Momentum Indonesia Mengukir Sejarah Baru di Olimpiade
Bulu tangkis, panjat tebing, dan angkat besi, menjadi tumpuan harapan Indonesia mengukir sejarah di Olimpiade Paris 2024 dan melampaui capaian tiga dekade lalu. Ketiga cabor itu kini tengah fokus mengikuti kualifikasi.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Olimpiade Paris 2024 menjadi momentum Indonesia mengukir sejarah baru dalam perolehan medali emas. Selain bulu tangkis, cabang olahraga lain seperti panjat tebing dan angkat besi berpotensi meraih hasil tertinggi. Sedikitnya tiga emas diyakini dapat direngkuh Indonesia untuk melampaui prestasi tiga dekade lalu.
“Kami optimistis Indonesia akan membuat sejarah baru dalam peraihan medali di olimpiade. Olimpiade Paris 2024 merupakan kesempatan emas, mari kita dorong supaya dapat hasil maksimal. Indonesia, di atas kertas, bisa meraih tiga medali emas. Itu sudah merupakan rekor baru untuk Indonesia,” kata Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (26/5/2023).
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
Sepanjang keikutsertaan Indonesia di ajang Olimpiade sejak 1952, medali emas terbanyak yang berhasil diraih ialah sejumlah dua keping. Torehan itu pun sudah berumur lebih dari 30 tahun, yakni diraih pada Olimpiade Barcelona 1992. Kala itu, Indonesia menyabet dua medali emas dari cabang olahraga bulu tangkis melalui tunggal putri Susi Susanti dan tunggal putra Alan Budi Kusuma.
Setelahnya, dalam setiap perhelatan olimpiade kecuali Olimpiade London 2012, Indonesia selalu menjaga tradisi emas lewat bulu tangkis. Namun, jumlah emas yang diraih tidak pernah lebih dari satu. Indonesia pun hanya mengantongi delapan emas dari total 16 kali partisipasi pada ajang multicabang sedunia tersebut.
Meski demikian, bulu tangkis diyakini akan tetap menjadi andalan pada Olimpiade mendatang. Okto, sapaan akrab Raja Sapta Oktohari, menuturkan, ia memiliki cukup kepercayaan diri bulu tangkis Indonesia bakal menjaga tradisi emas. Ia juga percaya beberapa cabang olahraga lain turut berpotensi menyumbang medali emas.
“Mimpi mendapat medali emas terbanyak selama keikutsertaan di Olimpiade itu bukan pepesan kosong. Angkat besi, misalnya, punya potensi karena Rahmat (Erwin Abdullah) angkatannya sudah menjadi rekor dunia. Begitu juga dengan panjat tebing. Bulu tangkis kita cukup percaya diri, panahan pun sama karena persiapannya serius. Saya kira akan banyak kejutan di Paris 2024,” ucap Okto.
Pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 di Bogota, Kolombia, akhir tahun lalu, Rahmat meraih emas kelas 73 kilogram sekaligus memecahkan rekor dunia angkatan clean and jerk dengan 200 kg. Di SEA Games 2023, Rahmat juga panen prestasi setelah tampil di kelas 81 kg dengan total angkatan 359 kg (snatch 158 kg dan clean and jerk 201 kg). Tak hanya meraih emas, ia juga memecahkan tiga rekor dengan melampaui rekor snatch 157 kg, clean and jerk 200 kg, dan total angkatan 355 kg.
Setelah di SEA Games tidak turun di kelas andalannya, Rahmat mengaku akan kembali bermain di nomor 73 kg saat Olimpiade. Beragam persiapan pun akan dilakukan, termasuk melakukan diet ketat untuk menurunkan kembali berat badannya (Kompas, 16/5/2023).
Di samping itu, atlet 22 tahun tersebut juga bakal mengikuti sejumlah kejuaraan untuk kualifikasi Olimpiade. Terdapat dua kejuaraan yang wajib diikuti yaitu Kejuaraan Dunia di Riyad, Arab Saudi, pada September 2023 dan Kejuaraan Dunia di Phuket, Thailand, pada April 2024. Rahmat dan atlet lainnya juga harus mengikuti minimal tiga kejuaraan lain yang bisa dipilih dari beberapa kejuaraan yang tersedia.
Terdekat, Rahmat akan mengikuti IWF Grand Prix I 2023 di Havana, Kuba, pada 8-18 Juni 2023. Manajer Tim Angkat Besi Indonesia Pura Darmawan mengatakan, sebanyak 10 atlet, termasuk Rahmat, akan berangkat ke Kuba pada 5 Juni 2023. Dengan beragam kejuaraan tersedia, kata Pura, maka pihaknya membagi sedemikian rupa agar semua atlet sama-sama mengikuti minimal tiga kejuaraan.
Tanpa ada tuntutan atau target yang ditetapkan dari KOI maupun pemerintah, kami sendiri sudah memasang target untuk meraih emas di Olimpiade Paris 2023.
Terkait harapan dari KOI, Pura menambahkan, tim angkat besi juga memang berharap untuk menorehkan sejarah dengan menyumbang medali emas di olimpiade. Namun, sebelum sampai ke situ, tim angkat besi akan fokus pada upaya lolos kualifikasi. Semakin banyak atlet yang lolos kualifikasi, kata Pura, akan semakin terbuka peluang untuk membawa pulang medali.
Untuk lolos ke Olimpiade, atlet angkat besi harus berada pada sepuluh besar peringkat dunia. Per 23 Mei 2023, Rahmat beserta dua atlet Indonesia lain sudah bertengger di posisi sepuluh besar peringkat sementara. Selain Rahmat di nomor 73 kg, ada Eko Yuli (61 kg) dan Nurul Akmal (+81 kg).
“Setiap negara hanya boleh mengirimkan maksimal 3 putra dan 3 putri untuk masing-masing 5 kelas. Kami akan berupaya memaksimalkan kesempatan yang ada. Saat ini, kami ingin mengamankan dulu tempat di Olimpiade dengan meraih hasil terbaik di ajang-ajang kualifikasi. Kalau sudah aman di kelasnya, minimal masuk lima besar, baru bisa berhitung target. Namun, yang pasti, kami tentu sangat berharap bisa menyumbangkan emas,” ujar Pura saat dihubungi Sabtu (27/5/2023).
Hal serupa disampaikan pelatih tim panjat tebing Indonesia, Hendra Basir. Saat ini, anak-anak asuhnya pada nomor speed sedang fokus untuk mengejar peringkat tinggi pada klasemen Piala Dunia 2023. Tujuannya, agar mereka bisa mengikuti seri kualifikasi Olimpiade pada Maret-Juni 2024 yang mensyaratkan peserta harus masuk 20 besar dunia. Ajang itu menjadi prioritas utama tim panjat tebing Indonesia karena memperebutkan lima kuota ke Olimpiade Paris 2024.
Jalan ke Olimpiade
Selain melalui seri kualifikasi Olimpiade, terdapat dua jalan lain yang bisa ditempuh guna mengamankan tempat di Olimpiade Paris 2024. Cara lain ialah melalui Kejuaraan Dunia di Bern, Swiss, pada Agustus 2023 dan kualifikasi Kontinental yang akan digelar di Jakarta pada 9-12 November 2023 yang masing-masing menyediakan satu kuota untuk putra-putri.
Terdekat, tim panjat tebing Indonesia akan mengikuti seri Piala Dunia IFSC 2023 di Villars, Swiss, 30 Juni-2 Juli 2023 dan Piala Dunia IFSC 2023 di Chamonox, Prancis, 7 Juli-9 Juli 2023. Setelahnya, mereka akan turun di Kejuaraan Dunia di Bern.
“Tanpa ada tuntutan atau target yang ditetapkan dari KOI maupun pemerintah, kami sendiri sudah memasang target untuk meraih emas di Olimpiade Paris 2023. Kami melihat bahwa peluangnya terbuka dan kami bisa bersaing untuk itu. Saat ini, kami fokus untuk lolos ke sana. Strategi untuk bagaimana meloloskan atlet sudah kami rancang jauh-jauh hari. Mudah-mudahan, semua berjalan lancar,” kata Hendra.
Target tinggi yang dipasang oleh Hendra itu cukup beralasan mengingat nomor speed cukup menjadi andalan Indonesia. Atlet Indonesia, Veddriq Leonardo, bahkan kini bertengger di peringkat pertama klasemen Piala Dunia dengan raihan 2.545 poin. Selain Veddriq, terdapat lima atlet lainnya yang masuk ke 20 besar dunia. Pada sektor putri juga terdapat dua atlet Indonesia yang berada di peringkat 20 besar dengan Desak Made Rita Kusuma Dewi menempati posisi kedua dengan 2.300 poin.
Pada seri kedua Piala Dunia IFSC 2023 di Seoul, Korea Selatan, April lalu, Veddriq sukses memecahkan rekor dunia setelah membukukan waktu 4,93 detik pada babak semifinal. Sepanjang 2021-2022, Veddriq dan Kiromal kerap bergantian memecahkan rekor dunia hingga tujuh kali.
Adapun pada Olimpiade Paris 2024, sebanyak masing-masing 14 pemanjat putra dan putri akan berlaga di nomor speed. Maksimal empat kuota (dua putra dan putri) yang tersedia untuk setiap negara. Kuota dialokasikan untuk setiap atlet yang memenuhi syarat. Hendra menuturkan, pihaknya siap memaksimalkan kuota yang tersedia tersebut.
Olimpiade Paris 2024 menjadi debut nomor speed dipertandingkan secara terpisah. Sebelumnya, pada Olimpiade Tokyo 2020 yang merupakan edisi perdana panjat tebing dipertandingkan, nomor yang dilombakan adalah combined atau kombinasi antara lead,speed, dan boulder. Indonesia, yang dominan pada nomor speed, tidak berlaga di ajang multicabang tersebut setelah gagal lolos kualifikasi.