Sempat Terdepak dari Pelatnas, Siman Membalas dengan Raihan Emas
Lewat raihan emas, Siman kembali membuktikan diri masih menjadi duta terbaik ”Merah Putih” dari cabang akuatik. Siman membalas dendam dengan elegan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA dari Phnom Penh, Kamboja
·3 menit baca
PNOM PENH, KOMPAS — Perenang veteran Indonesia, I Gede Siman Sudartawa (28), kembali merajai nomor 50 meter punggung di SEA Games Kamboja 2023. Medali emas itu adalah wujud terindah pembalasan dendam baginya setelah terdepak dari pemusatan latihan nasional dan kegagalan di SEA Games Vietnam, tahun lalu.
Siman tidak tertandingi dalam babak final di Aquatic Center Kompleks Olahraga Morodok Techo, Minggu (7/5/2023) malam. Memulai lomba di lintasan 3, atlet asal Bali itu finis tercepat dengan catatan waktu 25,16 detik, mengalahkan Jerard Jacinto (Filipina/ 25,56 detik) dan peraih emas tahun lalu Zheng Wen Quah (Singapura/ 25,61 detik).
Kejayaan Siman sama sekali tidak diperkirakan sebelum final. Pada babak kualifikasi, dia hanya mencatatkan waktu 26,1 detik, lebih lambat dari Zheng dan Jerard. Hal itu yang membuatnya memulai lomba dari lintasan 3. Namun, di final, dia berenang dengan sempurna, tidak membuat kesalahan teknis jelang finis seperti di Vietnam.
Hasilnya, Siman sukses meraih kembali emas pada nomor sama yang sempat absen pada 2019. Dia begitu gembira setelah finis, dan melihat papan waktu. Dia menunjukkan otot bisepnya ke arah tribune sambil berteriak sekeras mungkin. Kemenangan itu tampak sangat berarti baginya.
Perjalanannya cukup panjang. Mulai dari dikeluarin dari pelatnas. Terus latihan cuman 2 bulan, bisa mempersembahkan emas. Pembuktianlah. Emas ini untuk orangtua dan pelatih.
”Perjalanannya cukup panjang. Mulai dari dikeluarin dari pelatnas. Terus latihan cuman 2 bulan, bisa mempersembahkan emas. Pembuktianlah. Emas ini untuk orangtua dan pelatih,” kata Siman dengan suara bergetar, yang sempat terhenti berkali-kali sambil menghela napas panjang.
Tidak biasanya peraih emas sejak SEA Games Jakarta 2011 itu melankolis. Dia dikenal dengan pembawaan yang selalu ceria. Namun, emas kali ini terasa berbeda karena perjuangan yang dilewatinya. Semua bermula dari pengalaman terdepak dari pelatnas pada Oktober lalu.
Siman termasuk dalam 9 atlet senior yang dicoret oleh Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI). Padahal, dia masih belum tertandingi pada nomor 50 meter punggung. Namun, dia terpaksa merelakan posisinya karena program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang fokus pada pembinaan kepada atlet-atlet muda.
Mirisnya, Siman dijanjikan bisa kembali ke pelatnas jika bisa membuktikan diri di seleksi nasional, Februari lalu. Terbukti, dia ternyata masih menjadi yang terbaik dan berhasil menembus waktu limit A. Hanya tiga perenang yang berhasil menembus limit A, semuanya merupakan para perenang yang terbuang.
Siman pun kembali ke pelatnas selama dua bulan terakhir. Dia langsung ditargetkan meraih emas. Padahal, selama ini, dia berlatih di klub dengan bantuan pelatih Albert Susanto yang juga terdepak dari pelatnas. Siman berjuang di luar pelatnas dengan dana pribadi, dari makanan, suplemen, hingga fisioterapi.
Siman mengatakan, waktu dua bulan sangat tidak cukup untuk persiapan ajang sebesar SEA Games. ”Minimal itu 3 bulan. Seperti saat SEA Games Kuala Lumpur 2019, saya sempat dikirim 3 bulan berlatih di Amerika Serikat. Sebagai catatan, sebelum ke AS juga sudah berlatih di pelatnas,” lanjutnya yang hanya fokus di nomor 50 meter punggung saat ini.
Menariknya, Siman berhasil mencatatkan waktu sangat impresif dengan persiapan yang tidak didukung penuh. Catatan itu merupakan yang terbaik dalam 4 tahun terakhir. Hampir menyamai rekor SEA Games yang diciptakannya di Kuala Lumpur, pada 2019, dengan waktu 25,12 detik.
Sepekan lalu, sebelum berangkat ke Kamboja, Siman sempat berkata akan menjadikan kekecewaannya sebagai bahan bakar di dalam kolam. Ucapannya bukan omong kosong dan benar-benar terbukti di Kamboja. Adapun di Vietnam dia hanya meraih perunggu dengan catatan 25,88 detik pada babak final.
Di sisi lain, perenang remaja, Masniari Wolf, juga berhasil mempertahankan emas dari nomor 50 meter punggung putri. Dia finis dengan catatan waktu 28,89 detik. Atlet yang tinggal dan berlatih di Jerman itu memperbaiki catatan di Vietnam, 29,21 detik. (KEL)