"Bius" Olimpiade Bawa Kiromal Katibin Tembus Final Piala Dunia Jakarta
Mimpi lolos ke Olimpiade 2024 menjadi "obat bius" yang menghilangkan rasa sakit cedera siku kiri pemanjat Kiromal Katibin. Dia pun menjadi yang terbaik dalam kualifikasi seri ketiga Piala Dunia 2023 di Jakarta.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Mimpi lolos ke Olimpiade Paris 2024 menjadi bius yang menghilangkan rasa sakit cedera siku kiri yang mendera pemanjat tebing Indonesia, Kiromal Katibin, dalam babak kualifikasi seri ketiga Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2023 di Jakarta, Sabtu (6/5/2023). Kiromal pun menjadi yang terbaik dengan catatan waktu 5,038 detik dan berhak melaju ke putaran final seri yang hanya melombakan nomor speed ini, Minggu (7/5/2023).
Saya baru kali ini berlomba dengan cedera. Tetapi, semangat untuk lolos ke Olimpiade jauh lebih besar dibandingkan rasa sakit ini. Apalagi Olimpiade tinggal setahun lagi.
”Saya baru kali ini berlomba dengan cedera. Tetapi, semangat untuk lolos ke Olimpiade jauh lebih besar dibandingkan rasa sakit ini. Apalagi Olimpiade tinggal setahun lagi. Makanya, saya coba tidak memikirkan rasa sakit demi tampil habis-habisan di sini. Lagi pula, kita tuan rumah sehingga harus memberikan prestasi terbaik untuk masyarakat yang mendukung langsung ke sini,” ujar Kiromal.
Cedera siku itu dirasakan Kiromal sejak mengikuti seri kedua di Seoul, Korea Selatan, Jumat (28/4/2023). Akibatnya, atlet asal Batang, Jawa Tengah itu harus puas berada di urutan ke-32 dengan waktu terbaik 5,71 detik. Itu jauh di bawah performa terbaiknya yang sempat memegang rekor dunia dengan 5,009 detik yang dicetak pada seri Piala Dunia 2022 di Chamonix, Perancis, 8 Juli 2022.
Bahkan, dalam kualifikasi seri Jakarta kali ini, Kiromal tampil dengan siku kiri dibalut plester biru yang biasa digunakan atlet untuk meredakan sakit. Kiromal pun tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dia mencatat waktu 5,119 detik pada kualifikasi pertama dan menajamkannya menjadi 5,038 detik pada kualifikasi kedua.
Aksinya mendapatkan apresiasi luar biasa dari para penonton yang memadati panggung di depan dinding panjat. ”Hasil ini menambah motivasi saya untuk tampil lebih baik di putaran final. Saya akan berusaha naik podium lagi (meraih medali),” tegas atlet berusia 22 tahun tersebut.
Performa Kiromal adalah puncak dominasi tim putra Indonesia dalam kualifikasi. Secara keseluruhan, tim Merah-Putih meloloskan enam pemanjat ke putaran final. Selain Kiromal, Veddriq Leonardo yang baru memecahkan rekor dunia dengan 4,90 detik pada seri kedua, 28 April, berada di urutan kedua dengan waktu terbaik 5,09 detik.
Veddriq mencatatkan waktu terbaik itu dalam kualifikasi pertama. Peraih emas seri kedua itu gagal memperbaiki waktunya pada kualifikasi kedua karena terpeleset dua kali, yakni di poin besar ketiga dan ke-20 atau sebelum tombol finis sehingga harus puas dengan waktu 9,139 detik.
”Saya terpeleset di kualifikasi kedua karena ingin ngebut, ingin mengejar waktu yang lebih baik. Sayangnya, saya selip di awal-awal yang sangat memengaruhi pegangan saya untuk gerakan berikutnya. Susah mengejar kalau sudah tertinggal. Untuk putaran final, saya berusaha menghindari kesalahan seminimal mungkin agar mencatat waktu lebih maksimal. Intinya, saya fokus meraih poin sebanyak-banyaknya di Piala Dunia musim ini agar bisa membantu lolos ke Olimpiade,” ujar Veddriq.
Kemudian, Rahmad Adi Mulyono di urutan keempat dengan waktu terbaik 5,145 detik, Nursamsa Raharjati keenam dengan 5,18 detik, Zainal Aripin kesembilan dengan 5,243 detik, dan juara bertahan seri Jakarta Aspar Jaelolo ke-15 dengan 5,335 detik. Adapun pemanjat yang berhak ke putaran final adalah yang berada di 16 besar kualifikasi.
Sementara itu, enam pemanjat Indonesia lainnya belum bisa berbuat banyak. Muhammad Hinayah di urutan ke-17 dengan waktu terbaik 5,377 detik, Tri Syahria Aditya ke-18 dengan 5,396 detik, Aswin Kristanto Raamaski ke-24 dengan 5,514 detik, Muhammad Fajri Alfian ke-28 dengan 5,558 detik, Sabri ke-38 dengan 5,734 detik, dan Pangeran Septo Wibowo Siburian ke-49 dengan 5,951 detik. Total, ada 72 pemanjat yang mengikuti kualifikasi.
”Sebenarnya, kami berharap bisa meloloskan pemanjat lebih banyak ke putaran final. Hanya saja, tingkat persaingannya semakin ketat. Di Seoul kemarin, atlet yang memanjat 5,4 detik masih bisa menembus 16 besar. Kali ini, rentang waktu para atlet yang masuk 16 besar di kisaran 5,3 detik hingga 5 detik,” pungkas pelatih Indonesia Hendra Basir.