Veddriq Leonardo Merajai Seri Keempat Piala Dunia IFSC 2023
Setelah gagal meraih medali seri ketiga di Jakarta, pemanjat tebing Indonesia Veddriq Leonardo kembali berjaya dengan merebut emas seri keempat di Amerika Serikat. Itu emas keduanya dari tiga seri Piala Dunia musim ini.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
SALT LAKE CITY, SENIN — Setelah gagal meraih medali dalam seri ketiga Piala Dunia IFSC 2023 di Jakarta, Minggu (7/5/2023), pemanjat tebing Indonesia Veddriq Leonardo kembali berjaya dengan merebut emas nomor speed pada seri keempat di Salt Lake City, Senin (22/5/2023) WIB. Bahkan, pemegang rekor dunia speed dengan 4,90 detik itu dua kali mencatat waktu di bawah 5 detik pada seri tersebut.
Kunci kesuksesan Veddriq di seri Salt Lake City adalah terus fokus berlatih. Tantangan utama atlet Indonesia adalah bagaimana caranya menjaga konsistensi.
”Kunci kesuksesan Veddriq di seri Salt Lake City adalah terus fokus berlatih. Tantangan utama atlet Indonesia adalah bagaimana caranya menjaga konsistensi. Atlet-atlet kita sudah berada di level tertinggi. Dengan persaingan ketat, di mana atlet dari negara lain juga semakin berkembang, atlet kita harus terus dipacu berada di level terbaiknya,” ujar pelatih Indonesia, Hendra Basir, menjawab pertanyaan Kompas melalui Whatsapp, Senin.
Veddriq langsung tancap gas dengan menjadi yang terbaik dalam babak kualifikasi seri Salt Lake City. Pemanjat asal Pontianak, Kalimantan Barat itu mencatat waktu terbaik dengan 5,089 detik, jauh mengungguli rekannya, Rahmad Adi Mulyono di urutan kedua dengan 5,148 detik dan pemanjat tuan rumah, Samuel Watson di peringkat ketiga dengan 5,159 detik.
Memasuki putaran final, Veddriq seolah mengamuk. Catatan waktunya semakin tajam dari babak ke babak, mulai dari 5,14 detik di 16 besar, 5,04 detik di perempat final, 4,98 detik di semifinal, hingga 4,95 detik di final. Pada laga puncak, Veddriq menaklukkan pemanjat China, Peng Wu, yang membukukan waktu jauh di bawah, dengan 6,99 detik.
Capaian itu membuat Veddriq mengobati kekecewaannya gagal meraih medali di seri Jakarta. Dalam seri tersebut, pemanjat berusia 26 tahun itu berada di urutan kelima. Dia sempat berada di urutan kedua dengan 5,09 detik pada kualifikasi. Namun, memasuki putaran final, dia mengalami antiklimaks takluk dari Peng Wu pada perempat final. Saat itu, dirinya mencatat waktu 5,03 detik, sedangkan Peng Wu dengan 5,01 detik.
Emas seri Salt Lake City menjadi emas kedua Veddriq untuk Piala Dunia 2023. Veddriq merebut emas pertama musim ini di seri Seoul, Korea Selatan, 28 April lalu. Dalam seri itu, dia pun berhasil dua kali memecahkan rekor dunia, yakni dari 5,009 detik milik rekannya, Kiromal Katibin yang dicetak pada seri Piala Dunia 2022 di Chamonix, Perancis, 8 Juli 2022 menjadi 4,984 detik pada kualifikasi seri Seoul. Kemudian, Veddriq menajamkannya menjadi 4,90 detik di perempat final seri tersebut.
Kesuksesan Veddriq dilengkapi dengan grafik positif para pemanjat Indonesia lainnya. Kiromal mampu mempertahankan medali perunggu yang diraihnya dalam seri Jakarta. Bahkan, performa atlet asal Batang, Jawa Tengah, itu jauh meningkat. Kalau di seri Jakarta, Kiromal merebut perunggu dengan waktu 6,34 detik. Kali ini, di seri Salt Lake City, dia merengkuh perunggu dengan 4,98 detik.
Sama dengan Veddriq, Kiromal juga dua kali mencatat waktu di bawah 5 detik yang menjadi momen perdananya membukukan waktu prestisius itu dalam laga resmi. Kiromal sempat membukukan waktu 4,97 detik pada perempat final seri Salt Lake City sebelum mengemas waktu 4,98 detik di perebutan perunggu.
Sayangnya, Rahmad yang berjaya dalam kualifikasi mengalami kesalahan start (false start) pada 16 besar sehingga tereliminasi sebagai urutan kesembilan. Hal yang sama terjadi kepada Aspar Jaelolo yang berada di urutan keenam kualifikasi justru mengalami false start di 16 besar. Aspar tereliminasi sebagai peringkat ke-11.
Alfian Muhammad Fajri yang berada di urutan ke-14 kualifikasi pun langsung kalah di 16 besar sehingga tetap berada di urutan tersebut. Satu-satunya wakil Indonesia yang gagal ke putaran final adalah Zainal Aripin yang berada di peringkat ke-33 dengan 5,815 detik dalam kualifikasi.
Salt Lake City seolah berjodoh dengan Indonesia. Selain tim putra yang selalu berjaya dalam dua seri sebelumnya di sana, tim putri juga mengukir prestasi cukup luar biasa di Salt Lake City kali ini. Sehari sebelum perlombaan kelompok putra, Desak Made Rita Kusuma Dewi meraih perak dengan 6,82 detik. Pemanjat asal Buleleng, Bali itu mempertahankan perak yang direbutnya pada seri Jakarta.
Dua pemanjat putri lainnya pun tidak mengecewakan, yaitu Rajiah Sallsabillah berada di urutan keempat dan Nurul Iqamah di peringkat ketujuh seri Salt Lake City. ”Ini hasil positif yang sangat mengesankan. Progres atlet sangat luar biasa, mereka selalu menampilkan kemajuan dalam setiap penampilan. Saya berharap mereka bisa konsisten untuk mewujudkan target lolos ke Olimpiade Paris 2024,” ujar Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid dalam siaran pers, Senin.
Prestasi memuaskan
Secara keseluruhan, prestasi tim putra sejauh ini cukup memuaskan. Dengan perolehan dua emas, Veddriq kokoh di puncak klasemen sementara Piala Dunia 2023 dengan 2.545 poin. Dia bersaing ketat dengan Peng Wu yang membuntuti di urutan kedua dengan 1.910 poin. Adapun modal dua perunggu membawa Kiromal berada di peringkat keenam dengan 1.417 poin.
Tiga pemanjat lainnya turut menempatkan diri di 10 besar klasemen sementara, yakni Rahmad di urutan kedelapan dengan 1.110 poin, Aspar di peringkat kesembilan dengan 1.020 poin, dan Raharjati Nursamsa di tempat ke-10 dengan 1.000 poin. Raharjati adalah juara seri Jakarta dengan 5,11 detik. Akan tetapi, karena belum resmi menjadi anggota pelatnas dan keterbatasan waktu untuk mengurus visa, dia belum bisa ikut seri Salt Lake City.
Sebaliknya, performa mengesankan Desak mengantarnya berada di urutan kedua klasemen sementara dengan 2.300 poin. Tim putri pun menempatkan dua wakilnya di 10 besar, yaitu Rajiah di urutan keenam dengan 1.520 poin dan Nurul di peringkat ke-10 dengan 1.020 poin.
Hendra mengatakan, fokus utama para pemanjat Indonesia adalah mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya sepanjang musim ini. Tujuannya, agar mereka mendapatkan peluang lebih besar untuk berpartisipasi dalam kualifikasi ketiga atau terakhir Olimpiade 2024 yang berlangsung di Paris, Perancis sebelum jadwal penyelenggaraan pesta olahraga dunia tersebut.
Untuk mengikuti kualifikasi ketiga, pemanjat harus masuk 24 besar dunia di setiap kelompok yang ditentukan oleh klasemen akhir Piala Dunia musim ini. Kualifikasi ketiga menjadi prioritas utama FPTI karena menyediakan lima kuota untuk atlet putra maupun putri, sedangkan kualifikasi pertama di Bern, Swiss, 1-12 Agustus dan kualifikasi kedua di Jakarta, 9-12 November, masing-masing hanya menyediakan satu kuota untuk putra-putri.
Maka itu, Hendra puas dengan capaian Veddriq dan kawan-kawan dalam tiga seri nomor speed dari empat seri Piala Dunia 2023 sejauh ini. ”Goal kami tetap kejar poin dan semuanya dapat (selalu dapat dari tiga seri speed terakhir),” pungkas Hendra.