Rekornas Bilqish Wijningtyas Sempurnakan Juara Umum Jawa Timur
Jawa Timur mendominasi Festival Akuatik Indonesia 2023 di Jakarta. Selain dua perenangnya memecahkan empat rekornas dari delapan rekornas yang tumbang, Jawa Timur pun sukses mempertahankan gelar juara umum.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perenang putri berusia 12 tahun Jawa Timur Bilqish Wijningtyas Nurma N menjadi atlet terakhir yang menghiasi daftar pemecah rekor nasional (rekornas) dalam hari keempat atau hari pamungkas perlombaan renang Festival Akuatik Indonesia (FAI) 2023 di Stadion Akuatik Senayan, Jakarta, Selasa (13/6/2023). Raihan Bilqish menyempurnakan capaian Jawa Timur yang sukses mempertahankan gelar juara umum perlombaan tersebut.
Bilqish memecahkan rekornas kelompok umur grup 3 (12-13 tahun) nomor 50 meter gaya kupu-kupu dengan waktu 28,84 detik. Perenang asal Jombang, Jawa Timur, itu mematahkan rekornas sebelumnya, milik Sofie Kemala Fatiha dengan 29,03 detik yang dicetak di Jakarta, 22 Oktober 2014. Itu adalah rekornas pertama yang dipecahkan Bilqish sejak mulai dibina sekitar tujuh tahun lalu.
”Sebelum ikut FAI, saya memang menargetkan memecahkan rekornas 100 meter gaya kupu-kupu dan 50 meter gaya kupu-kupu. Tetapi, saya belum berhasil di 100 meter gaya kupu-kupu. Untungnya, saya bisa pecah rekornas di 50 meter gaya kupu-kupu. Saya bangga sekali bisa pecah rekornas dan membantu Jawa Timur mempertahankan gelar juara umum. Pokoknya, saya tidak bisa berkata-kata lagi,” ujar Bilqish.
Bilqish adalah perenang binaan program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang dititip di Universitas Negeri Surabaya sejak September tahun lalu. Sebelumnya, atlet kelahiran 28 September 2010 itu dibina oleh klub Cahaya Tirta Jombang.
Menurut Bilqish, sejak dibina oleh DBON, dia mengalami perkembangan pesat. Hal itu karena program dan fasilitas yang disediakan lebih mumpuni. Setidaknya, program yang disiapkan DBON lebih keras, terutama untuk peningkatan teknik dan fisik. ”Itu sangat membantu performa saya sehingga bisa memecahkan rekornas tersebut,” katanya.
Secara keseluruhan, Bilqish mengikuti enam nomor perlombaan di FAI kali ini. Selain memecahkan rekornas KU 3 50 meter gaya kupu-kupu, dia juga meraih perak KU 3 100 meter gaya punggung (1 menit 9,23 detik) dan merebut emas 4 x 100 meter gaya ganti putri untuk tim Jawa Timur (4 menit 30,45 detik) pada Selasa.
Sebelumnya, Bilqish meraih perunggu KU 3 50 meter gaya bebas (28,69 detik) pada Senin (12/6/2023). Dia pun merebut emas KU 3 100 meter gaya kupu-kupu (1 menit 5,63 detik) dan emas KU 3 50 meter gaya punggung (32,23 detik) pada Minggu (11/6/2023).
Semuanya sudah sesuai harapan saya. Kalau dibandingkan FAI tahun lalu, hasil tahun ini jauh lebih baik. Tetapi, saya tidak boleh berpuas diri. Masih banyak hal yang perlu saya benahi, terutama dari fisik.
”Semuanya sudah sesuai harapan saya. Kalau dibandingkan FAI tahun lalu, hasil tahun ini jauh lebih baik. Tetapi, saya tidak boleh berpuas diri. Masih banyak hal yang perlu saya benahi, terutama dari fisik,” tutur Bilqish yang bercita-cita masuk pelatnas dan bisa tampil di Olimpiade.
Dominasi Jawa Timur
Bilqish menyempurnakan dominasi kontingen Jawa Timur yang memecahkan empat rekornas dari total delapan rekornas yang tumbang selama empat hari FAI. Selain Bilqish, Moch Akbar Putra Taufik menjadi bintang dengan memecahkan tiga rekornas KU 2 (14-15 tahun), yakni 1.500 meter gaya bebas (16 menit 10,52 detik) pada Senin, 400 meter gaya bebas (4 menit 3,97 detik) pada Minggu, dan 800 meter gaya bebas (8 menit 31,20 detik) pada Sabtu (10/6/2023).
Pelatih pusat pelatihan daerah (puslatda) Jawa Timur Choirul Umam mengatakan, pemecahan empat rekornas itu melengkapi capaian Jawa Timur mempertahankan status juara umum FAI. Bahkan, raihan medali Jawa Timur jauh meningkat, yakni dari 32 emas, 16 perak, dan 21 perunggu tahun lalu menjadi 68 emas, 24 perak, dan 23 perunggu di edisi kali ini. Dari 48 atlet yang dikirim, semuanya bisa menyumbangkan medali.
Menurut Umam, itu semua adalah buah pembinaan yang dilakukan dengan sistematis dan berkelanjutan, khususnya selepas pandemi Covid-19 dua tahun terakhir. Di samping mengontrak mantan pelatih pemusatan latihan nasional (pelatnas) renang asal Perancis David Armandoni sejak Oktober tahun lalu, mereka rutin menyelenggarakan kejuaraan daerah lima-enam kali setahun.
Dari situ, puslatda Jawa Timur bisa memantau perkembangan para perenang daerah di luar puslatda. Sebulan jelang FAI misalnya, mereka berkesempatan menjaring atlet dalam Kejuaraan Daerah Jawa Timur di Surabaya. Atlet-atlet yang menembus limit A diberi dukungan penuh untuk ikut FAI, sedangkan yang menembus limit B dipersilakan berpartisipasi dengan biaya mandiri.
Di sisi lain, jajaran pelatih puslatda Jawa Timur tidak segan berdiskusi untuk berbagi informasi dengan para pelatih daerah. ”Kami tidak membeda-bedakan antara pelatih puslatda dan daerah karena semuanya punya kelebihan masing-masing. Jadi, intinya kita harus kompak untuk membina atlet,” ungkap Umam.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) Wisnu Wardhana menuturkan, pihaknya mendorong semua daerah untuk lebih berani menampilkan perenang-perenang muda. Itu untuk mendukung program DBON yang ingin menjalani pembinaan jangka panjang guna mengincar prestasi di Olimpiade 2032 ataupun 2036.
”Kami juga akan menyiapkan program khusus untuk atlet-atlet di bawah 16 tahun. Tujuannya, agar mereka tidak sekadar jago kandang atau juara di SEA Games, tetapi berprestasi di Asian Games dan lolos limit A Olimpiade,” pungkas Wisnu.