Manchester City menghiasi perayaan juara Liga Inggris dengan cara yang elegan. “The Citizens” tetap bisa menaklukkan Chelsea kendati tampil dengan mayoritas pemain muda
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
MANCHESTER, MINGGU – Gol semata wayang Julian Alvarez ke gawang Chelsea sudah cukup untuk menunjukkan kebesaran Manchester City pada laga yang sekaligus menjadi perayaan gelar juara Liga Inggris. Chelsea tidak berkutik meski City tampil dengan mayoritas pemain lapis kedua. Walakin, perayaan gelar juara ini hanyalah langkah awal dari upaya City meraih tiga gelar hingga pengujung musim.
Para pendukung City seketika tumpah ruah ke atas lapangan Stadion Etihad begitu wasit meniup tanda selesainya pertandingan. Mereka larut dalam kegembiraan perayaan gelar juara Liga Inggris kelima dalam enam tahun terakhir.
City sudah bisa memastikan gelar juara seiring kekalahan tim peringkat kedua, Arsenal, 0-1, dari Nottingham Forest. Arsenal yang mengumpulkan 81 poin dan menyisakan satu pertandingan lagi sudah tidak mungkin mengejar perolehan 88 poin City. Oleh karena itu, para pemain Chelsea keluar dari ruang ganti terlebih dulu untuk menyambut para pemain City dengan guard of honour saat mereka memasuki lapangan.
Manajer City, Josep “Pep” Guardiola, menggunakan pertandingan yang sekaligus menjadi perayaan gelar juara Liga Inggris sebagai panggung untuk menunjukkan kebesaran timnya. Ia membuat sembilan perubahan susunan pemain mula dari saat menaklukkan raksasa Eropa, Real Madrid, di semifinal Liga Champions Eropa. Pep memilih memainkan pemain-pemain lapis kedua seperti Cole Palmer, Rico Lewis, Sergio Gomez, dan Stefan Ortega sejak menit awal.
Walau didominasi pemain lapis kedua, City tidak kehilangan kendali atas permainan. Mereka tetap mampu tampil menekan dan mencetak gol pada menit ke-12 melalui sepakan Alvarez dari dalam kotak penalti yang memanfaatkan operan dari Palmer. Sepanjang laga, daya juang para pemain City dipompa para pendukungnya yang meneriakkan kata “juara!”.
Chelsea yang menurunkan kekuatan terbaiknya seperti tidak berdaya meladeni permainan atraktif skuad muda City. Statistik laga menyebutkan, City melepaskan 286 kali operan di area permainan Chelsea. Sedangkan, Chelsea hanya 109 operan.
Hingga akhir laga, skor 1-0 untuk keunggulan City tidak berubah. Kemenangan ini membuat City sukses tidak terkalahkan dalam 24 laga secara beruntun di semua kompetisi. Bagi Chelsea, kekalahan itu menegaskan, mereka akan mengakhiri kampanye musim yang menyedihkan di paruh bawah klasemen.
Chelsea pun mencatatkan pencapaian buruk dengan meraih total poin terendah, yaitu 43 poin, sepanjang keikutsertaan di Liga Inggris. Kurangnya ketajaman di depan gawang menunjukkan mengapa “Si Biru” kesulitan di bawah tiga manajer berbeda musim ini.
Untuk dianggap sebagai salah satu tim terhebat, kami harus menjuarai Eropa, menjuarai Liga Champions.
“City telah menetapkan tolok ukur yang membedakan mereka dengan tim lain. Saya pikir mereka luar biasa. Itu sebabnya mereka berpeluang meraih tiga gelar musim ini,” kata manajer Chelsea, Frank Lampard, seusai laga, Senin (22/5/2023) dini hari WIB.
Setelah memastikan gelar Liga Inggris, City hanya membutuhkan dua kemenangan penting lagi untuk mencatatkan sejarah meraih tiga gelar dalam satu musim. Mereka harus melewati adangan Manchester United pada final Piala FA dan mengalahkan Inter Milan di pertandingan puncak Liga Champions. Bila berhasil meraih tiga gelar dalam satu musim, City akan menyamai pencapaian rival sekota, MU, yang pernah melakukannya pada 1999.
Tertuju ke Eropa
Walau sukses memenangkan Liga Inggris tiga musim beruntun, pesta juara City kali ini akan terasa hambar bila gagal memenangkan Liga Champions. Hanya gelar Liga Champions yang belum pernah dirasakan City semenjak menjadi klub kaya raya karena dibeli oleh oleh Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan dari Abu Dhabi pada 2008. Maka dari itu, fokus City saat ini segera tertuju ke Eropa.
Guardiola turut menegaskan, timnya perlu memenangkan kepingan terakhir yang belum pernah mereka raih agar mendapat pengakuan sebagai tim terhebat. Guardiola berharap pesta perayaan gelar Liga Inggris hanyalah awal dari perayaan kesuksesan di akhir musim.
“Untuk dianggap sebagai salah satu tim terhebat, kami harus menjuarai Eropa, menjuarai Liga Champions,” kata Guardiola.
Kapten City, Ilkay Gundogan, mengatakan, City punya kekuatan untuk mencapai tujuan tersebut karena memiliki skuad yang penuh dengan talenta. Memenangkan Liga Inggris, yang merupakan kompetisi paling ketat di dunia, tiga kali beruntun sudah menegaskan betapa dalam kekuatan City. Hal itu menjadi modal yang sangat berharga untuk mengangkat kepercayaan diri para pemain jelang bertemu Inter di final.
“Kualitas dan konsistensi itu membantu merangkum apa yang diperjuangkan Manchester City dan memastikan klub akan terus berjuang untuk sukses di masa depan,” kata Gundogan. (AFP/REUTERS)