Selama ini obyek-obyek wisata di Kamboja belum begitu terdengar di kalangan pelancong Indonesia. Selain Angkor Wat yang sudah terkenal, kota Phnom Penh juga menyajikan keindahan yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Oleh
I Gusti AB Angga Putra dari Phnom Penh, Kamboja
·4 menit baca
Destinasi wisata di Kamboja memang belum sepopuler Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Akan tetapi, Kamboja menyimpan daya tarik wisata yang tidak kalah menarik, termasuk di ibu kota Phnom Penh.
Berbicara mengenai Kamboja, apa yang terbayang di pikiran hampir pasti selalu mengarah pada obyek wisata candi Angkor Wat di Provinsi Siem Reap yang terkenal itu. Angkor Wat, yang dibangun di era Raja Suryawarman II (1113-1150), awalnya didekasikan sebagai candi Hindu. Namun, berubah menjadi candi Buddha pada akhir abad ke-12.
Angkor Wat menyimpan keajaiban arsitektur dengan lima candi menjulang yang dianggap mewakili Gunung Meru, rumah para dewa dalam kepercayaan Hindu dan Buddha. Dari kejauhan, lima candi di Angkor Wat tampak dikelilingi dinding dan parit berair. Dinding dan parit itu melambangkan pegunungan dan laut di sekitar Gunung Meru.
Kemegahan Angkor Wat makin memikat di sore hari. Di saat sinar matahari jingga yang hendak kembali ke peraduannya menyorot Angkor Wat dari sisi belakang. Kombinasi warna jingga dari matahari sore dengan siluet Angkor Wat memunculkan keindahan yang tiada tara.
Selain Angkor Wat di Siem Reap, obyek-obyek wisata menarik juga tersebar pada sejumlah titik di Phnom Penh, seperti Wat Phnom yang merupakan sebuah kuil Buddha yang terletak di sebuah bukit kecil di tengah kota. Tidak seperti Angkor Wat di Siem Reap yang butuh lima hingga enam jam perjalanan darat ke utara Kamboja, Phnom Penh relatif lebih mudah dicapai dari Indonesia.
Apalagi saat ini AirAsia sudah menyediakan penerbangan langsung dari Jakarta ke Phnom Penh sejak 19 April 2023. Frekuensi penerbangan sebanyak empat kali dalam sepekan dengan tiket bisa dibeli di aplikasi atau laman resmi AirAsia, yaitu AirAsia.com.
Sebagaimana Angkor Wat, Wat Phnom juga memiliki keindahan desain arsitektur yang tidak kalah cantik. Di kuil ini terdapat patung Buddha raksasa yang terbuat dari perunggu. Di tengah teriknya kota Phnom Penh, Wat Phnom menjadi pelindung dari udara panas karena dikelilingi hutan kota yang asri.
Salah seorang pemandu wisata di Wat Phnom, Chanmony (37), menjelaskan, Wat Phnom dibangun pada 1372 oleh seorang janda kaya bernama Daun Penh. Ia tinggal di sebuah desa dekat Sungai Mekong. Suatu hari, Penh menemukan pohon lokal yang disebut pohon koki tumbang yang mengapung di atas sungai. Di dalam pohon, dia menemukan empat patung Buddha dari perunggu.
Kagum dengan patung temuan itu, Penh bersama tetangganya lantas membangun sebuah kuil di sebidang tanah yang lebih menyerupai bukit kecil tidak jauh dari Sungai Mekong. Ratusan tahun kemudian, penduduk setempat menyebut bukit kecil itu sebagai Phnom Penh atau Bukit Penh untuk menghormati janda kaya yang telah membangun kuil tersebut.
Kisah berdirinya kuil ini tidak bisa dilepaskan dari asal mula nama kota Phnom Penh. Sekarang banyak wisatawan dari luar dan dalam negeri mengunjungi kuil ini. Wisatawan lokal biasanya datang untuk bersembahyang dan memohon keberuntungan.
”Kisah berdirinya kuil ini tidak bisa dilepaskan dari asal mula nama kota Phnom Penh. Sekarang banyak wisatawan dari luar dan dalam negeri mengunjungi kuil ini. Wisatawan lokal biasanya datang untuk bersembahyang dan memohon keberuntungan,” kata Chanmony. Walau kebanyakan yang berdoa di kuil merupakan warga lokal, beberapa turis asing juga terlihat tertarik mencoba sembahyang memohon keberuntungan.
Obyek wisata lain yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi di Phnom Penh adalah Istana Kerajaan Kamboja yang berlokasi di dekat Sungai Mekong. Dari jalan raya di siang hari, Istana Kerajaan Kamboja terlihat mengilap seolah dilapisi emas karena dinding dan bagian atap istana dicat dengan dominasi warna kuning keemasan.
Pada halaman depan istana ada semacam taman luas tempat warga Phnom Penh menghabiskan waktu di sore hari. Banyak burung merpati berjalan di tanah. Beberapa pengunjung berinisiatif memberikan burung-burung itu makanan berupa roti atau jagung.
Istana Kerajaan Kamboja terdiri atas beberapa bangunan. Satu yang terbesar adalah The Throne Hall (Gedung Singgasana) yang lebih seperti vila pribadi Raja Norodom. Selain The Throne Hall, ada beberapa bangunan penunjang di dalam istana. Di bagian dalam halaman istana juga terdapat bangunan yang bernama Wat Preah Keo atau pagoda perak yang dibangun pada 1892.
Hal yang tidak kalah penting untuk dilakukan di Phnom Penh adalah berbelanja. Di dalam kota, banyak sekali tempat wisata belanja, seperti Central Market dan Night Market. Night Market menawarkan wisata belanja yang cukup memukau karena lokasinya yang berdekatan dengan Istana Kerajaan Kamboja dan Sungai Mekong.
Pasar ini buka sore hingga larut malam. Kebanyakan pedagang di sana menjual pakaian dan beberapa membuka tenda makanan. Pasar ini adalah lokasi yang tepat jika hendak mencari oleh-oleh khas Kamboja seperti kaus atau kain krama.
”Pasar ini jadi populer karena letaknya yang strategis di tengah kota Phnom Penh dan dekat dengan tempat-tempat wisata dan hiburan di sepanjang Sungai Mekong. Hanya ini satu-satunya pasar malam di Phnom Penh. Harganya di sini bisa ditawar,” kata Soun Ponlork (51), salah seorang pedagang oleh-oleh pakaian khas Kamboja di Night Market.
Bukan hanya warga lokal, Night Market turut dipadati oleh turis-turis dari Eropa dan Amerika. Lelah berbelanja di Night Market, pengunjung bisa menyeberang jalan dan menikmati keindahan Sungai Mekong sembari menyeruput es kelapa. Keindahan Phnom Penh sebagai ibu kota Kamboja dan destinasi wisata di dalamnya hampir pasti bisa membuat hati tertambat di kota ini.