak bola (SSB) di Serang untuk turut merasakan suasana GBK yang penuh.
”Anak saya ingin menjadi pemain bola, tetapi dia ini anaknya pemalu. Makanya saya ajak ke sini saja. Biar dia rasakan suasana pertandingan timnas supaya dia mentalnya terasah. Pemain bola yang penting salah satunya mental. Kalau gugup tampil di depan orang, kan, tidak bisa main,” kata Medi.
Di sisi lain, penonton yang berhasil mendapatkan tiket mengapresiasi upaya PSSI dalam mengatur sistem antrean masuk ke stadion. Berbeda dengan laga-laga di GBK sebelumnya, kali ini penonton sudah menjalani pemeriksaan tiket sejak masuk ring 2. Sebelumnya, pemeriksaan tiket baru dilakukan di ring 1.
Yudi Kurniawan (34) menilai upaya PSSI dalam menyaring penonton sejak awal adalah langkah tepat karena tidak menciptakan kerumunan di dalam area stadion. Selain itu, sistem tiket gelang juga efektif mencegah tiket digunakan berkali-kali oleh orang yang berbeda.
”Sistem tiket dan manajemen antreannya sudah bagus. Semoga setelah ini semua pendukung bisa nyaman setiap nonton pertandingan timnas di GBK,” kata Yudi.