Desak Made Rita Kusuma Dewi Beri Asa Medali di Piala Dunia Jakarta
Pemanjat putri Desak Made Rita Kusuma Dewi tampil memukau dalam kualifikasi seri Piala Dunia 2023 di Jakarta. Dia berada di urutan kedua dan berhak ke putaran final. Di final, dirinya diharapkan menyumbangkan medali.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemanjat putri Indonesia Desak Made Rita Kusuma Dewi mencapai urutan kedua dengan catatan waktu terbaik 6,655 detik dalam babak kualifikasi seri ketiga Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2023 di Jakarta, Sabtu (6/5/2023). Desak pun diharapkan bisa menyumbangkan medali pada putaran final seri yang hanya memperlombakan nomor speed tersebut, Minggu (7/5/2023).
”Untuk putaran final, saya akan berusaha lebih mengontrol diri, lebih tenang agar mendapatkan hasil lebih baik (dibandingkan perunggu yang diraih dalam seri kedua di Seoul, Korea Selatan, Jumat, 28 April 2023). Yang jelas, tahun ini, tingkat persaingan semakin luar biasa. Catatan waktu semua pesaing semakin tajam. Makanya, kami harus berusaha lebih keras untuk lolos ke Olimpiade (Paris 2024),” terang Desak.
Dari 10 pemanjat putri yang diturunkan pada kualifikasi seri Jakarta kali ini, Indonesia sukses meloloskan empat pemanjat ke putaran final. Selain Desak, ada Rajiah Sallsabillah di urutan keenam dari 45 peserta yang bisa start dengan waktu terbaik 6,929 detik, Nurul Iqamah di peringkat kesembilan dengan 7,053 detik, dan Narda Mutia Amanda di tempat ke-11 dengan 7,308 detik.
Keempat pemanjat itu mencatat waktu terbaik dalam kualifikasi pertama. Pada kualifikasi kedua, mereka gagal mengoptimalkan kesempatan untuk melampaui catatan sebelumnya. Desak misalnya, dia terpeleset antara poin besar ke-10 dan ke-12 sehingga harus puas dengan waktu 7,246 detik di kualifikasi kedua.
Terlepas dari itu, Desak, Rajiah, dan Nurul memang andalan Indonesia di sejumlah seri Piala Dunia selama ini. Desak, misalnya, pemanjat asal Buleleng, Bali, itu meraih perunggu dengan 6,60 detik dalam seri kedua di Seoul, Korea Selatan, Jumat (28/4/2-23). Adapun Narda mengejutkan.
Khusus untuk Desak, dia menjadi tumpuan Indonesia untuk meneruskan prestasi dari seri kedua kemarin. Itu lebih dari cukup karena tim putri gagal mempersembahkan medali dalam seri Jakarta musim lalu, 24 September 2022. ”Walau persaingan sengit, saya akan tetap berusaha mengejar prestasi lebih baik di sini,” ujar atlet berusia 22 tahun tersebut.
Pemanjat yang berhak lolos ke putaran final adalah pemanjat yang berada di 16 besar kualifikasi. Pemanjat asal Polandia Aleksandra Miroslaw menjadi yang terbaik dengan waktu 6,368 detik pada kualifikasi tersebut. Miroslaw baru saja mempertajam rekor dunia putri atas namanya sendiri menjadi 6,25 detik dalam seri kedua kemarin, seusai dirinya enam kali berturut-turut memecahkan rekor dunia sejak dari Olimpiade Tokyo 2020, 6 Agustus 2021.
Sebaliknya, enam pemanjat putri Indonesia lainnya belum bisa berbuat banyak. Alivany Ver Khadijah yang cukup menonjol musim lalu harus puas berada di urutan ke-21 dengan catatan waktu terbaik 7,626 detik. Berikutnya, Berthdigna Devi Surya Kusuma di urutan ke-23 dengan 7,752 detik, Nurma Anjani di peringkat ke-24 dengan 7,759 detik, Susan Nurhidayah di tempat ke-35 dengan 8,685 detik, Puja Lestari ke-43 dengan 10,56 detik, dan Eka Dian Krismawati didiskualifikasi karena mencuri start.
Enam pemanjat itu tampak masih minim pengalaman sehingga ada gestur tubuh yang tidak lepas dalam menjalani perlombaan. Contohnya Eka yang menjadi satu-satunya pemanjat yang didiskualifikasi. Dia terlalu terburu-buru untuk melakukan kualifikasi pertama sehingga mendahului start. Padahal, ada dua kesempatan yang bisa dimanfaatkannya.
”Tim putri sudah melebihi target yang sebelumnya hanya diharapkan meloloskan tiga atlet ke putaran final. Desak, Rajiah, dan Nurul adalah andalan kami untuk bisa merebut poin sebanyak-banyak di Piala Dunia musim ini guna membuka jalan meloloskan atlet putri ke Olimpiade,” ungkap pelatih Indonesia Hendra Basir.