Laga pamungkas ideal polo air putri tersaji antara Jawa Barat dan DKI Jakarta. Aroma pembalasan dendam menguar sebelum kedua tim bertemu pada hari ketiga Festival Akuatik Indonesia.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kemenangan telak tim polo air putri Jawa Barat atas Daerah Istimewa Yogyakarta, 21-6, membuka jalan terciptanya laga pamungkas ideal. Dengan hasil tersebut, Jawa Barat bersama DKI Jakarta menjadi dua tim yang belum terkalahkan di Festival Akuatik Indonesia. Kedua tim unggulan itu akan bertemu untuk memperebutkan gelar juara di Stadion Akuatik, Jakarta.
Tim polo air putri Jawa Barat kembali tidak terbendung pada hari kedua pertandingan. Pada hari pertama, tim besutan Pelatih Jaka Mumara itu mampu menyapu bersih kemenangan kendati harus bermain dua kali dalam sehari. Pada pertandingan pertama, Jawa Barat menggulung Sumatera Selatan dengan skor 19-2.
Kemudian, pada laga kedua, Jawa Barat kembali meraih kemenangan telak atas Jawa Timur, 22-2. Pada Rabu (14/6/2023), tim polo air Yogyakarta menjadi korban selanjutnya dari Jawa Barat. Sepanjang laga, para pemain polo air putri Jawa Barat mampu memegang kendali permainan walau tampil dengan mayoritas pemain lapis kedua. Kalah secara teknik, tim polo air putri Yogyakarta mencoba mengganggu fokus dan konsentrasi pemain Jawa Barat dengan bermain keras yang cenderung kasar.
”Besok final melawan DKI Jakarta. Mereka juga belum pernah kalah. Bisa dibilang ini pertandingan antara musuh bebuyutan,” kata Jaka ditemui seusai pertandingan.
Cabang polo air berlangsung pada 13-18 Juni dan menjadi salah satu cabang yang dipertandingkan di Festival Akuatik Indonesia selain renang, loncat indah, dan renang artistik. Namun, tidak semua provinsi mengirimkan wakil di cabang polo air. Total hanya ada lima tim yang mengikuti cabang ini, yaitu Jawa Barat, Jakarta, Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan Yogyakarta.
Dengan hanya ada lima tim polo air putri, turnamen pun menggunakan format round robin, dengan setiap tim akan bertemu sebanyak satu kali. Tim dengan poin tertinggi akan keluar sebagai juara. Maka dari itu, pertemuan terakhir antara dua tim yang belum terkalahkan, Jawa Barat dan Jakarta, tergolong final ideal.
Kedua provinsi tersebut punya cerita panjang persaingan di cabang olahraga polo air, baik di kategori putra maupun putri. Persaingan antara Jawa Barat dan Jakarta juga terlihat di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021. Saat itu tim polo air putra dan putri kedua provinsi itu saling mengalahkan. Di kategori putra, tim polo air Jawa Barat mencetak sejarah dengan merebut emas seusai mengalahkan Jakarta. Sebaliknya, di final putri, tim polo air Jakarta mengalahkan Jawa Barat.
Maka, laga melawan Jakarta pun tiada ubahnya seperti pembalasan dendam Jawa Barat atas kekalahan tim putri mereka di final PON Papua. Jaka berharap anak asuhnya mampu meladeni Jakarta yang diperkuat pemain polo air putri berpengalaman. Ada enam pemain timnas Indonesia di tim Jakarta.
”Harapan saya, kami bisa meraih emas. Saya ingin mengulangi lagi prestasi tahun lalu (yang juara setelah mengalahkan Jakarta),” ucap Jaka.
Pemain polo air putri Jawa Barat, Clarecya Mariaty Manalu, mengatakan, tim polo air putri Jakarta punya keunggulan dari sisi kecepatan renang serta tembakan yang kuat dan akurat. Clarecya yang dinobatkan sebagai pemain terbaik di laga melawan Yogyakarta mengakui masih banyak kekurangan timnya yang perlu dibenahi, seperti penjagaan terhadap lawan, cara mengoper, dan akurasi tembakan.
Besok final melawan DKI Jakarta. Mereka juga belum pernah kalah. Bisa dibilang ini pertandingan di antara musuh bebuyutan.
Walau dinobatkan sebagai pemain terbaik, Clarecya merasa belum puas dengan penampilannya karena beberapa kali salah memberikan operan. ”Tadi saya ada kesalahan menembak, jadinya kurang tinggi. Bola panjang malah tertangkap kiper,” katanya.
Loncat indah
Sementara itu, dari cabang loncat indah, atlet pelatnas Indonesia, Gladies Lariesa Garina, harus puas menempati peringkat kedua pada nomor tim. Gladies yang berpasangan dengan Aldinsyah Putra Rafi kalah dari atlet Sumatera Selatan, M Ridho Akbar dan Livia Anjani. Ridho dan Anjani total mengumpulkan 254,1 poin, sedangkan Aldinsyah dan Gladies 251,9 poin.
Gladies yang meraih perak di nomor loncat indah nomor papan 3 meter putri di SEA Games Kamboja 2023 mengaku kecewa dan kurang puas dengan penampilannya hari ini. Senada dengan Gladies, Aldinsyah membeberkan sejumlah detail teknis yang kurang sempurna sehingga membuat ia dan Gladies gagal menjadi yang terbaik di nomor loncat indah tim.
”Dari tiga loncatan itu, dua memang kurang bisa maksimal, sama seperti Gladies. Sebenarnya dari loncatan awalan itu sudah oke, cuma ada sedikit teknik itu yang harusnya bisa sampai belakang, tetapi saya hanya sampai setengah. Saltonya kurang bisa cepat. Itu garis besarnya. Satu lagi, saat saya buka saltonya terlalu cepat. Jadi, harusnya masih menunggu sedikit,” kata Aldinsyah.
Gagal di nomor tim, Aldinsyah dan Gladies yang mewakili Jawa Timur bertekad tampil lebih optimal di nomor perorangan. Berbekal medali perak yang ia dapatkan di Kamboja, Gladies merasa percaya diri untuk bisa menjadi yang terbaik di nomor papan 3 meter.