Perjalanan jauh ke Timur untuk menjalani dua laga di Beijing dan Jakarta dinilai negatif oleh Pelatih Argentina Lionel Scaloni.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
BEIJING, KAMIS — Pelatih Tim Nasional Argentina Lionel Scaloni mengakui timnya tidak nyaman menjalani dua laga uji coba di Asia dengan berlaga di Beijing, China, dan Jakarta, Indonesia. Menurut Scaloni, perbedaan zona waktu antara Asia dengan Eropa dan Amerika Selatan menyulitkan pemainnya untuk melakukan persiapan laga.
”Kami lakukan perjalanan (tur Asia) dengan tidak nyaman. Kami tetap mampu berlatih, tetapi selalu saja ada nuansa yang berbeda. Para pemain juga tidur dengan waktu yang berbeda (seiring perbedaan zona waktu). Oleh karena itu, berlatih dan bermain jauh sangat tidak positif,” kata Scaloni dalam konferensi pers jelang laga Argentina kontra Australia di Beijing, Rabu (14/6/2023) malam WIB.
Meski begitu, Scaloni menilai tur Asia pertama yang dijalani ”La Albiceleste” di eranya tetap menghadirkan sisi positif. Alih-alih membebani pemain senior yang sangat kelelahan setelah menjalani perjalanan panjang seusai menyelesaikan kompetisi di Eropa, Scaloni menjadikan kesempatan berada di Beijing dan Jakarta untuk membantu pemain muda menyatu dengan tim.
Sejumlah pemain muda yang dibawa Scaloni dalam tur Asia adalah Thiago Almada (22), Facundo Buonanotte (18), Leonadro Balerdi (24), Facundo Medina (24), serta Alejandro Garnacho (18). Almada, Medina, dan Balerdi telah mengecap dua penampilan membela La Albiceleste meskipun belum pernah tampil sebagai pemain utama.
Adapun Buonanotte dan Garnacho berpeluang mencatatkan debut mereka di timnas senior Argentina. Mereka telah disiapkan Scaloni untuk menjalani laga di babak kedua pada duel melawan Argentina, Kamis (15/6/2023) pukul 19.00 WIB, di Stadion Pekerja, Beijing.
”Kami menggunakan kesempatan tur Asia ini untuk bertemu dan saling berbicara, terutama dengan pemain-pemain muda yang sangat jarang kami miliki kesempatan membawa mereka. Ada dua gim, ide utama saya adalah memberikan mereka kesempatan bermain agar membantu mereka nyaman dengan pemain lain,” ujar Scaloni.
Scaloni pun tidak khawatir dengan hasil akhir yang kurang baik apabila mengandalkan pemain muda. ”Tujuan utama di pertandingan kali ini adalah membantu mereka (pemain muda) mendapat menit bermain di timnas. Saya tidak terlalu memikirkan hasil,” ujar pelatih berusia 45 tahun itu.
Garnacho sudah siap untuk menjalani laga perdana bersama tim Argentina. Setelah memainkan 34 laga dan menyumbang lima gol untuk Manchester United selama musim 2022-2023, Garnacho bisa menjadi jawaban bagi Scaloni yang selama ini kesulitan mencari penyerang sayap berkualitas untuk menjadi pelapis Angel Di Maria.
Kami lakukan perjalanan (tur Asia) dengan tidak nyaman. Kami tetap mampu berlatih, tetapi selalu saja ada nuansa yang berbeda.
Dari enam penyerang yang dibawa ke Asia, hanya Di Maria dan Garnacho yang berposisi murni sebagai penyerang sayap. Dengan memasang Lionel Messi sebagai gelandang serang, maka Scaloni memiliki tiga penyerang tengah, yaitu Julian Alvarez, Nicolas Gonzalez, dan Giovanni Simeone.
”Saya biasa bermain sebagai sayap kiri, tetapi saya siap ditempatkan di kiri atau kanan sesuai dengan keinginan pelatih. Saya bersedia untuk terus belajar agar bisa menjadi bagian penting timnas di masa depan,” ujar Garnacho kepada TyC Sports.
Kesan positif
Secara umum, Scaloni mengatakan, dirinya dan skuad Argentina memiliki kesan yang positif terhadap pendukung di China. Dukungan berlimpah fans di Beijing sempat membuat La Albiceleste tak bisa keluar hotel untuk berlatih di hari pertama, Minggu (11/6/2023).
”Sambutan dan dukungan dari negara ini kepada kami amat luar biasa. Ada rasa puas bahwa negara sebesar China memiliki dukungan yang besar kepada timnas Argentina. Meski sempat harus membatalkan latihan, kami memahami kondisi itu,” kata Scaloni.
Sementara itu, Pelatih Australia Graham Arnold ingin mengejar balas dendam dari kekalahan atas Argentina di babak 16 besar Piala Dunia Qatar 2022 lalu. Ia berharap anak asuhannya mampu menjaga fokus untuk menahan gempuran dan aksi individu pemain Argentina.
”Kami bermain untuk menang. Kami harus percaya dan memberikan yang terbaik dengan kemampuan kami,” ujar Arnold.
Terkait hal yang perlu ditingkatkan timnya agar tampil lebih baik dibandingkan duel di Qatar, Arnold mengatakan, ”Kami wajib lebih baik dalam penguasaan bola. Kami juga harus membuat mereka lebih banyak berlari.”
Sejak berjumpa pada laga uji coba, Juni 1992, Australia telah menelan tujuh kekalahan dari delapan duel melawan Argentina. Sebanyak 13 gol dicetak Argentina ke gawang Australia. Adapun Australia hanya bisa empat kali membobol gawang La Albiceleste.
Satu-satunya kesempatan Australia bisa menahan imbang Argentina tercipta pada laga pertama babak playoff Piala Dunia 1994 yang berakhir, 1-1, di Sydney, Australia. Pada duel kedua di Buenos Aires, Australia tumbang, 0-1, sehingga gagal melaju ke Amerika Serikat 1994. (AFP)