Sihir Odegaard Akhiri Periode Buruk Arsenal
Dua gol dari Martin Odegaard mengembalikan Arsenal ke puncak klasemen setidaknya selama 24 jam. Chelsea semakin sulit keluar dari masa kelam dan dipastikan tidak tampil di kompetisi Eropa musim depan.
LONDON, RABU – Martin Odegaard, yang dilabeli sebagai pemain terpenting Arsenal selama musim ini, mengeluarkan mantra sihirnya di momen yang tepat. Playmaker sekaligus kapten ”Si Meriam” itu mencetak brace atau dua gol yang membantu Arsenal menumbangkan rival sekota, Chelsea, sekaligus menutup periode buruk yang tercipta pada April.
Setelah hanya meraup tujuh poin dari 15 poin yang tersedia pada lima pertandingan bulan lalu, Arsenal dicoret dari predikat tim paling favorit untuk memenangi titel Liga Inggris edisi 2022-2023. Meskipun telah duduk di peringkat pertama selama 247 hari di musim ini, anak asuhan Mikel Arteta kehilangan kendali persaingan juara akibat hasil buruk itu.
Baca juga : Si ”Gajah” Arsenal Mengejar Berkah dari Kejatuhan
Sebaliknya, sang pesaing, Manchester City, tak pernah kehilangan poin dalam delapan laga beruntun di liga. Puncaknya, ketika mengalahkan Arsenal, 4-1, Kamis (27/4/2023) lalu dan menumbangkan Fulham, 2-1, akhir pekan lalu. City akhirnya kembali duduk di puncak klasemen sejak pekan ke-15.
Tak ingin membiarkan ”The Citizens” nyaman di pucuk, Arsenal kembali merebut peringkat pertama berkat keunggulan 3-1 atas Chelsea, Rabu (3/5/2023) dini hari WIB, di Stadion Emirates. Hasil positif itu menegaskan Si Meriam sebagai pemuncak klasemen Liga Inggris di pekan ke-34.
Arsenal pun kembali meraup kemenangan setelah terakhir kali mengalami itu ketika melibas Leeds United, 4-1, 1 April lalu. Itu membantu Arsenal untuk merasakan peringkat pertama setidaknya selama 24 jam atau sebelum City menjalani laga tunda pekan ke-28 melawan West Ham United di Stadion Etihad, Kamis (4/5/2023) dini hari WIB.
Si Meriam telah menjalani 34 laga duduk di peringkat pertama dengan 78 poin. City di peringkat kedua mengemas 76 poin dari 32 pertandingan.
Baca juga:Juara Liga Inggris 2023, Pupusnya Harapan Arsenal di Tangan Manchester City
Odegaard menjadi pemain yang mampu melepaskan beban psikologis skuad Arsenal seusai alami paceklik kemenangan di empat laga terakhir. Sihir Odegaard telah merekah ketika laga baru berjalan 18 menit.
Berkat kemampuannya membaca permainan, Odegaard menempatkan dirinya tanpa kawalan di garis terluar kotak penalti Chelsea untuk berdiri di belakang gelandang Chelsea, Mateo Kovacic. Penempatan posisi Odegaard itu dimanfaatkan dengan baik oleh Granit Xhaka yang memberikan operan dengan bola menyusur tanah.
Tendangan keras kaki kiri Odegaard masuk ke dalam gawang setelah sempat membentur mistar gawang. Unggul satu gol itu membuat skuad Arsenal kian menikmati superioritas mereka atas Chelsea yang datang dengan catatan lima kekalahan beruntun bersama Manajer interim Frank Lampard.
Kemudian, 13 menit berselang, kolaborasi Xhaka dengan Odegaard memberikan hukuman atas kelengahan lini pertahanan Chelsea. Dua pemain ”Si Biru” di sisi sayap kiri, yaitu Raheem Sterling dan Ben Chilwell, terkecoh dengan pergerakan tanpa bola Odegaard yang hanya butuh tiga detik menginjakkan kaki di kotak penalti Chelsea sebelum mencetak gol kedua di derbi London itu.
Baca juga: Peluang Juara Arsenal Diadang Teori Realitas Manchester City
Ia telah memiliki 14 gol di musim ini. Saya sangat senang dengannya atas kontribusnya terhadap tim dan kemampuan kepemimpinannya.
”Ia telah mencetak 14 gol di musim ini. Saya sangat senang dengannya atas kontribusnya terhadap tim dan kemampuan kepemimpinannya,” ujar Manajer Arsenal Mikel Arteta menilai performa sang playmaker kepada BBC.
Odegaard mengungkapkan, kekalahan dari City membuat kecewa semua pemain Arsenal. Ia menilai, pada laga melawan City, timnya gagal menunjukkan identitas permainan yang sesungguhnya.
”Kami menggunakan kemarahan dan kekecewaan (hasil City) itu untuk kembali meraih hasil penting di pertandingan ini. Kami percaya dan akan berjuang untuk titel liga hingga akhir,” kata Odegaard kepada Sky Sports.
Satu gol Arsenal lainnya dicetak oleh Gabriel Jesus pada menit ke-34. Adapun penyerang sayap Noni Madueke menyumbangkan gol hiburan bagi tim tamu di menit ke-65.
Baca juga : Arsenal vs Chelsea, Derby London di Kala Asa Tengah Putus
Tren hasil terburuk
Kekalahan dari Arsenal kian menenggelamkan Chelsea ke dalam situasi kelam. Mereka telah menjalani tujuh laga beruntun di liga tanpa kemenangan. Itu menjadi tren hasil tanpa kemenangan terpanjang Si Biru sejak 1993.
Lampard pun mencatatkan perjalanan awal terburuk sebagai juru taktik Chelsea. Ia menjadi manajer Chelsea pertama dalam sejarah klub yang menelan kekalahan di enam laga perdana.
Cesar Azpilicueta, bek sayap dan kapten Chelsea, tidak memungkiri dirinya mengalami masa terburuk sejak berseragam Si Biru. Azpilicueta menuturkan banyak hal yang harus dibenahi Chelsea untuk bisa keluar dari masa buruk di musim ini.
”Kami sebagai pemain memiliki tanggung jawab untuk membalikkan hasil-hasil buruk ini. Tentu, sulit bagi semua orang melalui momen ini. Kami pun harus melakukan banyak pembenahan di luar lapangan,” ucap Azpilicueta, yang sudah 11 musim membela Chelsea, kepada Sky Sports.
Baca juga:Siapa Juara Liga Inggris 2023, Arsenal atau Manchester City?
Pernyataan Azpilicueta itu terlihat jelas pada laga babak pertama di Emirates. Setelah Odegaard mencetak gol kedua, Thiago Silva dan Chilwell sempat mengalami cekcok. Silva mempertanyakan sikap bertahan Chilwell yang tidak bisa mengantisipasi dua kali pergerakan Odegaard.
Di luar rentetan kekalahan, sejumlah pemain Chelsea tetap tampil baik. Silva, misalnya, membalas performa buruk di babak pertama dengan mampu melakukan penyelamatan di garis gawang pada babak kedua. Lalu, Kepa Arrizabalaga mencatatkan enam penyelamatan yang membantu Chelsea tidak pulang dengan kondisi yang lebih memalukan.
Hasil di Emirates membuat Chelsea sudah dipastikan gagal merebut tiket ke kompetisi antarklub Eropa musim depan. Si Biru terbenam di peringkat ke-12. Mereka hanya berjarak sembilan poin dari zona degradasi.