Kepercayaan Diri Tim Polo Air DKI Jakarta Membubung Tinggi
DKI Jakarta ”mengawinkan” medali emas polo air di Festival Akuatik Indonesia 2023. Setelah tim putri menang 13-6 atas Jawa Barat di final, Kamis lalu, tim putra DKI menyusul menang 18-11 atas Jabar di final, Minggu.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — DKI Jakarta menjaga dominasinya dalam displin pertandingan polo air Festival Akuatik Indonesia (FAI) 2023. Bahkan, pada final di Stadion Akuatik Senayan, Jakarta, Minggu (18/6/2023), mereka mampu menang telak 18-11 atas rival abadinya, Jawa Barat. DKI Jakarta pun semakin percaya diri bisa mengembalikan supremasi mereka di Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara 2024.
Dalam final polo air FAI 2023 yang sekaligus kualifikasi PON 2024, pertemuan DKI Jakarta dan Jawa Barat agak antiklimaks. DKI Jakarta nyaris tidak mendapatkan perlawanan berarti. Bermodal tiga pemain timnas yang meraih perak SEA Games Kamboja 2023, level permainan mereka tampak di atas rata-rata Jawa Barat, terutama dalam kecepatan renang, skill penguasaan bola, kombinasi umpan cepat, dan kekuatan serta akurasi tembakan dari jarak dekat maupun jauh.
Berkat itu, DKI Jakarta mampu menyarangkan 12 gol dan hanya kemasukan empat gol di dua kuarter pertama. Jawa Barat yang diperkuat dua pemain timnas sempat berusaha bangkit di dua kuarter terakhir. Akan tetapi, DKI Jakarta tetap tenang sehingga bisa mengantisipasi kejutan dari Jawa Barat.
Selain meraih emas FAI 2023, dua pemain DKI Jakarta mendapatkan penghargaan individu, yakni kiper terbaik untuk Muhammad Azriel Kurniawan dan pemain terbaik untuk Brandley Legawa. Adapun gelar top scrorer direbut pemain Jawa Barat, Muhamad Hamid Firdaus.
”Sejak awal laga, saya minta anak-anak untuk langsung menekan lawan dan tidak sedikit pun memberikan kesempatan lawan berkembang,” ujar Pelatih DKI Jakarta Ronald Richard Edison Tingginehe.
Padahal, dalam dua pertemuan sebelumnya, DKI Jakarta selalu mendapatkan perlawanan alot dari Jawa Barat. Meski komposisi skuad tidak sama persis, DKI Jakarta hanya menang tipis 11-9 atas Jawa Barat di final FAI 2022, 30 Juli 2022; dan menang adu penalti, 10-8 (6-6), di final Indonesia Terbuka 2022, 16 Desember 2022. Bahkan, DKI Jakarta kalah 5-8 dari Jawa Barat di laga penentuan emas PON Papua 2021 pada 3 Oktober 2021.
Secara keseluruhan, peta kekuatan polo air Indonesia belum berubah, masih dikuasai DKI Jakarta dan Jawa Barat. Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama dari daerah hingga pusat agar lebih fokus kepada pembinaan atlet muda dan memperbanyak kejuaraan.
Berkat dominasinya di FAI 2023, DKI Jakarta kian percaya diri untuk menatap PON 2024. Mereka yakin bisa merebut kembali emas yang sempat dicuri oleh Jawa Barat. Untuk mencapai target itu, Ronald mengatakan, timnya akan menjalani pemusatan latihan dengan sejumlah agenda uji coba di Tanah Air maupun luar negeri, antara lain Hong Kong Terbuka tahun depan.
”Yang jelas, kami tidak boleh cepat puas. Hampir semua aspek harus lebih ditingkatkan untuk membawa pulang emas PON ke Jakarta. Apalagi, 60 persen pemain adalah wajah baru dengan usia muda yang butuh lebih banyak jam terbang untuk mengasah mental mereka,” ujar Ronald.
Pemain agresif
Sebaliknya, Pelatih Jawa Barat Rangga Wisnu Wardhana mengaku tersentak dengan permainan agresif DKI Jakarta. Kendati demikian, hasil itu tidak terlalu mengecewakan karena timnya yang ada sekarang adalah tim transisi dari generasi senior ke yunior. ”Di sisi lain, dibandingkan DKI Jakarta, persiapan kami jauh lebih pendek untuk mengikuti ajang ini,” katanya.
Agar bisa berbuat lebih baik pada PON 2024, lanjut Rangga, mereka akan mengevaluasi apa yang perlu dipertahankan dan hal lain yang mesti ditingkatkan dari tim. Kemungkinan, 20 persen pemain yang ada saat ini bakal dirombak untuk menyiapkan tim yang lebih tangguh.
”Kemudian, kami akan segera memulai pemusatan latihan jangka panjang yang diisi dengan program satu atau dua kali latihan ke luar negeri, antara Singapura, Jepang, atau Serbia. Kami masih ada waktu satu tahun untuk membenahi tim ini agar bisa mempertahankan emas PON,” terang Rangga.
Dari laga penentuan lainnya, Jambi meraih perunggu seusai menundukkan Sumatera Selatan dengan skor telak 15-7. Adapun Papua Tengah merebut tempat kelima lewat kemenangan 15-9 atas DI Yogyakarta. Dengan hasil itu, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jambi, Sumatera Selatan, dan Papua Tengah menyusul tuan rumah Sumatera Utara untuk berpartisipasi dalam displin polo air PON 2024.
Sebaliknya, Yogyakarta dan dua peserta FAI 2023 lainnya, Jawa Timur serta Sulawesi Selatan, dipastikan absen dari PON karena kualifikasi polo air cuma bergulir sekali.
”Secara keseluruhan, peta kekuatan polo air Indonesia belum berubah, masih dikuasai DKI Jakarta dan Jawa Barat. Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama dari daerah hingga pusat agar lebih fokus pada pembinaan atlet muda dan memperbanyak kejuaraan. Dua faktor itu merupakan kunci untuk mewujudkan persaingan yang lebih kompetitif di antara daerah,” tutur Pelatih Jambi Syaiful Hendri.
Menyempurnakan capaian
DKI Jakarta menyempurnakan raihan emas polo air dengan gelar juara umum di displin perlombaan renang artistik dan loncat indah. Mereka meraih 13 emas, 10 perak, dan 7 perunggu dari renang artistik yang berlangsung selama 14-17 Juni. Mereka juga merebut 15 emas, 10 perak, dan 13 perunggu dari loncat indah selama 14-18 Juni.
Capaian itu mengobati kegagalan DKI Jakarta menjadi juara umum displin renang. Dari pelaksanaan displin renang, 10-13 Juni, Jawa Timur, menjadi kontingen terbaik dengan capaian 68 emas, 24 perak, dan 23 perunggu.